Kasih kepada Tuhan tidak boleh terdiri dari sentimentalitas yang kosong dan tidak efektif, tetapi harus terdiri dari tekad yang tulus untuk menyenangkan Tuhan dengan melaksanakan kehendak-Nya tanpa pamrih dan dengan menjadi lebih dekat bersatu dengan-Nya dengan bantuan rahmat suci-Nya. Kemajuan dalam kasih Tuhan dibagi oleh para ahli kehidupan spiritual menjadi tiga tahap: - (1) periode penyucian; (2) masa iluminasi; dan (3) periode penyatuan dengan Tuhan. Kita mungkin telah maju tidak lebih jauh dari tahap pertama karena masih banyak yang harus dimurnikan dalam jiwa kita. Namun demikian, marilah kita memohon rahmat Tuhan untuk membantu kita memulai pekerjaan ini dengan segera.
Mereka berada di tingkat pertama kesempurnaan dalam kasih Allah yang ingin mengasihi Dia tetapi masih merasakan keterikatan pada dosa. Bagaimana mungkin untuk mencintai Tuhan dan pada saat yang sama menyinggung Dia dengan menyerah pada keinginan yang melanggar hukum dan pada daya tarik dunia? Ini adalah misteri hati manusia, yang secara bersamaan dapat mengalami keinginan untuk mengasihi Tuhan dan gangguan daging.
Orang-orang seperti ini harus dengan rendah hati bertekun berdoa memohon rahmat yang mereka butuhkan. Mereka harus memberantas kejahatan utama mereka satu per satu agar mereka bebas untuk mengasihi Tuhan. Karena perjalanan mereka akan sulit dan penuh rintangan, mereka akan membutuhkan keberanian para pendaki gunung, tetapi, jauh di atas, puncak yang putih dan cerah menanti mereka. Hanya kerja keras dan pengorbanan yang dapat membawa mereka ke sana, tetapi ketika mereka tiba, mereka akan mengetahui kebahagiaan sejati, karena mereka akan melihat Tuhan. “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” (Mat 5:8)
Tahap kedua adalah tahap iluminasi dan peningkatan kesempurnaan. Ketika jiwa telah dibebaskan dari dosa, ia harus diperkaya dengan segala kebajikan.
Kasih Allah menuntut agar kita tidak pernah diam. Jika kita dengan tulus mencintai Tuhan, kita harus menyenangkan Dia dalam segala hal. Oleh karena itu, di bawah pengaruh kasih karunia-Nya, kita harus naik selangkah demi selangkah menuju kesempurnaan yang Yesus tuntut dari kita, (Mat. 5:48) sampai kita mencapai tahap ketiga, yaitu persatuan dengan Allah. Kita akan diberkati dengan kebahagiaan jika kita bisa mencapai puncak ini, karena kita akan memandang suka dan duka dunia ini dengan tatapan mata yang tenang. Seluruh keberadaan kita akan pergi kepada Tuhan dalam tindakan penyerahan total. Seperti Santo Paulus, kita tidak lagi menjadi diri kita sendiri, tetapi menjadi milik Allah sepenuhnya. Marilah kita bersemangat dan energik dalam berjuang untuk mencapai puncak kesempurnaan ini, yang merupakan pencicipan Surga itu sendiri.—
Antonio Bacci (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.