St Agustinus lahir dari pasangan St. Monika, seorang wanita Kristen, dan Patricius, seorang penyembah berhala Romawi, ayahnya, yang menjalani gaya hidup yang tidak bermoral dan jahat, yang pada akhirnya juga diikuti oleh St. Agustinus di masa mudanya. Namun meski dikelilingi oleh segala macam kejahatan dan keburukan dunia, St. Monika dengan sabar dan setia menjalani hidupnya sebagai seorang istri dan ibu, dan ia juga bertindak dengan kebajikan, sering memberikan sedekah dan amal kepada orang miskin dan yang membutuhkan.
St Monika tentu saja ingin agar suami dan putranya dapat berpaling kepada terang, namun perjalanannya tentu akan panjang, sulit, dan terkadang dapat memilukan. Bukan hanya harus menanggung suaminya, yang meskipun menghormatinya, namun hidup dalam kejahatan, St. Monika juga harus menanggung melihat putranya sendiri jatuh ke jalan dosa, ketika ia tumbuh dewasa dan mulai mencari kebenaran, dalam perjalanan panjang, selama itu, ia akan menganut cara-cara yang salah seperti Manikheisme dan juga berbagai cara hedonistik.
Saking parahnya, St Agustinus malah menyebabkan seorang perempuan hamil di luar nikah, artinya ia menghamili perempuan itu padahal ia belum menikah. Hal ini antara lain, seperti upayanya mengejar filosofi pagan, pasti sangat menyakiti hati St. Monika, melihat keluarganya seperti itu. Namun, St. Monika dengan sabar menaruh imannya kepada Tuhan dan mendedikasikan dirinya untuk berdoa bagi pertobatan keluarganya.
Akhirnya, dengan iman dan ketekunannya yang sabar, perhatian dan kepeduliannya terhadap orang-orang yang dicintainya, St. Monika berhasil mengubah hati suaminya terlebih dahulu, yang konon telah berpindah agama menjadi Kristen dan bertobat dari segala dosanya ketika dia sekarat. Dan ketika St Agustinus dan St Monika terpecah oleh pengadopsian ajaran sesat Manichaean dan cara hidupnya yang jahat, St. Monika dengan sabar bertahan dan mengikuti putranya, akhirnya menuntunnya untuk menemukan St. Ambrosius dari Milan, yang berpengaruh dan karismatik. pria yang akhirnya bersama-sama, berhasil mengembalikan St. Agustinus ke dalam kebenaran Kristus setelah bertahun-tahun melakukan perlawanan.
Saudara dan saudari seiman dalam Kristus, kita melihat dalam diri St. Monika teladan seorang Kristiani yang sejati dan berbudi luhur, yang tetap berkomitmen kepada Allah meskipun ada tantangan dan rasa sakit yang harus ia tanggung. St Monika menunjukkan kebajikan Kristiani yang sejati dan dengan sabar bertahan, terus berdoa dan melakukan apa yang dia bisa, seperti yang telah dilakukan oleh hamba yang setia dan rajin, dalam mendedikasikan upayanya untuk kemuliaan Tuhan yang lebih besar.
Dan Anda lihat betapa besar dampak yang ditimbulkannya, karena melalui St. Agustinus dan banyak orang yang diilhami dan disentuhnya, tak terhitung banyaknya orang dan jiwa yang diselamatkan berkat ketekunan dan iman St. Monika, ibundanya yang penuh kasih. Apakah kita mampu dan mau mengikuti jejaknya saudara-saudara seiman dalam Kristus? Apakah kita bersedia melakukan pengorbanan yang diperlukan untuk setia kepada Tuhan, dalam segala hal?
Semoga Tuhan selalu menyertai kita, dan semoga Dia menguatkan kita dan mendorong kita untuk selalu setia meskipun ada tantangan, cobaan dan kesengsaraan yang mungkin kita hadapi dalam hidup. Semoga Tuhan memberkati kita semua, dan semoga St. Monika berdoa dan menjadi perantara bagi kita semua, sekarang dan selamanya. Amin.