Peringatan Wajib St. Lusia, Perawan dan Martir
“Mereka yang murni hatinya adalah bait Roh Kudus” (St. Lusia)
Antifon Pembuka
Inilah martir sejati yang bersedia menumpahkan darah untuk membela nama Kristus. Ia tidak takut terhadap ancaman di pengadilan. Kerajaan Surga kini menjadi miliknya.
Doa Pagi
Allah Bapa sumber cahaya abadi, dengarkanlah kiranya kami berkat bantuan Santa Lusia, perawan dan martir-Mu. Semoga kemuliaannya yang kami peringati di dunia, kelak kami saksikan pula di surga. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Zefanya (3:1-2.9-13)
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan, mi = fis, 4/4, PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
atau Orang yang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkannya.
Ayat. (Mzm 34:2-3.6-7.17-18.19.23; Ul: lih. 7a)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
3. Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakan mereka Ia lepaskan.
4. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Tuhan, datanglah dan jangan berlambat; ringankanlah beban umat-Ku.
Inilah Injil Suci menurut Matius (21:28-32)
Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan pemuka-pemuka bangsa Yahudi, “Bagaimana pendapatmu? Ada orang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada yang sulung dan berkata, ‘Anakku, pergilah bekerja di kebun anggur hari ini’. Jawab anak itu, ‘Baik, Bapa’. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab, ‘Tidak mau’. Tetapi kemudian ia menyesal lau pergi juga. Siapakah di antara kedua orang anak itu yang melakukan kehendak ayahnya?” Jawab mereka, “Yang kedua.” Maka berkatalah Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan pelacur-pelacur akan mendahului kalian masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes Pembaptis datang menunjukkan jalan kebenaran kepada kalian, dan kalian tidak percaya kepadanya. Dan meskipun kalian melihatnya, namun kemudian kalian tidak menyesal, dan kalian tidak juga percaya kepadanya.”
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Bertindak berdasarkan dorongan hati seringkali merupakan tindakan gegabah dan kurang ajar yang tidak mencerminkan karakter seseorang dengan baik. Bertindak seperti ini sering mengakibatkan konsekuensi yang disesalkan yang mungkin memiliki efek riak negatif lainnya.
Dalam perumpamaan yang Yesus ceritakan dalam Injil, tanggapan anak laki-laki pertama atas permintaan ayahnya tentu saja bukan ketaatan atau rasa hormat kepada ayahnya. Itu adalah "Tidak" datar tanpa pertimbangan lain pada saat itu. Tentu saja, jika kita adalah ayah dalam perumpamaan itu, kita akan kecewa bahkan marah kepada anak laki-laki itu.
Tetapi ketika lelaki itu pergi dan mengatakan hal yang sama kepada putra kedua, tanggapannya pasti manis dan enak didengar, sesuatu yang juga ingin kita dengar setiap kali kita meminta bantuan dari orang lain.
Tetapi kata-kata harus diungkapkan dalam tindakan, karena tindakan selalu berbicara lebih keras daripada kata-kata. Untuk diri kita sendiri, kita mungkin telah mengatakan "Ya" atas permintaan orang yang lebih tua atau atasan kita, tetapi apakah kita menindaklanjutinya dengan tindakan yang tepat?
Di sisi lain, kita mungkin gegabah dan kurang ajar dan berkata "Tidak" kepada mereka yang menurut kita tidak terlalu penting ketika mereka meminta bantuan kita. Tetapi sebagaimana putra pertama berpikir lebih baik tentang itu, marilah kita juga berpikir lebih baik tentang tanggapan kita terhadap orang lain. Terutama bagi mereka yang tampaknya tidak terlalu berarti bagi kita. Yesus mungkin hanya meminta kita untuk membantu mereka, karena ketika kita melakukan yang paling hina, yang terakhir dan yang hina, kita melakukannya untuk Yesus.
Tuhan Yesus, Engkau menghendaki supaya kami menyesali semua perbuatan tidak baik yang telah kami lakukan. Semoga kami memberikan diri untuk Kautuntun dan Kauhantar ke jalan yang benar demi keselamatan hidup kami sehari. Sebab Engkaulah Tuhan kami. Amin.
Karya: Kara Gebhardt /istock.com (lisensi berbayar harap tidak asal gunakan di web lain) |