| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Tanda Suci: Berlutut

 

 
Ketika seorang manusia merasa bangga pada dirinya sendiri, dia berdiri tegak, menarik dirinya setinggi-tingginya, mengangkat kepala dan bahunya ke belakang dan berkata dengan setiap bagian tubuhnya, saya lebih besar dan lebih penting daripada Anda. Tetapi ketika dia rendah hati dia merasakan ketidakberdayaannya, dan menundukkan kepalanya dan menyusut ke dalam dirinya sendiri. Dia merendahkan dirinya sendiri. Dan semakin besar kehadiran di mana dia berdiri, semakin dalam dia merendahkan dirinya; semakin kecil dia di matanya sendiri.

Tetapi kapan kekerdilan kita menjadi nyata bagi kita seperti ketika kita berdiri di hadirat Tuhan? Dia adalah Tuhan yang agung, yang ada hari ini dan kemarin, yang tahun-tahunnya ratusan dan ribuan, yang mengisi tempat di mana kita berada, kota, dunia yang luas, ruang tak terukur dari langit berbintang, yang di matanya alam semesta kurang dari sebuah partikel debu, mahakudus, maha murni, maha benar, maha tinggi. Dia begitu hebat, saya begitu kecil, begitu kecil sehingga di sampingnya saya tampak hampir tidak ada, jadi saya kekurangan nilai dan substansi. Seseorang tidak perlu diberi tahu bahwa kehadiran Tuhan bukanlah tempat berdirinya martabat seseorang. Agar terlihat tidak terlalu sombong, menjadi sekecil dan serendah yang kita rasakan, kita berlutut dan dengan demikian mengorbankan setengah tinggi badan kita; dan untuk memuaskan hati kita lebih jauh kita menundukkan kepala kita, dan perawakan kita yang berkurang berbicara kepada Tuhan dan berkata, Engkau adalah Allah yang agung; aku bukan apa-apa.

Oleh karena itu janganlah menekuk lutut kita menjadi gerakan tergesa-gesa, suatu bentuk kosong. Masukkan makna ke dalamnya. Berlutut, dalam niat jiwa, adalah bersujud di hadapan Tuhan dengan rasa hormat yang paling dalam.
 
Saat memasuki gereja, atau lewat di depan altar, berlututlah tanpa terburu-buru atau tergesa-gesa, letakkan hati Anda pada apa yang Anda lakukan, dan biarkan seluruh sikap Anda mengatakan, Engkau adalah Allah yang agung. Ini adalah tindakan kerendahan hati, tindakan kebenaran, dan setiap kali Anda berlutut itu akan membuat jiwa Anda baik.—Romano Guardini, Sacred Signs (1911)

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy