Hari Biasa Pekan VI
Seluruh kehidupan orang Kristiani yang baik itu merupakan dambaan suci. (St. Agustinus)
Antifon Pembuka (Mzm 33:12-13)
Allah Bapa sumber cinta kasih, ajarilah kami bahasa Yesus Putra-Mu. Semoga kata-kata penuh kesabaran dan pemaafan selalu diletakkan pada lidah kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik pusaka-Nya.
Ayat. (Mzm 33:10-11.12-13.14-15)
1. Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa. Tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.
2. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia.
3. Dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. Dialah yang membentuk hati mereka, dan memperhatikan segala pekerjaan mereka.
Ref. Alleluya
Ayat. Kalian Kusebut sahabat-sahabat, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa.
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Dikatakan bahwa hidup adalah proses belajar yang tidak pernah berakhir. Itu benar, karena setiap hari kita mempelajari sesuatu yang baru, atau kita harus mempelajari sesuatu yang baru, agar pikiran kita terpelihara dan dapat tumbuh secara intelektual. Tetapi kita juga perlu berhati-hati dengan apa yang kita pelajari sama seperti kita harus berhati-hati dengan apa yang kita makan. Karena apa yang kita pelajari dapat menjadikan diri kita orang yang lebih baik atau mungkin hanya memberi kita pemikiran yang salah dan akhirnya melakukan hal yang salah.
Dalam bacaan pertama, kita mendengar bahwa orang-orang belajar bagaimana membangun dan mereka membangun sebuah kota dan menara dengan puncaknya mencapai surga. Tujuan pembangunan mereka adalah untuk membuat nama untuk diri mereka sendiri. Belajar membangun tentu merupakan hal yang baik, tetapi gagasan membangun untuk mengharumkan nama sendiri telah condong ke arah yang egois. Dan untuk itu Tuhan mengacaukan bahasa mereka dan menyebarkan orang-orang ke seluruh muka bumi. Dan itu juga mengakhiri ambisi bangga mereka membangun menara untuk mencapai surga.
Dalam Injil, Yesus memberi kita pengajaran tentang menjadi murid-Nya. Dia berkata: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya."
Ini adalah ajaran yang sulit untuk dipahami dan bahkan lebih sulit untuk dipelajari dan dipraktikkan.
Tetapi marilah kita juga mengingat bahwa apa untungnya bagi seseorang untuk memenangkan seluruh dunia namun menghancurkan hidupnya. Atau apa yang bisa ditawarkan seorang pria sebagai ganti nyawanya?
Jadi marilah kita belajar dari Yesus tentang arti dan tujuan hidup. Jika tidak, maka semua pembelajaran dan pengetahuan kita mungkin akan sia-sia.