Hari Biasa Pekan VI
“Manusia itu seumpama piala! Di dalam dirinya Tuhan mempersatukan Diri-Nya sebagai Pencipta dengan makhluk sebagai ciptaan.” (St. Prokopius dari Gaza)
Antifon Pembuka (Mzm 116:18-19)
Aku akan menepati nadarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya di pelataran bait Allah.
Doa Pagi
Allah Bapa Mahasetia, Engkau selalu tetap setia bila kami menepati sabda-Mu dengan tulus ikhlas. Semoga Kaubuka mata hati budi kami, agar dapat memandang Putra-Mu terkasih, yang memang Kautunjukkan kepada kami bahwa Dialah kehidupan kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (8:6-13.20-22)
Pada waktu itu air bah sudah mulai surut. Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu. Lalu ia melepaskan seekor burung gagak. Dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air menjadi kering di atas bumi. Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air telah berkurang dari muka bumi. Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tumpuan kaki dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera, karena di seluruh bumi masih ada air. Lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera. Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu. Menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun Zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air telah berkurang dari atas bumi. Selanjutnya ditunggunya pula tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya burung merpati itu; tetapi burung itu tidak kembali lagi kepadanya. Maka dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudah keringlah air dari atas bumi. Kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat ternyatalah muka bumi sudah mulai kering. Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan. Dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram, diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan kurban bakaran di atas mezbah itu. Ketika Tuhan mencium persembahan yang harum itu, bersabdalah Tuhan dalam hati-Nya, "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya; Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam".
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 116:12-15.18-19)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
3. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya, di pelataran rumah Tuhan, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (lih Ef 1:17-18)
Inilah Injil Suci menurut Markus (8:22-26)
Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon supaya Ia menjamah dia. Yesus lalu memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata si buta, dan meletakkan tangan di atasnya, Ia bertanya, "Sudahkah kaulihat sesuatu?" Orang itu memandang ke depan, lalu berkata, "Aku melihat orang! Kulihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon yang berjalan". Yesus kemudian meletakkan tangan-Nya lagi pada mata orang itu. Maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata, "Jangan masuk ke kampung!"
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Merpati umumnya berwarna putih dan dikaitkan dengan keberuntungan atau pertanda baik. Nyatanya merpati juga merupakan tanda perdamaian.
Dalam bacaan pertama, ketika Nuh melepaskan burung merpati untuk kedua kalinya, ia kembali dengan ranting zaitun yang baru, untuk menunjukkan bahwa air surut dari bumi.
Dan ketika dia melepaskan burung merpati untuk ketiga kalinya, dia tidak kembali lagi, yang berarti bahwa permukaan bumi telah kering.
Begitu banyak merpati yang menyenangkan di bacaan pertama. Sekarang bagaimana dengan burung gagak? Jika kita memperhatikan bacaan pertama, Nuh melepaskan burung gagak terlebih dahulu, dan burung itu terbang bolak-balik hingga air mengering dari bumi. Namun setelah itu tidak ada penyebutan gagak lagi.
Burung gagak berwarna hitam dan tidak mengeluarkan suara yang bagus, dan sering dianggap sebagai pertanda buruk dan keberuntungan, mungkin karena warnanya, suaranya, dan umumnya penampilan mereka.
Namun yang mengejutkan, burung gagak disebutkan dalam Alkitab pada saat-saat penting. Selain diutus oleh Nuh, juga burung gagak yang membawakan makanan untuk nabi Elia, dan juga di bagian lain dari Alkitab.
Jadi meskipun burung gagak tidak memiliki peran yang gemerlap di dalam Alkitab, burung gagak memiliki peran penting dalam rencana Allah.
Itu juga mengingatkan kita bahwa Tuhan memilih apa yang rendah hati untuk melakukan pekerjaan-Nya. Jadi semoga kita tidak meremehkan apa yang rendah hati dan hina karena Tuhan sering bekerja melalui mereka.
Antifon Komuni (Mzm 116:12-13)
Bagaimana akan kubalas segala kebaikan Tuhan terhadapku? Aku mengangkat piala untuk merayakan keselamatan sambil menyerukan nama Tuhan.
Karya: petekarici/istock.com |
Doa Malam
Tuhan, mataku tidak buta tetapi mata hatiku sering buta dan terkatup sehingga tidak dapat melihat rahmat yang melimpah dalam hidupku. Sembuhkanlah aku, ya Tuhan, agar dapat melihat cinta-Mu yang Mahaluhur. Amin.