| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Devosi Kepada Hati Yesus Yang Mahakudus

 

Jennifer Boyer/flickr  (CC BY 2.0)


 
 Semua devosi yang telah disetujui oleh Gereja adalah berharga karena itu adalah tindakan keagamaan yang memiliki objek pencipta semua kekudusan dan sumber semua kebaikan. Melalui perbuatan-perbuatan ini Tuhan disembah, disyukuri dan didoakan oleh anak-anak-Nya yang telah ditebus oleh Darah Berharga Kristus. Devosi kepada Perawan Terberkati dan kepada para Orang Kudus juga diarahkan pada akhirnya kepada Allah, yang telah menganugerahkan hamba-hamba-Nya yang setia, terutama Bunda Yesus, dengan karunia dan rahmat-Nya dan telah menjadikan mereka sebagai pengantara melalui takhta-Nya. Namun, devosi kepada Hati Kudus Yesus bukanlah salah satu dari banyak praktik saleh yang hanya diizinkan atau direkomendasikan oleh Gereja. Pada dasarnya, itu adalah devosi yang penting bagi setiap orang Kristen sejauh itu adalah penyembahan cinta Tuhan yang menjadi manusia demi kita.

Kita tahu bahwa Kekristenan adalah agama kasih. "Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia." (1 Yohanes 4:16) Segala sesuatu mengalir dari kasih Allah bagi umat manusia—baik Penciptaan maupun Penebusan, karena Allah menciptakan kita dari kasih dan menebus kita dengan kasih Putra tunggal-Nya yang menjadi manusia dan mati untuk kita; dan baik hukum lama maupun baru, karena dasar hukum lama adalah “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.,” (Ul. 6:5) dan perintah kasih amal disebut oleh Yesus sebagai perintah-Nya sendiri, yang menjadi dasar seluruh ajaran-Nya. Sakramen-sakramen, khususnya Ekaristi Mahakudus, berasal dari cinta tak terbatas yang sama. Demikian juga rahmat yang Allah berikan kepada kita, pembenaran kita melalui jasa Penebus kita, dan pahala akhir yang kita harapkan di Surga. Devosi kepada Hati Kudus adalah penyembahan cinta tak terbatas ini, yang merupakan simbol hidup.

Ketika kita menganggapnya di bawah aspek fundamentalnya sebagai kultus cinta Tuhan daripada Sabda yang Menjelma, devosi kepada Hati Kudus Yesus sama tuanya dengan Kekristenan, meskipun hanya dalam beberapa abad terakhir ia dianggap hadir simbolisme. “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” kata St. Yohanes (1 Yohanes 4:8) ”Dan ita telah mengenal,” lanjutnya, ”dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia." (1 Yohanes 4:16) Penyembahan kasih Allah ini, khususnya kasih Allah yang menjadi manusia, bergema di seluruh halaman Injil dan tulisan para Rasul, khususnya St. Yohanes dan St. Paulus. Dalam karya para Bapa ada referensi ke Hati Yesus, ditusuk dengan tombak, yang darinya mengalir semua rahmat Gereja yang tak terbatas untuk penebusan kita. Kita diingatkan akan hal ini dalam Ensiklik yang diterbitkan oleh Paus Pius XII pada tahun 1956. Tetapi penyembahan kasih Allah yang spesifik yang dilambangkan oleh Hati Yesus secara eksplisit disetujui oleh Gereja setelah Yesus sendiri muncul pada tahun 1674 sampai St. Margaret Maria Alacoque dan menunjukkan padanya Hati-Nya terbakar dengan cinta untuk manusia.

Oleh karena itu, kita harus menjunjung tinggi devosi kepada Hati Kudus ini. Kita harus membangkitkan dalam hati kita tindakan kasih yang dalam beberapa cara akan mengimbangi kasih tak terbatas yang dimiliki Yesus bagi kita. Akhirnya, kita harus berusaha dan membuat hidup kita sesuai dengan kasih kita dengan meniru sejauh mungkin kehidupan suci dan tak bernoda Yesus Kristus.

Semoga Hati Kudus Yesus dikenal dan dicintai di mana-mana.— 

Antonio Bacci  (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy