Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Doa Bapa Kami (Bagian 4)

 
Author: Angela Marie from NRW/Germany / CC.2.0

Ketika kita telah memohon kepada Tuhan untuk memberi makanan bagi jiwa dan raga, kita terus memohon pengampunan atas kesalahan-kesalahan kita, baik yang disebabkan oleh alam, atau karena anugerah, atau karena dosa. Kita berhutang segalanya kepada Tuhan. Ada suatu masa ketika kita tidak ada, dan dalam kemahakuasaan ilahi-Nya Dia menciptakan kita dari ketiadaan. Kekuatan jasmani dan kemampuan rohani kita adalah karunia-Nya bagi kita. Jika kita menikmati kesehatan, maka Dialah yang memberikannya kepada kita. Jika kita mempunyai kemampuan apapun, itu berasal dari Dia. Apa pun yang mampu kita capai sebagai hasil kerja mental atau kerja manual, menjadi mungkin berkat pertolongan-Nya.

Siapakah selain Tuhan yang menyelamatkan kita dari berbagai bahaya yang mengelilingi kita? Siapa lagi selain Dia yang memampukan kita mengatasi begitu banyak kesulitan? Berapa kali kita seharusnya mati jika Dia tidak memelihara kita!

Mari kita memikirkan kembali kehidupan masa lalu kita. Betapa besarnya alasan kita harus bersyukur kepada Tuhan yang senantiasa menjaga kita seperti Bapa yang penuh kasih. Pelestarian kehidupan adalah tindakan penciptaan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, ketika kita mengucapkan Pater Noster (Bapa Kami), kita harus mengungkapkan rasa syukur kita kepada Tuhan dan terus memohon perlindungan-Nya. Setiap momen dalam hidup adalah anugerah baru dari Tuhan dan merupakan tindakan kasih-Nya yang tak terbatas bagi kita. Marilah kita bersyukur dan mencintai-Nya dengan murah hati sebagai balasannya.

Selain hutang alam ini, kita juga berhutang budi kepada Tuhan atas anugerah-Nya. Tuhan tidak hanya menciptakan kita, tetapi Dia juga mengangkat kita ke alam supranatural. Dengan kasih karunia-Nya Dia telah menjadikan kita sahabat-sahabat-Nya dan anak-anak angkat-Nya. Sebagai akibat dari dosa asal, kita kehilangan kehidupan supernatural ini dan tidak mampu memperolehnya kembali dengan usaha kita sendiri.

Akan tetapi, Allah tergerak oleh belas kasihan terhadap kita, dan mengutus Putra-Nya sendiri untuk mengorbankan diri-Nya demi cinta kita guna menebus kita dan memulihkan kepada kita kehidupan supranatural jiwa. Oleh karena itu, dalam tatanan supernatural, kita berhutang budi kepada Pencipta dan Penebus kita. Satu-satunya cara agar kita dapat memenuhi kewajiban kita secara memadai adalah dengan mempersembahkan jasa Yesus Kristus yang tak terbatas.

Terlebih lagi, kita dilahirkan di Gereja Katolik dan menerima pendidikan Kristen. Tuhan selalu dekat dengan kita dengan Sakramen-sakramen-Nya. Melalui Pembaptisan Dia menyebabkan kita dilahirkan kembali ke dalam kehidupan rahmat. Kapanpun kita terjatuh, Dia membangkitkan kita kembali melalui Sakramen Tobat, dan ketika kita lemah dan goyah Dia memberi makan kita dengan makanan Ekaristi-Nya. Marilah kita menyembah-Nya dan mengakui bahwa kita tidak akan pernah cukup berterima kasih kepada-Nya atas semua yang telah Dia lakukan bagi kita. Itulah sebabnya kita perlu mengulanginya berkali-kali: Ampunilah kesalahan kami.

Akhirnya, kita berhutang banyak kepada Tuhan karena dosa-dosa kita. Sayangnya, satu-satunya balasan atas perkenanan Tuhan yang terus-menerus adalah kelalaian, rasa tidak berterima kasih, dan dosa. Berapa banyak kegagalan yang telah kita lakukan sepanjang hidup kita. Karena ini merupakan pelanggaran terhadap Tuhan, yang Maha baik dan ramah, bahkan dosa ringan pun tidak dapat ditebus dengan baik melalui jasa semua Malaikat dan semua Orang Kudus di Surga. Oleh karena itu, penting bagi Anak Allah yang menjadi manusia untuk mempersembahkan diri-Nya sebagai korban penebusan demi kita.
 
Mengingat berkat-Nya yang tak terbatas, hendaknya kita dengan rendah hati memohon kepada Tuhan: Ampunilah kami atas kesalahan-kesalahan kami, yaitu dosa-dosa kami yang banyak dan kesalahan-kesalahan kami serta hukuman apa pun yang harus kami terima, karena setiap dosa memerlukan penebusan baik di dunia ini maupun di akhirat. Sementara itu, kita harus menerima dengan pasrah semua penderitaan yang Tuhan kirimkan kepada kita sebagai silih atas dosa-dosa kita, dan kita harus berjanji untuk tidak pernah menyinggung Dia lagi.—

 Antonio Bacci  (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy