| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Penghormatan kepada Hati Kudus Yesus

 

Credit: Perseomed/istock.com

 

 Ketika Yesus menampakkan diri kepada St Margaret Maria, Dia menunjukkan Hati-Nya dikelilingi oleh mahkota duri yang tajam. Apa pentingnya ini? Di Surga Yesus bahagia dan tidak bisa menderita lagi. Malaikat, orang kudus dan seluruh ciptaan menyanyikan himne pujian yang tak henti-hentinya untuk menghormati-Nya. Namun demikian, Dia melihat gelombang besar dosa yang muncul dari umat manusia yang Dia tebus dengan Darah Mulia-Nya, sebuah penebusan yang sekarang disia-siakan oleh banyak orang. Dia sadar akan hujatan gila yang dilontarkan oleh begitu banyak orang terhadap takhta-Nya yang tinggi. Dia melihat bagaimana pemberian-Nya, sakramen-sakramen-Nya dan rahmat-Nya disalahgunakan oleh banyak orang. Dia melihat, akhirnya, jumlah jiwa-jiwa istimewa, yang sering dikuduskan untuk pelayanan-Nya, yang acuh tak acuh dan tidak tahu berterima kasih sementara mereka harus berusaha memperbaiki kejahatan umat manusia dengan cinta, doa, dan penebusan dosa mereka. Penjelasan untuk mahkota duri mistis ini terletak pada kasih-Nya yang tak terbatas. Dia tidak menderita lagi, karena Dia tidak dapat menderita, tetapi Dia masih memiliki kasih yang besar bagi semua orang, bahkan bagi para pendosa dan bagi mereka yang suam-suam kuku dan tidak tahu berterima kasih. Dia mencintai dan ingin menyelamatkan semua orang. Terlepas dari keberdosaan dan ketidakbersyukuran mereka, Dia masih memanggil mereka dengan memohon kepada Hati-Nya, yang oleh dosa-dosa mereka telah dimahkotai dengan duri dan ditusuk dengan tombak.



Ini adalah misteri cinta yang tidak dapat kita pahami dengan baik. Hanya orang yang mengasihi Yesus dengan sungguh-sungguh yang dapat memiliki pemahaman sekecil apa pun tentangnya. Jika kita dengan tulus mencintai Hati Yesus yang ilahi, kita akan menyadari bahwa duri-duri tajam yang pernah menembus Hati-Nya di Getsemani dan Kalvari disebabkan oleh dosa-dosa kita. Kemudian kita akan melakukan yang terbaik untuk membalas dengan murah hati untuk cinta seperti itu dan untuk melakukan perbaikan, bahkan dengan pengorbanan yang serius, untuk pelanggaran yang masih dilakukan oleh manusia terhadap Hati Penebus yang penuh kasih.

Ada banyak cara untuk menunjukkan kasih kita kepada Hati Kudus Yesus dan membuat silih bagi dosa-dosa kita dan dosa-dosa umat manusia. Kita dapat menghibur diri kita dengan refleksi bahwa dengan tindakan cinta dan silih ini kita menghilangkan duri yang melingkari Hati Yesus. Cara paling sederhana untuk melakukannya adalah dengan doa, pancaran dan ekspresi cinta yang ditujukan kepada Hati Penebus kita yang menggemaskan; dan dengan datang kepada Yesus dalam Sakramen Mahakudus. Dalam keheningan dan perenungan di depan Tabernakel kita akan merasakan Hati Yesus berdetak dengan cinta dan akan mempersembahkan sebagai balasan atas kasih-Nya yang tak terbatas kasih sayang dari hati kita yang malang.

Kita juga dapat menerima Komuni Kudus sebagai silih. Ketika Yesus ada di dalam kita dan kita ada di dalam Yesus, akan lebih mudah dan lebih menyenangkan untuk mempersembahkan cinta dan penebusan kita kepada-Nya. Kita juga bisa melakukan silih dengan mengamalkan devosi Jumat Pertama setiap bulan. Praktik saleh ini, yang sangat menyenangkan Hati Yesus, bertujuan menjadi persembahan massal cinta dan silih bagi dosa seluruh umat manusia.

Kita juga dapat melakukan perbaikan dengan penebusan dosa sukarela atau setidaknya dengan mempersembahkan penderitaan kita sehari-hari dalam semangat kemurahan hati yang penuh kasih. Tetapi hal yang paling menyenangkan bagi Hati Kudus adalah mengikuti terus-menerus dari kebajikan-kebajikan-Nya yang luar biasa sedemikian rupa sehingga menjadi reproduksi hidup dari Penebus kita yang terkasih.

"Hati Kudus Yesus, pertobatkan para pendosa yang malang."— 

   Antonio Bacci  (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.

 

 

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy