Jika kita ingin memiliki kedamaian sejati yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan, kita harus mengendalikan dan mengatur gerakan nafsu kita ketika mereka memberontak terhadap jiwa. Dengan kata lain, seperti yang dikatakan St Agustinus, nafsu makan kita yang lebih rendah harus mematuhi akal kita, dan ini pada gilirannya harus tunduk pada penciptanya, Tuhan. (De Serm. Domini, 1, 2) Kedamaian sejati hanya dapat datang kepada kita sebagai hasil kerja keras dan terus-menerus untuk menundukkan nafsu kita pada akal sehat dan akal budi kita kepada Tuhan. "Dan inilah kedamaian," tulis Agustinus, "yang diberikan Tuhan di bumi kepada orang-orang yang berkehendak baik; inilah kebijaksanaan yang paling sempurna." (Ibid.) Kami telah menemukan dari pengalaman sedih bahwa dosa dan permainan nafsu yang bebas tidak dapat memberi kita kedamaian sejati, karena “tidak ada kedamaian bagi orang fasik.” (Yes. 48:22) Ketika dengan rahmat Tuhan dan bantuan Bunda Maria kita telah menaklukkan kecenderungan kita yang memberontak, kita perlu melangkah lebih jauh dan menyerahkan diri kita sepenuhnya ke tangan Tuhan, meminta kepada-Nya roh kesesuaian mutlak dengan kehendak-Nya di semua kesempatan. Inilah harga yang harus kita bayar untuk menikmati kedamaian yang tidak dapat diberikan oleh dunia dan yang hanya diberikan Allah kepada mereka yang melakukan kehendak suci-Nya dalam segala hal. (bdk. Yoh 14:27) Tampaknya cara untuk memperoleh kedamaian ini sangat sulit, tetapi tidak ada cara lain. Marilah kita berdoa kepada Bunda Maria. Dia telah memenangkan kedamaian dan kemenangan bagi Gereja dalam banyak kesempatan; misalnya, melawan Turki di Lepanto pada tahun 1571, dan di Wina pada tahun 1683. Dengan cara yang sama dia akan mendapatkan bagi kita, anak-anaknya, kedamaian batin jiwa, harta terbesar yang dapat kita miliki di bumi.
Maria, Bundaku yang termanis, dalam jiwamu yang tak bernoda, damai sejati itu bertahta, yang dipupuk oleh rahmat Allah dan dengan ketaatan penuh pada kehendak-Nya. Berilah bagiku dari Putramu, Yesus, kemenangan atas kecenderungan jahatku dan penyerahan diri pada penderitaan hidup dan kematian itu sendiri. Kemudian, mengikuti teladan sucimu, semoga aku juga dapat memperoleh kedamaian batin yang suatu hari akan sempurna dan abadi di Surga. Amin—
Antonio Bacci (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.