“Kita terus-menerus membutuhkan belas kasih Allah dan wajib berdoa setiap hari, 'Dan ampunilah kesalahan kami' (Mat 6:12)” (St. Agustinus)
Antifon Pembuka (Mzm 144:1)
Allah Bapa kami yang Mahasempurna, manusia dan ciptaan lainnya Kau kehendaki disempurnakan oleh Ro-Mu yang telah Kaujanjikan. Semoga kami terbuka menerima daya hidup kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Wahyu (11:4-12)
Aku, Yohanes, mendengar suatu suara yang berkata, “Lihatlah kedua saksiku ini. Mereka itulah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam. Jika ada orang yang hendak menyakiti keduanya keluarlah api dari mulut mereka dan menghanguskan semua musuh mereka. Jika ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara demikian. Kedua saksi itu mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat. Dimilikinya pula kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali dikehendakinya. Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksiannya, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka. Mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan. Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku, bahasa dan kaum melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak akan memperbolehkan mayat itu dikubur. Dan para penduduk bumi akan bergembira dan bersukacita atas kedua saksi itu. Mereka akan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi. Tetapi, tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam kedua orang itu, sehingga mereka bangkit. Semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut. Dan orang-orang itu akan mendengar suara yang nyaring dari surga berkata kepada mereka, “Naiklah ke mari!” Lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku!
Ayat. (Mzm. 144:1,2,9-10)
1. Terpujilah Tuhan, Gunng Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!
2. Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung. Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku.
3. Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu; dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (2Tim 1:10b)
Inilah Injil Suci menurut Lukas (20:27-40)
Pada suatu ketika datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada Yesus, “Guru, Musa menulis untuk kita perintah ini: Jika seorang yang mempunyai saudara laki-laki mati meninggalkan isteri tetapi tidak meninggalkan anak, maka saudaranya harus kawin dengan wanita itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya. Ada tujuh orang bersaudara.. Yang pertama kawin dengan seorang wanita lalu mati tanpa meninggalkan anak. Lalu wanita itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga, dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu. Mereka semuanya mati tanpa meninggalkan anak. Akhirnya wanita itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan wanita itu? Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” Berkatalah Yesus kepada mereka, “Orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama dengan malaikat-malaikat dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, karena di hadapan Dia semua orang hidup.” Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata, “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali.” Maka mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.
Renungan
Jika Anda membiarkan seseorang berbicara cukup lama, Anda akan mendengar niat mereka yang sebenarnya. Sungguh, perkataan kita mengungkapkan apa yang ada di dalam hati kita, karena dari apa yang memenuhi hati kita, mulut kita akan berbicara.
Dalam Injil, orang Saduki mengajukan pertanyaan kepada Yesus tentang kebangkitan, dan mereka mengajukan cerita tentang tujuh bersaudara yang menikahi wanita yang sama.
Meskipun itu hanya sebuah cerita, pertanyaan tentang siapa istrinya di dunia lain mungkin membuat kita bingung dan kita mungkin akan memberikan jawaban yang hanya akan menimbulkan lebih banyak pertanyaan.
Tetapi kenyataannya adalah bahwa orang Saduki tidak percaya pada kebangkitan dan karena itu mereka mengajukan pertanyaan yang agak sulit tentang hubungan dunia lain.
Yesus memberikan jawaban rohani yang mencengangkan tentang kehidupan di dunia lain dan Dia bahkan mengutip dari Kitab Suci tentang Musa dan semak yang terbakar.
Akhirnya Yesus membuat kesimpulan ini - Allah bukanlah Allah orang mati tetapi Allah orang hidup.
Perbedaan antara pertanyaan orang Saduki dan jawaban Yesus adalah bahwa orang Saduki berbicara tentang kematian sebagai akhir dari segalanya. Karena tidak ada apa pun setelah kematian, maka adalah konyol untuk membicarakan apa pun setelah kematian. Jadi mereka mengolok-olok apa pun selain kematian. Itu adalah niat mereka.
Bagi Yesus, Tuhan memberi hidup, dan Tuhan terus memberi kehidupan bahkan setelah kematian, karena Tuhan adalah Tuhan yang hidup. Apa yang Yesus katakan menunjukkan bahwa Dia adalah Kebangkitan dan hidup.
Semoga apa yang kita katakan juga menunjukkan kepada orang lain bahwa kita percaya kepada Tuhan yang hidup dan bahwa kita juga percaya akan kehidupan setelah kematian. Semoga apa yang kita ucapkan juga menjadi kata-kata hidup yang akan memberi kehidupan kepada orang lain
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
Karya: thanasus/istock.com |
Ya Tuhan Yesus, di hadapan-Mu semua orang hidup. Oleh karena itu, kumohon rahmat-Mu untuk selalu menyadari kefanaan dunia ini yang hanyalah sarana untuk bertumbuh dalam kasih dan kerahiman-Mu yang tak terbatas. Amin.