|
CC0 |
Hari ini, Gereja memperingati Paus St. Kalistus I adalah Paus dan Uskup Roma dan Wakil Kristus, penerus Rasul Santo Petrus, pada masa sulit dalam sejarah Gereja, seperti pada saat itu, penganiayaan sedang merajalela melawan Gereja dan umat Kristiani di seluruh Kekaisaran Romawi. Penindasan dan penderitaan sering kali menjadi bagian dari kehidupan banyak umat Tuhan yang setia, yang harus menanggung penderitaan tersebut hanya karena iman mereka kepada Tuhan.
Di tengah semua itu, Paus St. Kalistus I yang merupakan diakon dan asisten Paus St. Zephyrinus, dalam mengelola katakombe kota Roma, melayani kebutuhan umat Tuhan di Keuskupan Roma, dan kemudian akhirnya menjadi penerus Paus St. Zephyrinus yang sama, ia telah melibatkan dirinya dalam banyak pekerjaan dan pelayanan demi umat Tuhan, memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani mereka. Tuhan telah memanggil Paus St. Callistus I untuk menjadi Vikaris-Nya, dan dia melaksanakan tugas-tugasnya dengan sangat tekun, dalam mengayomi semua umat Allah, termasuk mereka yang telah murtad dan jatuh ke dalam dosa. Pada saat itu, masalah menyambut dan mengizinkan orang-orang Kristen yang sudah murtad yang menyerah pada tekanan untuk menyembah dewa-dewa dan berhala-berhala kafir, baik karena pilihan atau tidak, telah menyebabkan perpecahan dan perselisihan besar dalam Gereja.
Lima tahun masa kepausan St. Kallistus sebagian besar ditentukan oleh perselisihannya yang terus-menerus dengan St. Hippolytus dan para pengikutnya yang menuduh Paus melakukan penyimpangan doktrin. Berbeda dengan St. Hippolytus, St. Kalistus percaya bahwa orang-orang kudus dan orang-orang berdosa tumbuh bersama di dalam Gereja. Merupakan tugas Gereja untuk menawarkan rekonsiliasi kepada siapa pun yang mencari pengampunan atas dosa yang dilakukan setelah pembaptisan. Setelah terlibat dalam sejumlah kontroversi teologis, dan bahkan sempat dianggap sebagai Anti-Paus, St. Hippolytus berdamai dengan Gereja dan menjadi pembela iman yang gigih.
Paus St. Kalistus I bertekad untuk menjembatani perbedaan dan bekerja keras untuk memimpin umat Tuhan di tengah masa-masa yang penuh gejolak, yang dilanda dari segala arah, baik dari luar maupun dari dalam, dalam banyaknya penganiayaan dan tantangan yang dihadapi umat Tuhan yang setia. setiap hari, dan dalam perselisihan yang membuat sesama umat Kristiani saling bermusuhan. Paus St. Kalistus I dengan sabar memimpin Gereja melalui semua itu, dan tetap teguh dalam iman dan keyakinannya. Pada akhirnya, dia menjadi martir karena imannya, dalam salah satu penganiayaan tersebut, namun upayanya membantu Gereja untuk tetap kuat melewati tahun-tahun yang penuh tantangan. Paus St. Kalistus wafat pada tahun 222. Meskipun makamnya hilang selama berabad-abad, makamnya ditemukan pada tahun 1960. Karena sebuah katakombe terkenal diberi nama Santo Kalistus, ia sering dihormati sebagai pelindung para pekerja pemakaman.
Semoga Tuhan terus membimbing kita semua dan menguatkan kita masing-masing dalam keberanian dan tekad untuk menjalani hidup kita dengan setia di dalam Dia, dan sekali lagi menerima kepenuhan belas kasihan-Nya.. Amin.