Hari ini, Gereja memperingati St. Kornelius dan Siprianus, Martir, yang iman dan kehidupannya dapat dan seharusnya memberi kita inspirasi dan keberanian untuk menjalankan hidup dan tindakan kita sesuai dengan Tuhan dan jalan-Nya. Paus St. Kornelius adalah pemimpin Gereja Universal pada masa penganiayaan besar-besaran terhadap umat Kristiani di seluruh Kekaisaran Romawi, dan juga pada masa ketika Gereja terkoyak oleh perselisihan dan perpecahan yang besar, khususnya oleh mereka yang tidak setuju dengan praktik tersebut tentang menerima kembali orang-orang yang telah menyimpang dari iman Kristennya, atau mempraktikkan cara-cara kafir untuk melindungi diri mereka sendiri dan menghindari penganiayaan kejam yang umum terjadi pada saat itu. Mereka yang menolak mengizinkan orang-orang Kristen yang sudah murtad dan bertobat untuk bergabung kembali dengan Gereja dikenal sebagai kaum Novatianis, diambil dari nama pemimpin mereka yang paling terkemuka, yang mereka pilih sebagai saingan Paus atau Anti-Paus.
St. Kornelius terpilih sebagai uskup Roma pada tahun 251. Sebagai paus, ia berjuang melawan berbagai ajaran sesat dan, dengan bantuan uskup Siprianus, ia juga berupaya menegakkan otoritas kepausan. Diusir ke pengasingan oleh Kaisar Gallus, Kornelius meninggal pada tahun 253. Jenazahnya kemudian dikembalikan ke Roma dan dimakamkan di Pemakaman St. Callistus.
Sementara, St. Siprianus lahir dari orang tua kafir di Kartago (Afrika Utara) sekitar tahun 210. Setelah masuk Kristen, Siprianus ditahbiskan dan menjadi uskup Kartago pada tahun 249. Melalui tulisan-tulisan dan pelayanan pastoralnya, St. Siprianus membimbing umatnya melewati masa-masa sulit. St. Siprianus menjadi martir selama penganiayaan terhadap kaisar Valerius, pada tahun 258. Kedua martir ini telah dihormati dengan pesta bersama selama beberapa abad dan nama mereka dicantumkan dalam Kanon Romawi (Doa Syukur Agung Pertama). Paus Santo Kornelius dipanggil sebagai pelindung mereka yang menderita sakit telinga, demam, dan penderita epilepsi. Santo Siprianus dihormati sebagai pelindung Aljazair dan seluruh Afrika Utara.
Paus St. Kornelius dan St. Siprianus sama-sama dengan berani memimpin Gereja dan menentang semua upaya orang-orang yang berusaha untuk mengecualikan orang-orang Kristen yang murtad agar tidak kembali kepada Tuhan, dan upaya serta kerja keras mereka akhirnya berhasil, dan Gereja tetap membuka tangan dan pintunya, selalu siap menyambut para pendosa yang datang mencari pengampunan dan rahmat Tuhan. Oleh karena itu, ini juga merupakan pengingat bagi kita semua bahwa kita tidak boleh membiarkan diri kita terpengaruh oleh rasa bangga dan merasa benar sendiri, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kita berperilaku seperti orang-orang Farisi dan angkuh seperti para penganut Novatianisme tersebut, namun sebaliknya, kita hendaknya selalu peduli dan prihatin terhadap sesama saudara dan saudari kita, yang banyak di antara mereka membutuhkan bantuan-bantuan kita dalam perjuangan mereka untuk menjalani kehidupan yang layak bagi Tuhan.
Oleh karena itu, marilah kita semua pada hari ini bertekad untuk menjalani hidup kita dengan lebih layak di hadapan Tuhan, dengan melakukan apa yang Dia kehendaki dan perintahkan, menaati-Nya sebaik mungkin, dalam setiap momen dan kesempatan. Marilah kita saling mengingatkan satu sama lain akan kasih karunia dan kemurahan hati Tuhan kepada kita, kemurahan dan kasih sayang-Nya yang selalu diberikan dengan murah hati kepada kita, setiap saat. Marilah kita juga membantu satu sama lain untuk berjalan dengan dedikasi yang lebih besar di jalan iman kita, dan menjadi teladan, teladan, dan inspirasi bagi satu sama lain, sekarang dan selamanya. Amin.
Paus St. Kornelius dan St. Siprianus sama-sama dengan berani memimpin Gereja dan menentang semua upaya orang-orang yang berusaha untuk mengecualikan orang-orang Kristen yang murtad agar tidak kembali kepada Tuhan, dan upaya serta kerja keras mereka akhirnya berhasil, dan Gereja tetap membuka tangan dan pintunya, selalu siap menyambut para pendosa yang datang mencari pengampunan dan rahmat Tuhan. Oleh karena itu, ini juga merupakan pengingat bagi kita semua bahwa kita tidak boleh membiarkan diri kita terpengaruh oleh rasa bangga dan merasa benar sendiri, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kita berperilaku seperti orang-orang Farisi dan angkuh seperti para penganut Novatianisme tersebut, namun sebaliknya, kita hendaknya selalu peduli dan prihatin terhadap sesama saudara dan saudari kita, yang banyak di antara mereka membutuhkan bantuan-bantuan kita dalam perjuangan mereka untuk menjalani kehidupan yang layak bagi Tuhan.
Oleh karena itu, marilah kita semua pada hari ini bertekad untuk menjalani hidup kita dengan lebih layak di hadapan Tuhan, dengan melakukan apa yang Dia kehendaki dan perintahkan, menaati-Nya sebaik mungkin, dalam setiap momen dan kesempatan. Marilah kita saling mengingatkan satu sama lain akan kasih karunia dan kemurahan hati Tuhan kepada kita, kemurahan dan kasih sayang-Nya yang selalu diberikan dengan murah hati kepada kita, setiap saat. Marilah kita juga membantu satu sama lain untuk berjalan dengan dedikasi yang lebih besar di jalan iman kita, dan menjadi teladan, teladan, dan inspirasi bagi satu sama lain, sekarang dan selamanya. Amin.