Senin, 05 Juni 2023
Peringatan Wajib St. Bonifasius, Uskup dan Martir
Doa
kepada Bapa kita adalah doa kita, kalau itu didoakan dalam nama Yesus
Bdk. Yoh 14:13; 15:16; 16:24.26.. Yesus berdoa dalam doa Imam
Agung-Nya: "Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu yaitu
nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku" (Yoh 17:11). (Katekismus
Gereja Katolik, 2815)
Antifon Pembuka (Mzm 118:85,46)
Merekalah orang suci, sahabat Allah, yang mulia karena mewartakan kebenaran Ilahi. Alleluya.
Doa Pagi
Ya Tuhan, Santo Bonifasius, martir, telah memeteraikan dengan darah iman
yang diajarkannya dengan lidah. Semoga berkat doanya kami teguh
berpegang pada iman yang sama dan setia mengamalkannya dalam karya. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus
Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan
dan mazmur tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum Para Martir,
misalnya: 1Kor 1:18-25, Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 5b, Mat 5:3-19
Bacaan dari Kitab Tobit (1:1-3, 2:1b-8)
"Tobit lebih takut kepada Tuhan daripada kepada raja."
Aku, Tobit, menempuh jalan kebenaran dan kesalehan seumur hidupku dan
banyak melakukan kebajikan kepada para saudara dan segenap bangsaku yang
bersama dengan daku telah berangkat ke pembuangan, ke negeri Asyur, ke
kota Niniwe. Sekali peristiwa pada hari raya Pentakosta, yaitu hari raya
Tujuh Minggu, disajikan kepadaku suatu jamuan makan yang baik. Aku pun
telah duduk untuk makan. Sebuah meja ditempatkan di hadapanku dan
kepadaku disajikan banyak hidangan. Tetapi berkatalah aku kepada anakku
Tobia, “Nak, pergilah, dan jika kaujumpai seorang miskin dari
saudara-saudara kita yang diangkut tertawan ke Niniwe dan yang dengan
segenap hati ingat akan Tuhan, bawalah ke mari, supaya ikut makan. Aku
hendak menunggu, hingga engkau kembali.” Maka keluarlah Tobia untuk
mencari seorang saudara yang miskin. Sepulangnya berkatalah ia, “Pak!”
Sahutku, “Ada apa, nak?” Jawabnya, “Salah seorang dari bangsa kita telah
dibunuh. Ia dicekik dan dibuang di pasar. Jenazahnya masih ada di
situ!” Aku meloncat berdiri, dan jamuan itu kutinggalkan sebelum
kukecap. Jenazah itu kuangkat dari lapangan dan kutaruh di dalam salah
satu rumah hingga matahari terbenam, untuk kukuburkan nanti. Kemudian
aku pulang, kubasuh diriku, lalu makan dengan sedih hati. Maka
teringatlah aku akan sabda yang diucapkan Nabi Amos mengenai kota Betel,
“Hari-hari rayamu akan berubah menjadi hari sedih dan segala nyanyianmu
akan menjadi ratapan!” Lalu menangislah aku. Setelah matahari terbenam
aku pergi menggali liang, lalu jenazah itu kukuburkan. Para tetangga
menertawakan daku, katanya, “Ia belum juga takut! Sudah pernah ia dicari
untuk dibunuh karena perkara yang sama. Dahulu ia melarikan diri dan
sekarang ia menguburkan jenazah lagi!” Tetapi Tobit lebih takut kepada
Allah daripada kepada Raja.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan
Ayat. (Mzm 112:1-2.3-4.5-6)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan
segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang
benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang
selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam
gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan
segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah, ia kan
dikenang selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Why 1:5a)
Yesus Kristus, Engkaulah saksi yang setia, yang pertama bangkit dari
alam maut; Engkau mengasihi kami dan mencuci dosa kami dalam darah-Mu.
Inilah Injil Suci menurut Markus (12:1-12)
"Mereka menangkap dan membunuh putra kesayangan, dan melemparkannya ke luar kebun anggur."
Pada suatu hari Yesus berbicara kepada imam-imam kepala, ahli-ahli
Taurat dan kaum tua-tua dengan perumpamaan, kata-Nya, "Adalah seorang
membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang
tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia
menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri
lain. Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada
penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu
dari mereka. Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu
menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. Kemudian ia menyuruh pula seorang
hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya
dan sangat mereka permalukan. Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi,
dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka
pukul dan ada yang mereka bunuh. Sekarang tinggal hanya satu orang
anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya:
Anakku akan mereka segani. Tetapi penggarap-penggarap itu berkata
seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia,
maka warisan ini menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan
membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu. Sekarang apa
yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan
membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur
itu kepada orang-orang lain. Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu
yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal
itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita." Lalu
mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa
merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka
takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia."Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Iman kita dan Gereja mengajarkan kita bahwa hidup itu kudus karena Allah adalah Pencipta dan Dialah yang memberi hidup. Hidup atau nyawa mungkin suci bagi kita, tapi bagi dunia nyawa itu murah. Setidaknya dari cara konflik dan perbedaan diselesaikan dengan kekerasan dan perang, cukup jelas bahwa hidup atau nyawa itu murah dan tidak dianggap apa-apa. Ketika kita melihat rekaman mayat dari konflik bersenjata, kita tidak bergidik lagi. Ini seperti menonton film dan kita tidak merasakan efek dari kekejaman itu.
Dalam kedua bacaan hari ini, kematian tampaknya memiliki peran yang menonjol dan bersifat kekerasan. Pada bacaan pertama, seorang pria dicekik sampai mati dan ditinggalkan di sana di pasar. Dalam perumpamaan Injil, para hamba dan akhirnya putra pemilik kebun anggur dibunuh oleh para penggarap.
Bahkan Yesus mati dengan kematian yang kejam dengan penyaliban. Ini menunjukkan bahwa umat manusia akan dengan kejam menghancurkan kehidupan jika terus menjadi masalah. Tetapi rasa hormat terhadap kehidupan dan kesucian hidup adalah prinsip utama dari iman kita. Kesaksian kita untuk cinta dan pengampunan dan rekonsiliasi akan menjadi satu-satunya jawaban bagi mereka yang berpikir bahwa hidup itu murah.
RENUNGAN PAGI