| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Meditasi Antonio Kardinal Bacci: Menyenangkan Hati Yesus

 

Pada awal pelayanan para Rasul, sebelum mereka dikuatkan dan diterangi oleh Roh Kudus, para Rasul sama ambisiusnya dengan kebanyakan orang lainnya. Suatu hari ibu Yohanes dan Yakobus, putra Zebedeus, datang kepada Yesus dan bertanya kepada-Nya apakah kedua putranya dapat mendahului para Rasul lainnya dan duduk di singgasana tertinggi dalam kerajaan-Nya, satu di sebelah kanan-Nya dan yang lainnya di kirinya. Yesus tidak menyetujui keinginan untuk mendominasi ini. “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu,” Dia berkata, “hendaklah ia menjadi pelayanmu,.dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Mat 20, 26-28)

Pada kesempatan lain para Rasul datang kepada Yesus dan bertanya kepada-Nya siapa di antara mereka yang terbesar dalam kerajaan Surga. Satu-satunya jawaban Yesus adalah memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah kelompok. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga.” (Mat 18, 3-4)

Inilah ajaran agung Injil. Jika kita ingin menjadi hebat dan menyenangkan di mata Tuhan, kita harus tidak penting dalam pandangan kita sendiri dan dalam hubungan kita dengan manusia. Injil melibatkan penggulingan nilai-nilai kemanusiaan. Siapapun yang membuat dirinya tidak penting akan menjadi hebat. Siapa pun yang berusaha menjadikan dirinya orang besar menjadi orang yang tidak diperhitungkan di mata Allah. "Tuhan menolak orang yang sombong, tetapi memberi kasih karunia kepada orang yang rendah hati." (Bdk. Yakobus 4, 6; I Petrus 5, 5) Jika kita ingin menyenangkan Hati Kudus Yesus, hal pertama yang harus kita lakukan adalah menjadi seperti anak kecil. Dengan kata lain, kita harus menekan ambisi dan kesombongan kita, dan menghancurkan cinta diri kita sehingga Hati Kudus dapat mengisi hati kita dengan cinta Tuhan.

Sayangnya, sangat sedikit orang yang mempertimbangkan kata-kata Injil yang baru saja kami kutip. Namun demikian, kata-kata ini berbentuk perintah dan mengandung sanksi yang berat. “Jika kamu tidak berbalik dan menjadi seperti anak kecil,” kata Yesus, “kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.” Mereka yang sombong, ambisius, dan dimabukkan oleh pujian manusia dan oleh pentingnya kedudukan mereka tidak akan mampu melewati pintu gerbang Surga yang sempit. Mereka melekat pada dunia dan mereka akan memiliki dunia, tetapi mereka tidak akan pernah memiliki Surga. Kita harus membuat pilihan kita antara dunia ini dan Surga. Untuk menjadi seperti anak kecil, kita harus rendah hati di hadirat Allah dan manusia dan kita harus memperoleh kesederhanaan dan kepolosan orang muda.

Kepolosan menyiratkan kebebasan dari rasa bersalah dan memiliki sikap lugas seperti anak kecil. Pernahkah Anda memperhatikan mata seorang anak? Mereka tampaknya mencerminkan sesuatu dari Surga. Anak-anak kecil adalah malaikat di bumi; kita harus menjadi seperti ini. Kesederhanaan anak membuat mereka mempercayakan diri sepenuhnya kepada orang tua. Dengan cara yang sama kita harus mempercayakan diri kita sepenuhnya kepada Allah dan Penyelenggaraan ilahi-Nya dalam segala keadaan hidup kita.

Ini adalah masa kanak-kanak rohani yang harus kita tuju dan dicapai oleh para orang kudus, terutama St Theresia dari Kanak-kanak Yesus, St Filipus Neri, dan St Fransiskus dari Assisi. Marilah kita memohon kepada Hati Kudus Yesus untuk pemberian yang luar biasa ini.

O Yesus, sahabat anak-anak kecil, berkati semua anak kecil di seluruh dunia.— 
 
   Antonio Bacci  (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy