Selasa, 14 Maret 2023
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
“Kalau orang menginginkan orang lain berkorban bagi dirinya, ia sendiri harus berkorban.” (St. Petrus Krisologus)
Antifon Pembuka (Mzm 17(16):6-8)
Kepada-Mu aku berseru, ya Allah, dan Engkau mendengarkan daku. Condongkanlah telinga-Mu dan dengarkanlah suaraku. Jagalah aku, ya Tuhan, sebagai biji mata, dan lindungilah aku di bawah naungan sayap-Mu.
To you I call, for you will surely heed me, O God; turn your ear to me; hear my words. Guard me as the apple of your eye; in the shadow of your wings protect me.
Doa Pagi
Allah Bapa Mahasetia, kami mohon, janganlah Kautarik rahmat-Mu dari kami. Semoga dengan bantuan-Mu kami menjadi abdi-Mu yang setia. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
“Kalau orang menginginkan orang lain berkorban bagi dirinya, ia sendiri harus berkorban.” (St. Petrus Krisologus)
Antifon Pembuka (Mzm 17(16):6-8)
Kepada-Mu aku berseru, ya Allah, dan Engkau mendengarkan daku. Condongkanlah telinga-Mu dan dengarkanlah suaraku. Jagalah aku, ya Tuhan, sebagai biji mata, dan lindungilah aku di bawah naungan sayap-Mu.
To you I call, for you will surely heed me, O God; turn your ear to me; hear my words. Guard me as the apple of your eye; in the shadow of your wings protect me.
Doa Pagi
Allah Bapa Mahasetia, kami mohon, janganlah Kautarik rahmat-Mu dari kami. Semoga dengan bantuan-Mu kami menjadi abdi-Mu yang setia. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Sesuai
dengan petunjuk pada Misale Romawi Indonesia Buku Bacaan II
(Lectionarium), terdapat manasuka yang dapat dipakai pada salah satu
hari dalam pekan Prapaskah III, terutama dalam tahun B dan C, yaitu bila
Injil tentang "Wanita Samaria" tidak dibacakan pada hari Minggu
Prapaskah III. Bacaan-bacaan tersebut adalah Keluaran 17:1-7; Mazmur
95:1-2,6-7,8-9, Yohanes 4:5-42
Bacaan dari Nubuat Daniel (3:25.34-43)
"Semoga kami diterima balik karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Atau. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9; Ul:10)
1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab emuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.
Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Yl 2:12)
Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hati, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.
Inilah Injil Suci menurut Matius (18:21-35)
"Jika kamu tidak mau mengampuni saudaramu, Bapa pun tidak akan mengampuni kamu."
Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya, “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan segala hutang itu. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Jika kita menerapkan ajaran Yesus tentang pengampunan pada situasi kehidupan yang konkret, maka salah satunya bisa berupa orang lain yang berutang uang kepada kita.
Kesediaan untuk menghapuskan jumlah yang terutang sangat bergantung pada jumlah uang yang terutang.
Tetapi yang membuat kita sangat marah dan kesal adalah bahwa uang itu keluar dari kita dengan begitu mudahnya, namun kembali kepada kita dengan sangat lambat, atau tidak pernah sama sekali.
Semakin besar jumlahnya, semakin besar kebenciannya, semakin dalam kemarahannya dan semakin kecil keinginan kita untuk memaafkan dan melupakan.
Jadi Yesus menggunakan perumpamaan hutang dua hamba untuk mengajar tentang pengampunan dan itu adalah situasi yang realistis yang dapat dengan mudah dipahami oleh semua orang.
Padahal ajaran tentang pengampunan tidak hanya untuk menyatakan bahwa Tuhan mengampuni dosa-dosa kita dan karenanya kita juga harus mengampuni kesalahan orang lain yang mereka lakukan kepada kita.
Ketika kita tidak memaafkan, kemarahan dan kebencian akan menggerogoti hati kita dan kepahitan bahkan kebencian akan mulai menelurkan dan menggerogoti hidup kita.
Dengan itu, lebih banyak kejahatan akan masuk ke dalam hidup kita dan kita hanya berakhir sebagai kekacauan yang jahat.
Ajaran tentang pengampunan sulit untuk diikuti bahwa kita perlu percaya kepada Tuhan bahwa kita akan menjadi yang pertama mendapat manfaat ketika kita mengampuni.
Dengan jiwa yang menyesal dan rendah hati marilah kita percaya kepada Tuhan dan kita tidak akan dikecewakan.
Marilah kita juga memohon kepada Tuhan untuk memberi kita pembebasan dari kemarahan dan dendam dan kepahitan kita, dan dengan pengampunan marilah kita memuliakan Tuhan.
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
Antifon Komuni (Mzm 15(14):1-2; PS 848)
Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya,
Lord, who may abide in your tent, and dwell on your holy mountain? Whoever walks without fault and does what is just.
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 15)
Doa Malam
Allah Bapa sumber belas kasih, bila kami mau saling memaafkan, maka Engkau pun berbelas kasih kepada kami. Kami mohon, agar hati kami selalu terbuka terhadap sesama, agar dapat saling melayani dengan setia dan tulus ikhlas. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
RENUNGAN PAGI
Credit: PaoloGaetano/istock.com |