Senin, 26 Juni 2023 Hari Biasa Pekan XII

 

Senin, 26 Juni 2023
Hari Biasa Pekan XII
 
“Ketika kita hanya mengharapkan penderitaan, kegembiraan yang paling kecil mengejutkan kita: Penderitaan itu sendiri menjadi kegembiraan terbesar ketika kita mencarinya sebagai harta yang berharga.”
St Theresia de Lisieux

 
Antifon Pembuka (Mzm 33:22)

Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, sebab pada-Mulah kami berharap

Doa Pagi


Allah Bapa sumber kebahagiaan, bimbinglah kiranya kami menjauhi kerusuhan dan perang, masuk ke tempat tinggal yang aman, penuh cinta kasih dan kerukunan, tempat orang bersama-sama membangun kebahagiaan berkat Yesus Kristus penunjuk jalan kami. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.   
    
Bacaan dari Kitab Kejadian (12:1-9) 
 
"Abram berangkat sesuai dengan sabda Tuhan."
 
Di negeri Haran Tuhan bersabda kepada Abram, “Tinggalkanlah negerimu, sanak saudaramu dan rumah bapamu ini, dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Dan segala kaum di muka bumi akan menerima berkat karena engkau.” Maka berangkatlah Abram sesuai dengan sabda Tuhan. Lot pun ikut bersama dengan dia. Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. Abram membawa Sarai, istrinya, dan Lot, anak saudaranya, segala harta benda milik mereka dan orang-orang yang mereka peroleh di Haran. Mereka berangkat ke tanah Kanaan, dan sampai di situ, Abram berjalan melintasi negeri itu, sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu negeri tersebut didiami orang Kanaan. Maka Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan bersabda, “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Maka Abram mendirikan di situ sebuah mezbah bagi Tuhan, yang telah menampakkan diri kepadanya. Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Di sana ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat, dan Ai di sebelah timur. Lalu ia mendirikan sebuah mezbah di situ bagi Tuhan, dan memanggil nama-Nya. Sesudah itu Abram berangkat lagi, dan makin jauh ia berjalan ke tanah Negep.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik pusaka-Nya.
Ayat. (Mzm 33:12-13.18-19.20.22)
1. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia;
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Firman Tuhan itu hidup dan kuat, menusuk ke dalam jiwa dan roh.

Inilah Injil Suci menurut Matius (7:1-5)
  
"Keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri!"

Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Janganlah menghakimi, supaya kalian tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang telah kalian pakai untuk menghakimi, kalian sendiri akan dihakimi. Dan ukuran yang kalian pakai untuk mengukur akan ditetapkan pada kalian sendiri. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu, ‘Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu’, padahal di dalam matamu sendiri ada balok? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

 
Renungan
 
  Mazmur 90:10 memberi tahu kita bahwa umur hidup kita adalah 70 tahun, dan 80 tahun bagi mereka yang kuat. Secara praktis, ketika kita mencapai 70 tahun, itu akan menjadi waktu untuk pensiun dari gaya hidup yang sibuk dan menghabiskan hari-hari kita dengan damai dan menikmati matahari terbenam yang keemasan. Pada usia 75 tahun, kita mungkin tidak akan berpikir untuk memulai hidup di tempat lain dan mungkin harus memulai dari awal lagi. Kita hanya tidak memiliki energi semacam itu.

Dikisahkan dalam bacaan pertama bahwa Abram berumur 75 tahun ketika dia meninggalkan Haran menuju tanah yang akan ditunjukkan Tuhan kepadanya. Kita juga diberitahu bahwa Tuhan memberinya sebuah janji, dia mengambil keluarganya dan semua miliknya, dan tahap demi tahap, Tuhan menampakkan diri kepadanya dan mengatakan kepadanya apa yang harus dilakukan dan ke mana harus pergi. Kita akan bertanya-tanya apakah kita melewatkan sesuatu. Kita bertanya-tanya mengapa Abram melakukan hal seperti itu meskipun kita mengakui bahwa dia adalah bapa dari umat beriman dan dia melakukan hal yang benar. Tapi ada juga banyak detail yang tidak kita ketahui dan kita bisa terus merenungkan apa yang membuat Abram mendengarkan Tuhan dan percaya padanya.

Dalam Injil, Yesus memberikan pengajaran tentang menghakimi orang lain. Maksud dari ajaran-Nya adalah bahwa kita tidak mengetahui perincian dan karenanya menilai berarti sampai pada suatu kesimpulan tanpa mengetahui perincian lengkap dari situasi seseorang. Masa hidup kita mungkin 70 tahun atau 80 tahun atau lebih. Marilah kita menjalani hidup kita dengan kejelasan dan janganlah kita menghakimi orang lain ketika kita tidak mengetahui semua detailnya. Bagaimanapun, kita ingin menjalani hidup kita dengan gembira dan damai dengan orang lain.
 
 

 
 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy