Hari Biasa Pekan IV
Janganlah menjadi teman Yesus di masa damai dan musuh-Nya di masa perang! (St. Sirilus dari Yerusalem)
Antifon Pembuka (Mzm 103:1-2)
Pujilah Tuhan, hai hatiku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Janganlah lupa akan kebaikan-Nya!
Doa Pagi
Allah Bapa sumber kebijaksanaan, semoga Kaukuatkan tangan kami yang lemas, Kauteguhkan lutut kami yang goyah, dan perkenankanlah kami menempuh jalan yang lurus dalam mencari kedamaian-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (12:4-7.11-15)
Saudara-saudara, dalam pergumulanmu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah. Janganlah kamu lupa akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak; "Hai anakku, janganlah meremehkan didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan oleh-Nya, karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu menerima hajaran, maka di situ Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah ada anak yang tidak dihajar oleh ayahnya! Memang tiap-tiap hajaran, pada waktu diberikan, tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Namun kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang dilatih olehnya. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah. Dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh. Berusahalah hidup damai dengan semua orang, dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang yang takwa.
Ayat. (Mzm 103:1-2.13-14.17-18)
1. Pujilah Tuhan, hai hatiku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa. Sebab Dia sendiri tahu dari apa kita dibuat, Dia sadar bahwa kita ini debu.
3. Tetapi kekal abadilah kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya, sebagaimana kekal abadilah kebaikan-Nya asal saja mereka tetap berpegang pada perjanjian-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Inilah Injil Suci menurut Markus (6:1-6)
Pada suatu ketika, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mengajar di rumah ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia. Mereka berkata, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mukjizat-mukjizat yang demikian, bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Maka Yesus tidak mengadakan satu mukjizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Kasih Tuhan benar-benar merupakan fenomena yang menarik. Itu sering muncul dengan sendirinya secara tidak terduga dan di tempat yang tidak terduga.
Salah satu tempat yang paling tidak terduga (mungkin sebenarnya tidak begitu tidak terduga) untuk melihat kasih Tuhan adalah dari semua tempat, di rumah sakit.
Ya, rumah sakit, tempat ilmu pengetahuan dan teknologi medis mencoba bersaing dengan penderitaan dan kematian.
Namun, sangat sering, di ranjang rumah sakit orang yang sakit sadar dan mendapatkan perspektif baru tentang kehidupan.
Tentu saja, pengalaman menderita dan berdiri di ujung kehidupan bukanlah hal yang kita nantikan.
Seperti yang dikatakan bacaan pertama, itu paling menyakitkan dan jauh dari menyenangkan atau membahagiakan.
Namun, kita melihat pengalaman seperti itu sebagai "koma" dari hidup kita, jeda kecil yang menahan kita untuk sementara waktu sehingga kita bisa mendapatkan perspektif dan melihat di mana Tuhan berada dalam hidup kita.
Bahkan bagi Yesus, ketika Dia menghadapi penolakan, itu seperti "koma", jeda yang memungkinkan Dia memiliki kekuatan untuk menaati kehendak Bapa dan menghadapi salib.
Jadi ketika kita menemukan "koma" dalam hidup kita, meskipun sulit dan tidak menyenangkan, marilah kita juga mengetahui bahwa pada saat-saat seperti inilah kasih Tuhan dicurahkan secara melimpah di dalam hati kita. Kita hanya harus berhenti dan membuka hati kita untuk kasih-Nya.
Credit: JMLPYT/istock.com |