| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 04 Januari 2023  Hari Biasa Masa Natal

Rabu, 04 Januari 2023
Hari Biasa Masa Natal 

“Satu-satunya yang lahir tanpa dosa ialah Dia yang dilahirkan tanpa keterlibatan pria.” (St. Agustinus)

Antifon Pembuka (lih. Yoh 1:1)

Sejak awal mula Sabda itu Allah, dan Ia berkenan dilahirkan sebagai Penebus dunia.
   
Doa Pagi 
 
Ya Allah, kami bersyukur kepada-Mu, karena kami telah Kauperkenankan mengetahui Engkaulah Sumber Segala Kebaikan. Berilah kami hati yang baik untuk mengalami kehadiran Kristus, Sang Mesias, dalam hidup kami. Sebab Dialah yang hidup berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:7-10)
    
"Setiap orang yang tidak berbuat kebenaran tidak berasal dari Allah."
   
Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa berbuat kebenaran, dia adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar. Barangsiapa tetap berbuat dosa, dia berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yakni untuk membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia; dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: Setiap orang yang tidak berbuat kebenaran tidak berasal dari Allah; demikian juga setiap orang yang tidak mengasihi saudaranya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita
Ayat. (Mzm 98:1.7-8.9)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Biarlah gemuruh laut dan segala isinya, dunia dan semua yang diam di dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama.
3. Biarlah mereka bersorak-sorai di hadapan Tuhan, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 1:1-2)
Dahulu kala dengan pelbagai cara Allah berbicara kepada leluhur kita dengan perantaraan para nabi. Pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.

Inilah Injil Suci menurut Yohanes (1:35-42)
   

"Mereka datang dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia."
   
Sekali peristiwa Yohanes berdiri di tempat ia membaptis orang di Sungai Yordan bersama dengan dua orang muridnya. Ketika melihat Yesus lewat, Yohanes berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah!” Mendengar apa yang dikatakan Yohanes, kedua murid itu pergi mengikuti Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Melihat bahwa mereka mengikuti Dia, Yesus lalu berkata kepada mereka, “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya, “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Yesus berkata kepada mereka, “Marilah, dan kamu akan melihatnya.” Mereka pun datang, dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia. Waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari kedua murid yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Lalu Andreas membawa Simon kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata, “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

Renungan


Bisakah kita membayangkan dunia di mana satu-satunya cahaya yang kita miliki adalah sinar matahari?

Artinya setelah matahari terbenam, tidak ada lampu listrik yang menyala dan mungkin satu-satunya penerangan yang tersedia hanyalah cahaya lilin atau lampu minyak tanah.

Nah, tidak sulit membayangkan jika kita pergi ke daerah pedesaan yang tidak ada listrik dan setelah matahari terbenam hanya ada lampu minyak untuk menerangi.

Itu berarti bahwa ketika mendekati matahari terbenam dan cahaya terakhir, kita harus bersiap-siap untuk kegelapan malam.

Jika kita tidak siap menghadapi kegelapan malam itu, maka lebih baik diam dan tidak bergerak sampai matahari terbit.

Dalam Injil, pertemuan Yesus dan kedua murid terjadi pada waktu tertentu. Injil memiliki perincian bahwa ini terjadi sekitar jam sepuluh. Dalam konteks Injil, tidak ada lampu listrik yang menyala di malam hari.

Bagi kedua murid itu, ini adalah waktu untuk memutuskan apa yang ingin mereka lakukan setelah pertemuan dengan Yesus itu.

Adapun kita, kita tahu bahwa Yesus adalah terang sejati. Kita juga perlu memutuskan apa yang ingin kita lakukan untuk mempersiapkan diri ketika kegelapan hidup menyelimuti kita.

Apakah kita masih mau mengandalkan keamanan dari lampu buatan ataukah kita akan menaruh kepercayaan kita pada Yesus sang penerang sejati.

Semoga kita tidak mengandalkan lampu buatan tetapi mengikuti cahaya sejati agar kita tidak takut pada malam gelap kehidupan.
(RENUNGAN PAGI)

 Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini 

Antifon Komuni (Ef 2:4)

Dengan kasih-Nya yang melimpah, Allah telah mencintai kita, sehingga Ia mengutus  Putra-nya dalam rupa manusia yang lemah. 
 
 
Katedral Salib Suci, Boston

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy