| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Meditasi Antonio Kardinal Bacci: Menggunakan talenta sebaik mungkin

 

 
Mari kita renungkan perumpamaan tentang talenta. Seorang raja sedang bersiap untuk pergi ke luar negeri dan sebelum dia pergi dia memanggil para pelayannya. Dia membagikan asetnya di antara mereka sesuai dengan kemampuan mereka, memberikan lima talenta kepada yang pertama, dua untuk yang kedua, dan satu untuk yang ketiga.

Lama kemudian tuan itu kembali dan meminta para pelayannya untuk mempertanggungjawabkan uang yang dipercayakan kepada mereka. Mereka yang telah menerima, masing-masing, lima dan dua talenta mengembalikan modal kepada tuan mereka bersama dengan keuntungan yang telah mereka hasilkan, sehingga masing-masing dapat mengembalikan dua kali lipat jumlah yang semula dipercayakan kepadanya. Tuan mereka memuji kesetiaan dan semangat mereka dan menghadiahi mereka lebih dari yang bisa mereka harapkan.

Akhirnya, orang yang hanya menerima satu talenta muncul dan berkata: “Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!  Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." (Bdk. Mat 25:14-30)

Arti dari perumpamaan ini jelas. Kita semua adalah hamba yang kepadanya Bapa kita mempercayakan berbagai talenta. Beberapa telah diberikan lebih dari yang lain. Dengan kerja dan industri kita sendiri, kita semua harus memanfaatkan talenta yang telah kita terima secara menguntungkan. Hamba yang tidak tahu berterima kasih dan malas yang tidak memanfaatkan bakatnya dengan baik akan dihukum berat. Tetapi pahala yang bahagia menanti hamba yang baik dan setia yang telah bekerja dengan tekun sepanjang hidupnya untuk kepentingan Tuannya sampai talenta yang telah diterimanya menghasilkan peningkatan kekudusan dalam dirinya sendiri dan orang lain.

Sebagai aturan umum, Tuhan memberi kita tiga jenis talenta. Ini adalah (i) materi, seperti kesehatan atau kekayaan; (ii) intelektual dan moral, seperti kecerdasan, kepribadian, dan kemampuan; dan (iii) supernatural, seperti rahmat ilahi, panggilan, atau kekuatan luar biasa. Tuhan membagikan semua talenta ini dengan boros, kepada siapa pun yang Dia kehendaki dan sesuai dengan rencana tersembunyi-Nya sendiri.

Oleh karena itu, kita tidak berhak iri pada bakat orang lain atau merasa tidak puas dengan bakat kita sendiri. Sebaliknya kita harus berterima kasih kepada Tuhan atas apa pun yang telah Dia berikan kepada kita dan ingat bahwa penderitaan dan kekurangan juga dapat digunakan sebagai sarana penyucian diri. Jika kita dengan senang hati menerima dan mempersembahkan kekurangan bakat tertentu kita kepada Tuhan, kita dapat memperoleh pahala yang besar.

Kita tidak boleh mengeluh tentang jumlah yang telah kita terima. Akan lebih tepat untuk gemetar memikirkan berapa banyak yang telah kita terima. Jika seseorang telah menerima sangat sedikit, dia harus mempertanggungjawabkan sangat sedikit. Tetapi seseorang yang telah menerima banyak sekali bertanggung jawab di hadapan Allah atas cara dia menggunakan semua karunia yang dipercayakan kepadanya.

Kebanggaan dan semangat kesombongan kita bertanggung jawab atas ketidakpuasan apa pun yang mungkin kita rasakan terkait keadaan hidup dan kemampuan kita. Tetapi jika perhatian kita terutama untuk kemuliaan Allah dan untuk keselamatan kekal kita, maka tidak masalah bagi kita berapa banyak yang telah kita terima. Marilah kita puas dengan posisi hidup di mana Allah telah menempatkan kita. Biarlah kita yang tidak terlalu berbakat berterima kasih kepada Tuhan atas sedikit yang telah kita terima, tetapi jika kita telah diberkati dengan banyak sekali pemberian, marilah kita dengan cemas mempertimbangkan bagaimana kita menggunakannya. Apa pun itu, marilah kita bekerja keras untuk menggunakan talenta yang telah Tuhan berikan kepada kita sebaik mungkin.— 


 Antonio Bacci  (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy