Inginkah kita mengetahui apakah kita mengasihi Tuhan dengan tulus? Buktinya adalah ini. Jika kita melakukan kehendak-Nya dan menaati perintah-Nya, itu tandanya kita mengasihi Dia; tetapi jika kita tidak menaati perintah-perintah-Nya, kita berbohong ketika mengatakan bahwa kita mengasihi Dia. Oleh karena itu, kita harus menunjukkan kasih kita dengan menaati perintah-perintah Allah dalam segala hal. Dia memberi kita perintah-perintah ini karena kasih kepada kita, sehingga dengan menaatinya kita akan diselamatkan dan bahagia dengan-Nya. Meskipun Dia telah memberikannya karena cinta, kita harus menjaganya karena cinta, karena Dialah yang tertinggi dan satu-satunya kebaikan kita. Sama seperti Yesus dengan penuh kasih melakukan kehendak Bapa-Nya, dari Betlehem ke Nazaret, dari Nazaret ke Golgota, dan dari Golgota ke Surga, demikian pula kita harus mengikuti jejak-Nya dengan melakukan kehendak Allah yang mengagumkan dalam semua keadaan hidup kita, baik suka maupun duka. Namun kita harus menaati kehendak Ilahi karena kasih, yaitu karena kita mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati dan di atas semua ciptaan.
Segalanya mudah bagi dia yang mengasihi. “Ketika kita mengasihi Dia yang memberi kita perintah,” kata St. Fransiskus de Sales, “tindakan tersulit pun menjadi mudah.”
Mari kita periksa diri kita sendiri. Apakah kita selalu siap untuk menaati perintah Allah dengan cara apa pun dan apakah kita akan mati daripada menyinggung Dia? Marilah kita memeriksa diri kita juga untuk melihat apakah kita melakukan semua ini karena kasih kepada Yesus. “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.” tulis St. Yohanes. (1 Yohanes 3:14)
Orang yang mengasihi tidak puas hanya dengan melakukan kehendak orang yang dikasihinya; dia mencoba memuaskan setiap keinginannya. Oleh karena itu, jika kita benar-benar mengasihi Yesus, kita tidak hanya harus melakukan kehendak-Nya dengan sempurna, tetapi kita juga harus memenuhi setiap keinginan hati-Nya. Namun apa keinginan Yesus? Keinginan-Nya yang pertama adalah kemuliaan Bapa-Nya, yang harus kita promosikan dengan segala cara melalui kerja sama dengan rahmat ilahi. Yang kedua adalah pengudusan kita. “Sebab inilah kehendak Allah, pengudusanmu.” (1 Tes. 4:3) ”Karena itu kamu harus sempurna, sama seperti Bapa-Mu di surga sempurna.” (Mat. 5:48)
Yang ketiga, kita harus mengambil bagian sejauh yang kita bisa dalam karya kerasulan, demi kemenangan Gereja dan Kerajaan Allah di bumi. Apakah kita melakukan semua ini? Mungkin pada hari kematian kita, kita harus berkata: Betapa banyak kebaikan yang bisa kulakukan, namun aku lalai melakukannya! Betapa aku seharusnya lebih mencintai Tuhanku, namun aku sangat sedikit mencintai-Nya. -
Antonio Bacci (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.