| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Meditasi Antonio Kardinal Bacci: Ekaristi Mahakudus


Foto: Forty Hours Devotion, Morrissey Manor, University of Notre Dame, 2015.

 Ekaristi dalam kehidupan rohani kita dapat dibandingkan dengan matahari dalam kehidupan fisik dunia. Matahari memberi cahaya, panas, dan kehidupan. Kita bisa membayangkan betapa mengerikannya jika suatu malam matahari terbenam dan tidak pernah terbit lagi! Kegelapan akan menyelimuti bumi sekali lagi seperti pada awal penciptaan. Hawa dingin akan menjadi tanpa henti dan kehidupan secara bertahap akan padam di mana-mana. Manusia untuk beberapa waktu dapat bergantung pada cadangan cahaya buatan mereka untuk menerangi penderitaan mereka yang merayap, tetapi kehidupan perlahan-lahan akan menurun sampai berakhir dengan kematian untuk segalanya dan untuk semua orang. Demikianlah kehidupan rohani tanpa Yesus, khususnya tanpa Yesus dalam Ekaristi Mahakudus, yang hidup di antara kita sebagai satu-satunya Sahabat sejati kita, yang mendengar, membantu dan memelihara kita.

Dia adalah matahari jiwa kita, sumber pencerahan, semangat dan penghiburan kita. Apakah kita lelah dan putus asa di bawah beban salib kita sehari-hari dan dosa-dosa kita? Marilah kita pergi kepada Yesus dan Dia akan membantu kita memikul salib kita. Dia akan membasuh dosa-dosa kita dan memberi kita kekuatan supranatural untuk tidak pernah berbuat dosa lagi.

Marilah kita mempersatukan diri kita dengan Yesus melalui Komuni yang sering, dengan kunjungan harian kepada-Nya di Tabernakel, dan dengan melakukan Komuni rohani setiap kali kita tidak dapat menerima Dia dalam Ekaristi Mahakudus. Marilah kita mengeluarkan seruan yang kuat setiap kali kita menemukan salib kita terlalu berat bagi kita atau ketika kita sangat tergoda.



Banyak orang melakukan ziarah panjang ke tempat suci terkenal, seperti Lourdes, Fatima, dan tempat suci Palestina. Ini tentu berharga, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa tempat perlindungan terbesar dari semuanya sudah dekat. Itu ada di setiap gereja yang menampung Yesus di Tabernakel. Di sini kita memiliki Yesus sendiri, benar-benar hadir dan ingin mendengarkan kita dan membantu kita. Para orang kudus tidak dapat menemukan sukacita yang lebih besar di bumi daripada berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus.

Hidup Ekaristi, yaitu hidup bersatu dengan Yesus khususnya melalui Komuni harian, mengubah kita dan menjadikan kita kudus. Itu memelihara dan meningkatkan dalam diri kita rahmat yang merupakan kehidupan supernatural jiwa. Ekaristi itu sendiri tidak menganugerahkan rahmat, karena itu adalah Sakramen kehidupan. Itu adalah makanan kita, dan makanan tidak diberikan kepada yang mati, tetapi yang hidup. Untuk alasan ini kita harus menerima Komuni Kudus bebas dari noda dosa. Ekaristi, terlebih lagi, mengampuni dosa-dosa ringan, menguatkan kita dalam resolusi kita, dan meningkatkan kasih kita. Dosa ringan adalah penyakit jiwa. Sama seperti makanan alami menghilangkan kelesuan dan kerentanan terhadap penyakit, makanan Ekaristi kita memiliki efek yang sama pada kehidupan spiritual kita.

Itu karena Ekaristi Mahakudus meningkatkan cinta kita kepada Yesus yang melemahkan kecenderungan jahat kita. Ekaristi dan dosa tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena Ekaristi adalah Yesus dan dosa adalah iblis. Terlebih lagi, makanan Ekaristi kita menghasilkan penghiburan spiritual dalam jiwa kita yang merupakan pendahuluan dari kebahagiaan Surga. Marilah kita mendengarkan Yesus yang hidup di dalam diri kita. Dia akan memampukan kita untuk melupakan perhatian duniawi kita dan akan mengangkat kita ke tingkat yang lebih tinggi di mana dengan kebaikan Tuhan yang tak terbatas kita akan terus tumbuh dalam kebajikan.

Semoga Sakramen Mahakudus selalu dipuji dan dipuja.—  

 

Antonio Bacci  (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy