Jumat, 24 Febuari 2023
Hari Jumat sesudah Rabu Abu (Hari Pantang)
“Salib Tuhan ada di seluruh dunia. Jalan salib-Nya tak terbatas waktu dan tempat." (Paus
Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Mzm 30 (29) :11)
Tuhan telah mendengarkan suaraku dan berbelas kasih. Tuhanlah penolongku.
The Lord heard and had mercy on me; the Lord became my helper.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakudus, bantulah kami membarui diri dengan tobat.
Semoga usaha mati raga yang kami mulai dapat kami selesaikan dengan hati
tulus ikhlas. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus
Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a)
Beginilah firman Tuhan Allah, “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang berlaku benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah, dan bertanya, “Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga?” Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?” Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Inikah puasa yang Kukehendaki: Mengadakan hari merendahkan diri? Menundukkan kepala seperti gelagah? Dan membentangkan kain sarung serta abu sebagai lapik tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada Tuhan? Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Atau: Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.
Inilah Injil Suci menurut Matius (9:14-15)
Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus, dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Renungan
Praktek puasa ditemukan di hampir semua agama.
Puasa sebagai bentuk disiplin spiritual juga ditonjolkan saat kita mengawali masa Puasa dan Pantang dengan Rabu Abu, selain doa dan sedekah.
Tapi puasa lebih dari sekedar melewatkan makan dan merasakan lapar fisik.
Puasa juga merupakan bentuk doa, dan seperti dalam bentuk doa apa pun, itu juga harus membawa kita lebih dekat kepada Tuhan.
Singkatnya, puasa harus membersihkan kita dari keegoisan dan keserakahan dan untuk mendekatkan kita kepada Tuhan dan kepada mereka yang membutuhkan.
Puasa juga menyucikan kita dari kegelapan dosa di dalam diri kita dan mendatangkan rahmat kesembuhan dari Tuhan sehingga terang Tuhan bisa bersinar kembali di dalam diri kita.
Jadi marilah kita menjalankan disiplin spiritual puasa ini dengan serius, dan kita akan melihat buah-buah dalam hidup kita, buah-buah cinta, kebaikan, kasih sayang, dan amal.
Dan kita juga akan ditarik lebih dekat kepada Tuhan dan sesama kita. (RENUNGAN PAGI)
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas donasi yang telah bapak/ibu/saudara/i berikan untuk membantu pengeluaran rutin renunganpagi.id. Tuhan memberkati.
Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah itu kepadaku.
O Lord, make me know your ways, teach me your paths.
Credit: JMLPYT/istock.com |