Ketika kita masih anak-anak, kita mulai menggunakan nalar dan mulai mengalami godaan pertama kita terhadap kejahatan. Dibiarkan sendiri sifat manusia kita yang lemah tidak berdaya untuk melawan, tetapi kita sekarang dibentengi oleh penerimaan sakramen lain, Penguatan, yang menjadikan kita prajurit Yesus Kristus dan memberi kita senjata spiritual untuk melawan musuh jiwa kita.
Sayangnya, kita terus jatuh ke dalam dosa dari waktu ke waktu, tetapi Sakramen Tobat ada untuk menyelamatkan kita dari kehancuran.
Selain itu, Kristus telah memberi kita Ekaristi Mahakudus untuk menjaga kita tetap dekat dengan-Nya dan mencegah kita jatuh lebih serius.
Sakramen lainnya adalah Perkawinan dan Tahbisan. Yang pertama menguduskan ikatan perkawinan dan memberikan rahmat yang diperlukan untuk membesarkan keluarga Kristiani. Yang terakhir menyediakan Gereja dengan para imam, perwakilan dari Penebus ilahi kita yang menganugerahkan kehidupan supernatural pada jiwa-jiwa dan membimbing mereka menuju kebahagiaan abadi. Akhirnya, ketika kita mendekati akhir dari kehidupan fana kita, Gereja Induk kembali berada di sisi kita untuk menghibur kita. Sakramen Pengurapan Orang Sakit menghapus semua sisa dosa dan memberi kita kekuatan untuk menghadapi perjalanan besar menuju keabadian.
Kita harus berterima kasih kepada Tuhan atas rantai nikmat ini dan harus menggunakannya dengan hati-hati untuk kesejahteraan spiritual kita.
Seperti Sakramen lainnya, Baptisan terdiri dari unsur material dan spiritual. Tanda lahiriah yang masuk akal menghasilkan rahmat, atau unsur spiritual, yang dilambangkannya. Karena kita tersusun dari tubuh dan jiwa, sudah sepantasnya Sakramen juga terdiri dari unsur ganda ini. Pembaptisan, misalnya, sebagai penyucian jiwa secara rohani, dilakukan dengan menuangkan air alami disertai dengan sabda sakramental oleh Yesus Kristus.
Gereja menambahkan seremonialnya sendiri ke bagian penting dari Sakramen. Melalui pengusiran setan, setan diusir, dan lidah disucikan dengan garam kebijaksanaan untuk menunjukkan bahwa itu harus menjadi alat kebaikan. Tubuh dikuduskan oleh minyak dan krisma agar selalu menjadi bait Roh Kudus yang hidup. Pakaian putih melambangkan kepolosan yang harus kita pertahankan selama sisa hidup kita, dan lilin yang menyala melambangkan iman dan cinta kasih yang harus selalu menginspirasi jiwa.
Semua ini dilakukan untuk kita sebelum kita berada dalam posisi untuk memahami apa pun tentangnya. Meskipun demikian, hari ini kita hendaknya merenungkan makna upacara-upacara sakral ini dan bagaimana upacara-upacara itu hendaknya mempengaruhi kehidupan kita.
Adalah bermanfaat bagi kita untuk mengulangi janji baptisan yang pernah dibuat oleh orang lain atas nama kita. Mari kita bayangkan bahwa kita sedang dalam Pembaptisan kita sendiri, dengan sungguh-sungguh berjanji melalui ayah baptis dan ibu baptis kita untuk meninggalkan iblis, dunia dan daging untuk mengikuti Yesus.
Bisakah kita mengklaim telah menepati janji kita? Atau apakah kita terpaksa mengakui bahwa kita tidak selalu memenuhi kewajiban kita?
Marilah kita memperbaharui janji-janji kita hari ini dan marilah kita meminta rahmat Yesus untuk setia kepada janji-janji itu sampai akhir hidup kita.—