| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Meditasi Antonio Kardinal Bacci: Mengikuti Kristus

 

Public Domain

St Margaret Maria melihat Hati Kudus Yesus diliputi oleh nyala api yang di tengah-tengahnya sebuah Salib ditinggikan. Nyala api dan Salib ini adalah simbol kasih Yesus yang tak terbatas. Mari kita sedikit merenung. Tuhan, kebahagiaan yang tak terukur dalam Diri-Nya, ingin menyampaikan bagian dalam kebahagiaan-Nya kepada manusia, yang Dia ciptakan dalam keadaan kebahagiaan duniawi. Dia tersinggung oleh manusia dan, ketika Dia melihat bahwa mereka sedang menuju kehancuran, Dia mengirimkan Firman Kekal-Nya kepada mereka. Sabda mengambil sifat manusia dan menjadi saudara kita; Dia mengkhotbahkan jalan ke Surga dan memberi kita sarana untuk mencapainya. Lebih dari ini, Dia mempersembahkan diri-Nya sebagai korban ilahi untuk penebusan dosa kita. Setelah dikutuk oleh orang-orang, yang Dia telah datang untuk menunjukkan jalan-Nya, Dia mati di kayu Salib dan menumpahkan seluruh darah-Nya untuk keselamatan kita.

Orang kafir sepanjang masa menyebut ini "kebodohan salib". Nyatanya, itu adalah keajaiban kasih Tuhan yang tak terbatas bagi umat manusia. Mari kita ingat, bagaimanapun, bahwa, meskipun kasih dan kebaikan-Nya tidak terbatas, demikian juga keadilan-Nya. Merupakan keajaiban kasih yang luar biasa di pihak Allah bahwa Dia menjadi manusia dan mati untuk kita. Ini akan menjadi kejatuhan kita sendiri jika kita gagal bekerja sama dengan keajaiban cinta ini.



Yesus yang sama yang mati di kayu Salib untuk kita dan mengungkapkan Hati-Nya, ditusuk dan menyala dengan cinta, suatu hari akan muncul dengan tanda Salib mulia yang sama seperti Hakim Agung kita. Kemudian Dia akan berkata kepada orang fasik: "Pergilah dariku, orang-orang terkutuk, ke dalam api yang kekal!"

Keadilan Allah sama tak terbatasnya dengan kasih-Nya. Kita harus memilih jalan Salib, jalan cinta dan kebaikan yang mengundang Hati Kudus Yesus, atau jalan dosa, yang mengarah ke jurang kehancuran dan penghukuman terakhir dari Hakim Agung. Ini adalah pilihan luar biasa yang harus kita buat.

Hati yang menyala-nyala di atasnya dengan Salib melambangkan tidak hanya cinta Yesus yang tak terbatas, korban cinta yang patuh, tetapi juga menunjukkan bahwa jika kita ingin mengikuti Penebus ilahi kita sejauh Surga, negara kita yang sebenarnya, kita harus mengikuti Dia di sepanjang jalan tentang cinta dan Salib. Hanya ada satu jalan menuju kesempurnaan, dan itu adalah jalan Salib.

Yesus telah memberi tahu kita hal ini dan telah memberi kita teladan. "Setiap orang yang mau mengikut Aku" kata-Nya, "ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." (Lukas 9, 23) Dia memberi kita contoh dengan membiarkan diri-Nya sendiri, meskipun Dia tidak bersalah, dibebani dengan dosa-dosa kita. Dia terhuyung-huyung sejauh Kalvari di bawah beban Salib dan di sana Dia mencurahkan Darah Mulia-Nya sampai titik darah penghabisan. Kita juga harus menempuh jalan Salib. Jika kita tidak mencintai salib kita sendiri, kita tidak mencintai Salib Yesus. Para orang kudus mencari penghinaan dan penderitaan untuk membuktikan kasih mereka kepada Yesus. Setidaknya kita harus menerima dengan pasrah penderitaan dan penghinaan yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Kita harus memikul salib kita setiap hari dan memikulnya dengan iman dan kasih mengikuti jejak Yesus. Salib adalah standar Kristus; itu adalah tangga yang menuju ke Surga. Jika ada yang tidak mau berurusan dengan itu, dia tidak mau berurusan dengan Yesus.

Yesus terkasih, jangan jadi Hakimku, tapi Juruselamatku.—

    Antonio Bacci  (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.

 

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy