Hari Biasa Pekan XXVI
Cara Allah mengasihi menjadi ukuran kasih manusia. (Paus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Luk 10:16)
Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Daku. Barangsiapa menolak kami, ia menolak Aku. Dan barangsiapa menolak Aku, menolak Dia yang mengutus Aku.
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang maharahim, siapakah Engkau sehingga menjanjikan kepada orang-orang berdosa cinta kasih dan kasih setia-Mu? Kami mohon, semoga kami memperhatikan sabda-Mu serta merasakan melimpahnya kerahiman-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Barukh (1:15-22)
Katakanlah begini: pada hari ini menjadi nyata keadilan ada pada Tuhan, Allah kita, sedangkan kejahatan pada kami, sebagaimana halnya sekarang ini, yaitu pada orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, pada sekalian raja kami, para pemimpin, para imam dan nabi serta pada nenek moyang kami. Memang kami telah berdosa terhadap Tuhan. Kami tidak taat kepada-Nya dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, untuk mengikuti segala ketetapan Tuhan yang telah ditaruhnya di hadapan kami. Semenjak Tuhan membawa nenek moyang kami ke luar dari negeri Mesir sampai dengan hari ini kami tidak taat kepada Tuhan, Allah kami. Sebaliknya, Tuhan telah kami alpakan karena kami tidak mendengarkan suara-Nya. Dari sebab itu melekatlah kepada kami semua bencana dan laknat yang telah diperintahkan Tuhan kepada Musa, hamba-Nya, waktu nenek moyang kami dibawa-Nya ke luar dari negeri Mesir untuk dianugerahi suatu tanah yang berlimpah susu dan madunya, sebagaimana halnya sekarang ini. Tetapi kami tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, sesuai dengan sabda para nabi yang telah diutus Tuhan kepada kami. Bahkan kami telah berbakti kepada allah lain, masing-masing menurut angan-angan hati jahatnya, dan kami melakukan apa yang durjana dalam pandangan Tuhan, Allah kami.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan, bebaskanlah kami
1. Ya Allah, bangsa-bangsa lain telah masuk ke tanah milik-Mu, menajiskan bait kudus-Mu, dan membuat Yerusalem menjadi timbunan puing. Mereka memberikan mayat hamba-hamba-Mu kepada burung-burung di udara untuk dimakan; daging orang-orang yang Kaukasihi mereka berikan kepada binatang-binatang liar di bumi.
2. Mereka menumpahkan darah orang-orang itu seperti air sekeliling Yerusalem, dan tidak ada yang menguburkan. Kami menjadi celaan tetangga, olok-olok dan cemoohan orang sekitar. Berapa lama lagi, ya Tuhan, Engkau murka terus-menerus? Berapa lama lagi cemburu-Mu berkobar-kobar seperti api?
3. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
4. Demi kemuliaan nama-Mu, tolonglah kami, ya Allah penyelamat! Lepaskanlah kami, dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 95:8ab)
Inilah Injil Suci menurut Lukas (10:13-16)
"Barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku!"
Sekali peristiwa Yesus bersabda, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Sebab seandainya di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Maka pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu. Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati. Barangsiapa mendengarkan kalian, ia mendengarkan Daku; dan barangsiapa menolak kalian, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Saudara-saudari terkasih dalam Yesus Kristus,
Ketika terjadi kesalahan, ada kecenderungan untuk menyalahkan seseorang atau sesuatu. Namun kecenderungan ini juga menunjukkan mekanisme pertahanan diri untuk menghindari menyalahkan diri sendiri, terutama ketika tampaknya tidak ada keterlibatan dari pihak kita. Dan bahkan jika kita terlibat di dalamnya, kita ingin menunjukkan pelaku utamanya. Hal terakhir yang akan kita lakukan adalah menuding diri kita sendiri.
Dalam bacaan pertama, kitab Barukh menyatakan sebagai berikut: "Memang kami telah berdosa terhadap Tuhan. Kami tidak taat kepada-Nya dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, untuk mengikuti segala ketetapan Tuhan yang telah ditaruhnya di hadapan kami."
Barukh melanjutkan dengan mengatakan bahwa bencana-bencana dan kutukan yang diucapkan Tuhan melalui Musa telah membuat semakin besar bencana-bencana yang mereka alami satu demi satu. Barukh dan umatnya bisa saja menyerah pada kecenderungan menyalahkan orang lain, termasuk Tuhan, atas bencana-bencana ini.
Namun sebagaimana diakui Barukh, integritas adalah milik Tuhan Allah, dan bagi mereka itu adalah rasa malu. Menaruh kesalahan tidak akan membantu mereka; mereka perlu bertobat dengan rendah hati.
Demikian pula bagi kita, ketika masalah dan hal buruk mulai terjadi, jangan kita mencari kambing hitam untuk disalahkan. Dengan satu atau lain cara, kita mempunyai andil dalam berkontribusi terhadap masalah ketika terjadi masalah.
Marilah kita mendengarkan suara Tuhan yang memanggil kita untuk bertobat. Penolakan terhadap suara-Nya dan penolakan terhadap perbuatan salah apa pun hanya akan membawa bencana.
Antifon Komuni (Mat 5:3)