Meditasi Antonio Kardinal Bacci: Membaca buku yang baik

Pengantar dari renunganpagi.id
Perlu diketahui, tulisan ini ditulis sekitar tahun 1930-1971, konteks untuk saat ini yang masih relevan, yakni: Media sosial, website dan teknologi lain. Kuncinya: Bacalah hanya buku-buku atau media sosial, website yang akan mendekatkan Anda kepada Tuhan.  Jauhilah buku-buku, media sosial, website yang menjauhkan diri Anda dari Tuhan, dan memberi pengaruh buruk, jatuh dalam dosa.
 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 

Eduard von Grützner (1846-1925), “Monk Reading With a Wine Glass” (photo: Public Domain)

 
Buku menjadi mode saat ini*; kenyataannya, banyak sekali yang diterbitkan tetapi tidak pernah dibaca. Ada kegilaan terhadap buku sejak penemuan mesin cetak mengipasi keinginan yang membara untuk menulis dan menerbitkan. Ada buku bagus, buku tidak berguna, dan, sayangnya, buku jelek, termasuk surat kabar, majalah, dan ulasan semua deskripsinya. Terkadang ini adalah publikasi yang serius; tetapi biasanya hal-hal tersebut ringan, tidak sehat, menggoda untuk berbuat dosa, dan bahkan memperdagangkan dosa. Mereka merusak jiwa, merusak moral, menghancurkan kepolosan masa kanak-kanak dan remaja, serta menyebarkan ketidakpedulian, kesalahan, dan kemerosotan di mana-mana. Publikasi-publikasi yang baik yang diilhami oleh Injil diperlukan untuk melawan gelombang imoralitas ini. Tidaklah cukup hanya dengan menolak literatur yang buruk. Kita tidak boleh membacanya, kita harus menjauhkannya dari rumah kita, dan kita harus menjaganya agar tidak jatuh ke tangan yang ceroboh atau tidak bersalah. Apalagi kita perlu melakukan perlawanan dengan membantu dan memberikan dukungan penuh terhadap sastra yang baik.
Telah diamati bahwa jika St. Paulus kembali ke dunia, dia akan menjadi seorang jurnalis, karena saat ini pers adalah pengaruh paling kuat untuk kebaikan dan senjata paling ampuh untuk memerangi kejahatan. Tentu saja jika Santo Paulus kembali ke dunia, ia akan menjadi seorang Rasul, seperti dulu, dalam arti dunia yang utuh, dan tidak akan puas hanya menjalankan kerasulan pers. Namun demikian, merupakan sebuah fakta bahwa saat ini pers merupakan media Kerasulan yang paling kuat dan paling tersebar luas. Karena kita semua harus menjadi Rasul, setidaknya dalam arti luas, kita hendaknya menentang literatur yang buruk dan mendukung publikasi yang bermanfaat sebanyak yang kita bisa.

Marilah kita menguji diri kita dengan sungguh-sungguh di hadirat Tuhan. Apakah buku, jurnal dan review yang kita beli dan baca semuanya baik? Apakah di rumah kita terdapat buku-buku dan kertas-kertas yang dapat membahayakan orang-orang yang tinggal bersama kita? Apakah kita mendukung dan mendorong publikasi yang baik? Barangkali masih banyak yang perlu kita ulas dan perbaiki dalam hal ini. Jika demikian, marilah kita berjanji kepada Tuhan bahwa kita akan melakukan yang terbaik untuk menjadi lebih baik.

Ada sebagian yang karena jabatan atau pekerjaannya harus membaca buku-buku jelek atau buku-buku yang ada di Indeks. Berkenaan dengan hal tersebut, perlu meminta dan mendapat izin dari otoritas gerejawi yang sah.

Berkenaan dengan buku-buku buruk pada umumnya atau buku-buku yang hanya bersifat duniawi, kita harus memperhatikan norma-norma berikut yang ditetapkan oleh para ahli dalam kehidupan spiritual. (1) Membaca buku-buku ini hanya jika diwajibkan karena alasan jabatan atau posisi, dan jangan sekali-kali karena rasa ingin tahu yang tidak sehat. (2) Sebelum membaca mohon rahmat Tuhan minimal dengan doa mental atau vokal singkat. (3) Berhati-hatilah agar publikasi buruk ini tidak sampai ke tangan orang biasa yang dapat merugikan mereka. (4) Yang terakhir, bacalah juga buku-buku yang baik, karena inokulasi racun dari kejahatan dan kekeliruan dapat menembus roh yang paling baik dan paling lurus sekalipun, kecuali jika diberikan obat penawar.

Lebih khusus lagi, setiap orang perlu melakukan bacaan yang baik setiap hari untuk memajukan formasi spiritualnya. Sangat mudah untuk teralihkan oleh urusan-urusan duniawi dan menjadi suam-suam kuku dalam mempraktekkan kebajikan. Buku yang baik adalah teman setia yang berbicara kepada hati, mencerahkan pikiran, dan mendorong kemauan untuk berbuat baik. Selain buku-buku meditasi, kehidupan para Orang Kudus bisa sangat membangun. Kita perlu membacanya dengan penuh pertimbangan, sesekali menyela bacaan kita untuk merefleksikan dan menerapkan kesimpulan kita dalam kehidupan kita sendiri. Teladan kekudusan para Kudus akan mendorong kita untuk berkata kepada diri kita sendiri seperti St. Agustinus: “Jika orang lain, mengapa saya tidak?” Jika para orang kudus dapat mencapai tingkat kesucian dan kasih yang begitu kuat kepada Tuhan, mengapa saya tidak dapat melakukan hal yang sama?— 

*Antonio Bacci  (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy