Hari Biasa Pekan XX
Percaya kepada Kristus adalah jalan untuk sampai dengan pasti kepada keselamatan --- Paus Benediktus XVI
Antifon Pembuka (Mzm 146:2)
Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
Doa Pagi
Allah Bapa, sumber cinta kasih, Engkau menghendaki kami saling menaruh cinta kasih. Semoga hati kami terbuka terhadap kesulitan, yang dihadapi oleh orang-orang di sekitar kami dan perkenankanlah kami membantu mereka dengan rela dan tulus hati. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Fr Lawrence Lew, O.P. | CC BY-NC-ND 2.0 |
Pada zaman para hakim pernah terjadi kelaparan di tanah Israel. Maka pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda, Elimelekh namanya, beserta isterinya dan kedua orang anaknya, ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. Kemudian meninggallah Elimelekh, suami Naomi, sehingga Naomi tertinggal dengan kedua anaknya. Kedua anaknya itu lalu mengambil wanita Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut. Dan mereka tinggal di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. Lalu matilah pula kedua anaknya, sehingga Naomi kehilangan suami dan kedua anaknya. Kemudian berkemas-kemaslah ia dengan kedua menantunya, mau pulang meninggalkan daerah Moab. Sebab di daerah Moab itu Naomi telah mendengar bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka. Orpa lalu mencium mertuanya, minta diri pulang ke rumahnya. Tetapi Rut tetap berpaut pada mertuanya. Berkatalah Naomi, “Iparmu telah pulang kepada bangsanya dan kepada para dewanya. Pulanglah juga menyusul dia!” Tetapi Rut menjawab, “Janganlah mendesak aku meninggalkan dikau dan tidak mengikuti engkau. Sebab ke mana pun engkau pergi, ke situ pula aku pergi. Di mana pun engkau bermalam, di situ pula aku bermalam. Bangsamulah bangsaku, dan Allahmulah Allahku.” Demikianlah Naomi pulang bersama-sama Rut, menantunya, yang berbangsa Moab dan turut pulang. Dan mereka tiba di Betlehem pada permulaan musim panen jelai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Ayat. (Mzm 146:5-6.7.8-9a.9bc-10; Ul: 2a)
1. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.
2. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
3. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.
4. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun temurun!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 25:5c,5a)
Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.
Inilah Injil Suci menurut Matius (22:34-40)
Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki, berkumpullah mereka. Seorang dari antaranya, seorang ahli Taurat, bertanya kepada Yesus hendak mencobai Dia, “Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?” Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Renungan
Bagi kita umat Katolik, ketika kita membuat tanda salib, itu memiliki banyak arti. Ketika kita memulai doa kita, kita akan membuat tanda salib. Atau kita juga membuat tanda salib saat kita merasa takut atau karena alasan apapun. Ketika kita membuat tanda salib, salah satu maknanya adalah kita memberkati diri kita sendiri dalam nama Tuhan yang adalah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Itu juga bisa berarti bahwa kita diselamatkan oleh Kristus yang mati di kayu salib untuk kita.
Perikop Injil hari ini mungkin memberi kita arti lain ketika kita membuat tanda salib. Yesus menjelaskan apa perintah terbesar itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama."
Dan Dia melanjutkan dengan ini: Yang kedua mirip - "kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Jadi dalam membuat tanda salib, kita menandai diri kita sendiri di kepala yang berarti bahwa kita mengasihi Tuhan dengan segenap akal budi kita; di dada berarti bahwa kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan jiwa kita.
Dan ketika kita menandai bahu kita, itu berarti mencintai Tuhan dengan segenap kekuatan kita, dan kasih itu harus ditunjukkan kepada sesama kita di kiri dan kanan.
Jadi membuat tanda salib adalah tanda kasih kita yang dalam dan mendalam kepada Tuhan dan sesama.
Jadi tanda salib adalah tanda kasih. Ketika kita membuatnya, itu adalah tanda bahwa kita mengasihi Tuhan dan sesama kita. Kiranya tanda salib juga menjadi kenyataan dalam hidup kita.