RENUNGAN MINGGU PASKAH IV
Kita pasti beruntung menjadi bagian dari kandang domba Kristus—Gereja-Nya. Kita pasti diberkati memiliki Putra Allah sebagai Gembala kita, yang datang di antara kita untuk memimpin kita ke surga. Apakah kita sepenuhnya menghargai posisi istimewa kita? Apakah kita selalu hidup sesuai dengan panggilan surgawi kita? Kita mengenal suara-Nya, kita tahu apa yang Dia minta dari kita, tetapi apakah kita selalu mendengarkan suara itu, apakah kita selalu melakukan apa yang Dia minta dari kita?
Ada banyak di antara kita hari ini yang dengan bodohnya berpikir bahwa mereka tidak membutuhkan gembala. Mereka pikir mereka mengetahui semua fakta kehidupan sementara mereka sama sekali tidak mengetahui fakta yang paling mendasar, yaitu tujuan hidup itu sendiri. Bukan berarti pikiran tentang hal itu tidak muncul secara mengganggu di benak mereka berkali-kali. Tetapi mereka mencoba untuk mencekik pikiran itu dan meredakan hati nurani mereka dengan membenamkan diri mereka lebih dalam dan lebih dalam lagi dalam urusan dan kesenangan sementara dari kehidupan sementara ini. Sial bagi mereka, hari perhitungan ada di depan, hari yang jauh lebih dekat daripada yang ingin mereka percayai. Bagaimana nasib mereka ketika mereka bertemu dengan Kristus Sang Hakim, yang telah mereka tolak untuk diikuti dan diakui selama hari-hari mereka di bumi?
Ini adalah kemalangan yang bisa terjadi pada salah satu dari kita, kecuali jika kita sering memikirkan tujuan dan akhir hidup kita. Kita memiliki beberapa tahun yang singkat, tetapi meskipun pendek, kita dapat memperoleh bagi diri kita sendiri kebahagiaan yang kekal selama hidup ini. Biarlah domba-domba yang tersesat membanggakan kebebasan palsu mereka dan kegembiraan sementara yang mungkin mereka dapatkan dalam hidup ini—kebebasan dan kegembiraan ini bercampur dengan banyak kesedihan, dan akan segera berakhir. Kita tahu bahwa jika kita mengikuti gembala jiwa kita, kita berada di jalan menuju kehidupan sejati, kehidupan yang sempurna, kehidupan tanpa akhir yang tidak akan bercampur dengan kesedihan, penyesalan atau rasa sakit. Di mana Kristus berada, di situ ada kebahagiaan yang sempurna, dan di sana dengan kasih karunia Allah kita berharap dan percaya. (Sumber: Bacaan Minggu oleh Pater Kevin O'Sullivan, O.F.M.)