Pikirkan tentang cara Yesus disesah. Tubuh suci-Nya ditelanjangi oleh para prajurit yang mengejek, tangan-Nya diikat dan Dia diikat pada sebuah tiang. Para prajurit maju dengan cambuk mereka dan mulai memukulinya tanpa ampun. Saat darah-Nya mengalir deras ke tanah, Yesus gemetar kesakitan dan mengerang setengah tertahan. Namun hantaman baru terus menghujani daging-Nya yang memar. Jadi nubuatan ini digenapi di mana Yesaya menggambarkan hukuman atas orang-orang terpilih, yang dosa-dosanya dan hukumannya telah dipilih oleh Penebus ilahi untuk ditanggung oleh diri-Nya sendiri. “Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur ......” (Yesaya 1:6)
Melalui siksaan yang mengerikan ini Yesus ingin memberikan penebusan dosa secara khusus bagi dosa-dosa daging. Pada zaman dahulu, dosa-dosa yang tidak murni memicu murka Allah sehingga dosa-dosa tersebut terhapuskan oleh air bah. Sekarang dosa-dosa ini masih tak terhitung jumlahnya baik di kalangan penyembah berhala dan, di dunia Kristen, dosa-dosa ini dihapuskan oleh darah Yesus Kristus yang menyelamatkan, yang datang ke bumi untuk melakukan silih atas segala kejahatan manusia.
Cium luka Yesus, pendarahan dan penderitaan. Mohon maaf jika Anda kadang-kadang gagal menjaga kemurnian tubuh Anda, tempat tinggal jiwa Anda yang abai dan tabernakel Roh Kudus. Putuskan untuk mati daripada menodai lagi dengan kenajisan jiwa yang telah ditebus dan disucikan oleh darah berharga Penebus.
Para Orang Kudus secara sukarela menerapkan hukuman cambuk dan penebusan dosa berat lainnya kepada diri mereka sendiri, yang akan membuat kita bergidik di zaman modern, untuk mengendalikan dorongan tubuh mereka dan untuk menebus dosa-dosa sesama manusia bersama Yesus. Saat ini, dunia yang menyukai kesenangan berteriak menentang kebodohan dan pemborosan yang biadab tersebut. Tetapi Anda yang seorang Kristen, yang dididik di sekolah Kristus yang disalibkan, mengetahui bahwa penderitaan memiliki misi dalam hidup Anda, bahwa matiraga diperlukan untuk mengendalikan tubuh.
Kita harus berkorban untuk melawan dorongan jahat kita. Kita harus menghindari kelemahan dan pemanjaan diri. Marilah kita selalu ingat bahwa kita adalah pengikut Kristus yang disalib dan oleh karena itu hendaknya bersiap untuk menghukum tubuh kita, bahkan sampai mati menjadi martir, jika hal ini diperlukan untuk menghindari dosa dan menjaga kesucian kita.
Tradisi menyatakan bahwa Maria mengikuti Yesus melalui berbagai tahap sengsara-Nya. Mustahil untuk percaya bahwa dia akan meninggalkan Dia pada saat-saat tragis ini. Setidaknya dia pasti mengetahui tentang cambukan kejam yang dialami Yesus, dan ketika tubuh-Nya dicabik-cabik dengan cambukan, kemungkinan besar dia tidak jauh dari sana, ikut serta dalam kesedihan keibuannya dalam siksaan Putranya. Di sinilah kemudian terjadi kemartiran ganda – kemartiran darah dan kemartiran air mata. Hidup menuntut pertumpahan darah dan air mata.
Apa motif yang menyebabkan Anda sedih dalam hidup? Apakah air mata Anda adalah air mata ambisi yang tak pernah terpuaskan, air mata dari tingkah frustasi, atau air mata keputusasaan di saat-saat sulit? Air mata seperti itu tidak layak bagi seorang Kristen. Air matanya harus berupa air mata pertobatan atas dosa-dosanya dan air mata kasih kepada Yesus dan Maria. —
Antonio Bacci (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.