St Yohanes Krisostomus kemudian diangkat menjadi Uskup Agung Konstantinopel, salah satu ibu kota Kekaisaran Romawi yang saat itu sedang naik daun kekuasaan dan kejayaannya. Dia bekerja keras untuk melayani umatnya dan mengecam tindakan berlebihan baik di kalangan imam maupun awam, terutama mereka yang berada dalam posisi berkuasa. Secara khusus, ia dibenci oleh Permaisuri Romawi Aelia Eudoxia, istri Kaisar Romawi Arcadius. Permaisuri suka berpakaian dan hidup mewah, dan hal-hal yang berlebihan itu dikecam oleh Uskup Agung yang saleh, yang berusaha membawa orang-orang kembali ke jalan ketaatan dan kemurnian kepada Tuhan, bebas dari kejahatan dan kerusakan duniawi. Hal ini memberinya banyak kesulitan dan cobaan, yang menyebabkan dia diasingkan dari tahtanya. Namun, ia terus gigih dalam usahanya dan tidak mundur dari membela keyakinannya, hingga akhir hayatnya.
Menggaungkan apa yang telah kita dengar dalam bacaan Injil kita hari ini, pengalaman yang dihadapi oleh St. Yohanes Krisostomus, tantangan dan cobaan yang ia hadapi dalam karya dan pelayanannya harus mengingatkan kita semua bahwa kita juga mungkin akan menghadapi pergumulan, cobaan dan kesulitan seperti itu di tengah-tengah kehidupan kita. perjalanan iman kita sepanjang hidup kita masing-masing. Janganlah kita berkecil hati dengan semua hal tersebut, namun marilah kita dikuatkan dengan teladan dan inspirasi yang telah ditunjukkan oleh banyak pendahulu kita yang kudus dalam kehidupan mereka selama ini. Semoga Tuhan terus memberkati upaya dan pekerjaan kita, dan membantu membimbing kita dalam perjalanan menuju Dia, sekarang dan selamanya. Amin.