Credit:ThamKC/istock.com |
Minggu, 17 September 2023
Hari Minggu Biasa XXIV
"Pengakuan dosa secara lengkap dan pengampunan perorangan, tetap merupakan jalan biasa satu-satunya untuk pendamaian umat beriman dengan Allah dan dengan Gereja, kecuali pengakuan dosa semacam itu tidak mungkin atau secara fisik atau secara moral" (OP 31). Untuk itu ada alasan-alasan kuat. Kristus bertindak dalam setiap Sakramen. Ia mendekati secara pribadi setiap pendosa: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni" (Mrk 2:5). Ia adalah dokter yang berpaling kepada setiap orang sakit secara tersendiri, yang membutuhkan-Nya Bdk. Mrk 2:17., supaya menyembuhkannya. Ia membangun semua orang sakit dan menggabungkan mereka lagi ke dalam persekutuan persaudaraan. Dengan demikian pengakuan pribadi adalah bentuk perdamaian yang paling nyata untuk perdamaian dengan Allah dan dengan Gereja. --- Katekismus Gereja Katolik, 1484
Antifon Pembuka (Lih. Sir 36:15-16)
Berikanlah damai kepada mereka yang mengandalkan Dikau, ya Tuhan, agar terbuktilah kebenaran para nabi-Mu. Dengarkanlah doa-doa hamba-Mu dan umat-Mu Israel.
Da pacem, Domine, sustinentibus te, ut prophetæ tui fideles inveniantur: exaudi preces servi, et plebis tuæ Israel.
Mzm. Lætatus sum in his quæ dicta sunt mihi: in domum Domini ibimus.
Give peace, O Lord, to those who wait for you, that your prophets be found true. Hear the prayers of your servant, and of your people Israel.
Hari Minggu Biasa XXIV
"Pengakuan dosa secara lengkap dan pengampunan perorangan, tetap merupakan jalan biasa satu-satunya untuk pendamaian umat beriman dengan Allah dan dengan Gereja, kecuali pengakuan dosa semacam itu tidak mungkin atau secara fisik atau secara moral" (OP 31). Untuk itu ada alasan-alasan kuat. Kristus bertindak dalam setiap Sakramen. Ia mendekati secara pribadi setiap pendosa: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni" (Mrk 2:5). Ia adalah dokter yang berpaling kepada setiap orang sakit secara tersendiri, yang membutuhkan-Nya Bdk. Mrk 2:17., supaya menyembuhkannya. Ia membangun semua orang sakit dan menggabungkan mereka lagi ke dalam persekutuan persaudaraan. Dengan demikian pengakuan pribadi adalah bentuk perdamaian yang paling nyata untuk perdamaian dengan Allah dan dengan Gereja. --- Katekismus Gereja Katolik, 1484
Antifon Pembuka (Lih. Sir 36:15-16)
Berikanlah damai kepada mereka yang mengandalkan Dikau, ya Tuhan, agar terbuktilah kebenaran para nabi-Mu. Dengarkanlah doa-doa hamba-Mu dan umat-Mu Israel.
Da pacem, Domine, sustinentibus te, ut prophetæ tui fideles inveniantur: exaudi preces servi, et plebis tuæ Israel.
Mzm. Lætatus sum in his quæ dicta sunt mihi: in domum Domini ibimus.
Give peace, O Lord, to those who wait for you, that your prophets be found true. Hear the prayers of your servant, and of your people Israel.
Doa Pagi
Ya Allah, Pencipta dan Penguasa segala sesuatu, perkenankanlah kami merasakan kekuatan belas kasih-Mu. Bantulah agar kami mengabdi Engkau dengan segenap hati. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Ya Allah, Pencipta dan Penguasa segala sesuatu, perkenankanlah kami merasakan kekuatan belas kasih-Mu. Bantulah agar kami mengabdi Engkau dengan segenap hati. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (27:30-28:9)
"Ampunilah kesalahan sesama, niscaya dosa-dosamu akan dihapus juga, jika engkau berdoa."
Dendam kesumat dan amarah sangatlah mengerikan, dan orang berdosalah
yang dikuasainya. Barangsiapa membalas dendam akan dibalas oleh Tuhan.
Tuhan dengan saksama memperhitungkan segala dosanya. Ampunilah kesalahan
sesama, niscaya dosa-dosamu akan dihapus juga, jika engkau berdoa.
Bagaimana gerangan orang dapat memohon penyembuhan pada Tuhan, jika ia
menyimpan amarah kepada sesama manusia? Bolehkah ia mohon ampun atas
dosa-dosanya, kalau ia sendiri tidak menaruh belas kasihan terhadap
seorang manusia yang sama dengannya? Dia hanya daging belaka, namun
menaruh dendam kesumat; siapa gerangan akan mengampuni dosa-dosanya?
Ingatlah akan akhir hidup, dan hentikanlah permusuhan. Ingatlah akan
kebusukan serta maut, dan hendaklah setia kepada segala perintah.
Ingatlah akan perintah-perintah dan jangan mendendami sesama manusia.
Hendaklah kamu ingat akan perjanjian dari Yang Mahatinggi, lalu
ampunilah kesalahan sesama. Jauhilah pertikaian, maka engkau mengurangkan
jumlah dosa, sebab orang yang panas hati mengobar-ngobarkan pertikaian.
Orang yang berdosa mengganggu orang-orang yang bersahabat, dan
melontarkan permusuhan di antara orang-orang yang hidup dengan damai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Tuhan adalah pengasih dan penyayang panjang sabar dan berlimpah kasih setia
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Tuhan adalah pengasih dan penyayang panjang sabar dan berlimpah kasih setia
Atau Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Ul: 8)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku. Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (14:7-9)
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Ul: 8)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku. Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (14:7-9)
"Entah hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan."
Saudara-saudara, tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk
dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya
sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup bagi Tuhan, dan jika kita
mati, kita mati bagi Tuhan. Jadi entah hidup entah mati, kita tetap
milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali,
supaya Ia menjadi Tuhan baik atas orang-orang mati maupun atas
orang-orang hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 13:34, 2/4)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan, yaitu supaya kamu saling mengasihi sama seperti Aku telah mengasihi kamu.
Inilah Injil Suci menurut Matius (18:21-35)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 13:34, 2/4)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan, yaitu supaya kamu saling mengasihi sama seperti Aku telah mengasihi kamu.
Inilah Injil Suci menurut Matius (18:21-35)
"Ampunilah saudaramu, bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali."
Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, "Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya, "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah Dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain, yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan segala hutang itu. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Ketika kita melihat kehidupan dan bertanya pada diri sendiri apa yang kita inginkan dalam hidup, jawabannya bisa sangat jelas. Di atas segalanya, kita ingin bahagia, dan seperti semua dongeng yang sering berakhir, kita ingin menjalani hidup bahagia selamanya. Namun sepertinya hidup tidak pernah bahagia! Jadi, apakah kita sedang belajar atau bekerja, lajang atau sudah menikah, junior atau senior atau pensiunan, kebahagiaan dalam keadaan hidup apa pun tampaknya begitu sulit dipahami. Dan karena kita tidak bahagia dalam hidup, kita menjadi lelah dan letih dengan beban dan pergumulan hidup. Namun apa sebenarnya penyebab ketidakbahagiaan kita dalam hidup? Sebenarnya manusia bisa melewati banyak kesulitan dalam hidup dan tetap bahagia. Namun kekerasan hatilah yang membuat kita tidak bahagia. Dan di sini, bacaan pertama menunjukkan apa yang menyebabkan kekerasan hati itu.
Bacaan pertama dimulai dengan ini: Dendam kesumat dan amarah sangatlah mengerikan, dan orang berdosalah yang dikuasainya. Barangsiapa membalas dendam akan dibalas oleh Tuhan. Ya, semua ini adalah hal-hal yang buruk, dan hal-hal buruk ini membuat kita tidak bahagia, dan kita juga membuat orang lain tidak bahagia. Dan hal-hal buruk ini menyebabkan hati menjadi keras dan tidak bahagia. Hal-hal kotor seperti sampah di dalam rumah. Sampah yang ada di dalam rumah harus kita bersihkan, jika tidak maka akan timbul bau busuk yang tidak sedap dan tentunya akan timbul serangan hama. Demikian pula, kita perlu membersihkan hal-hal buruk dalam hidup kita agar hati kita menjadi bersih dan bahagia. Tapi kita tahu betapa sulitnya hal itu. Bahkan bacaan pertama mengatakan ini: Hanya makhluk daging menyimpan kebencian.
Terus terang saja, dan harus kita akui, kita suka menyimpan hal-hal buruk seperti kebencian, kemarahan, dendam, dan tidak mau memaafkan, meskipun hal itu tidak membuat kita bahagia sama sekali. Yesus datang untuk menyucikan kita dari hal-hal kotor ini agar kita bisa bahagia dalam hidup. Di kayu salib Yesus tidak membiarkan hal-hal kotor ini masuk ke dalam Hati-Nya dan Dia bahkan berdoa: Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Di kayu Salib, darah dan air mengalir dari lambung-Nya yang tertusuk untuk membersihkan hati kita. Mari kita memandang Salib, dan memeluk Salib, sehingga Yesus dapat menyembuhkan kita dengan darah dan air dari Hati-Nya. Semoga darah dan air dari Hati Yesus menyucikan kita dan membuat kita bahagia serta menjadikan kita suci, sehingga kita pun bisa membahagiakan orang lain dan membantu mereka menjadi kudus. (RENUNGAN PAGI)
Orang Kudus hari ini: 17 September 2023 St. Robertus Bellarminus, Uskup dan Pujangga Gereja
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
Meditasi Antonio Kardinal Bacci: Menyesuaikan diri dengan kehendak-Nya
Antifon Komuni (Mzm 36:8)
Betapa berhaga kasih setia-Mu, ya Allah! Kiranya anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu.
How precious is your mercy, O God! The children of men seek shelter in the shadow of your wings.
Atau (Bdk. 1Kor 10:16)
Piala syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur adalah persekutuan dengan Darah Kristus; roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan Tubuh Tuhan.
The chalice of blessing that we bless is a communion in the Blood of Christ; and the bread that we break is a sharing in the Body of Christ.
Atau (Mat 16:24)
Qui vult venire post me, abneget semetipsum: et tollat crucem suam, et sequator me.
Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.