Hari Biasa Pekan I
Kalau kasih setia Allah itu dari kekal sampai kekal, maka aku akan memuji kasih setia Allah untuk selama-lamanya. (St. Bernardus)
Antifon Pembuka (Mzm 78:3.7c)
Karya Allah telah kami dengar dan kami ketahui, dan diceriterakan kepada kami oleh para leluhur. Semoga karya Allah jangan dilupakan selama-lamanya.
Doa Pagi
Allah Bapa Yang Maharahim, karena begitu besar cinta kasih-Mu kepada kami sehingga Engkau berkenan mengampuni dosa-dosa kami dan mengutus Putra-Mu untuk memulihkan hubungan kami kembali dengan-Mu. Semoga Gereja-Mu tetap setia untuk melanjutkan karya keselamatan Putra-Mu itu. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Saudara-saudara, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan. Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya." Dan dalam nas itu kita baca: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga karya Allah jangan dilupakan selama-lamanya
Ayat. (Mzm 78:3.4bc.6c-7; R:7c)
1. Karya Allah telah kami dengar dan kami ketahui, dan diceritakan kepada kami oleh para leluhur. Kami meneruskannya kepada angkatan yang kemudian: puji-pujian kepada Tuhan dan kekuatan-Nya, serta perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya.
2. Supaya anak cucu mereka menceritakannya pula kepada anak turunan mereka; supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang teguh perintah-perintah-Nya.
3. Jangan sampai seperti nenek moyangnya, mereka menjadi angkatan pendurhaka dan pemberontak, angkatan yang tidak lurus hati, dan jiwanya tidak setia kepada Allah.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Selang beberapa hari sesudah Yesus datang ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Yesus memberitakan sabda kepada mereka, beberapa orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya ke hadapan Yesus karena orang banyak itu. Maka mereka membuka atap yang di atas Yesus. Sesudah atap terbuka, mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Melihat iman mereka, berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu, “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi di situ duduk juga beberapa ahli Taurat. Mereka berpikir dalam hati, “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah! Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?” Tetapi Yesus langsung tahu dalam hati-Nya bahwa mereka berpikir demikian; maka Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh itu ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan ‘Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah’? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” – lalu berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu - : “Kepadamu Kukatakan: Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya, dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu. Mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya, “Yang seperti ini belum pernah kita lihat!”
Renungan
Saat ini, salah satu topik hangat dalam berita adalah tentang privasi. Privasi yang disorot di sini adalah data pribadi yang dikirimkan melalui pesan dan kontak. Privasi tentu penting bagi kita terutama jika menyangkut privasi pribadi. Siapa yang kita kenal dan isi pesan yang kita miliki dengan mereka, di mana kita berada, apa yang telah kita lakukan bukan untuk diketahui publik.
Tetapi dalam Injil, ketika orang lumpuh itu dibawa ke hadapan Yesus, kata-kata pertama yang Yesus katakan kepadanya adalah: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni." Itu mungkin mengejutkan orang lumpuh dan juga orang banyak yang ada di sana. Beberapa mungkin bingung, yang lain mungkin gelisah.
Mereka mungkin bertanya-tanya: mengapa Yesus berbicara tentang hal yang begitu pribadi seperti dosa dan apakah ada sesuatu yang Dia ketahui tentang orang lumpuh yang hanya diketahui oleh orang lumpuh itu sendiri.
Tentu saja, Tuhan mengetahui dosa-dosa kita, tetapi itu adalah sesuatu antara kita dan Tuhan. Kita tentu tidak akan menceritakan dosa-dosa kita dan juga tidak ingin orang lain mempublikasikan dosa-dosa kita. Tetapi dosa sebenarnya bukanlah masalah pribadi. Akibat dosa merusak hubungan kita dengan Allah dan dengan sesama, selain merusak diri sendiri.
Ya, kita semua telah berdosa, dan tidak seorang pun dapat mengatakan bahwa dia tidak berdosa. Yang kita butuhkan bukanlah privasi tentang dosa-dosa kita tetapi kebutuhan kita akan pengampunan.
Yesus ingin mengampuni kita dan menyembuhkan kita. Marilah kita mengakui dosa-dosa kita, memohon pengampunan dan disembuhkan oleh Yesus.. (RENUNGAN PAGI)
Credit: PaoloGaetano/istock.com |
Doa Malam
Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa dan kelalaian kami dalam mengungkapkan iman melalui perbuatan-perbuatan kami. Perbaruilah kami dan mampukan kami semakin peka akan kebutuhan sesama di sekitar kami, terlebih mereka yang sakit dan tak berdaya. Engkaulah Tuhan yang Pengampun, kini, dan sepanjang masa. Amin.