Selasa, 10 Oktober 2023
Hari Biasa Pekan XXVII
Hari Biasa Pekan XXVII
Kamu
akan tetap selamat jika kamu tidak membiarkan rasa sombong menguasai
dirimu dan jika kamu tidak memisahkan diri dari Yesus. (St. Ignatius
dari Antiokhia)
Antifon Pembuka (Mzm 130:1-2)
Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan. Tuhan, dengarkanlah suaraku. Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
Doa Pagi
Allah Bapa kami Yang Maharahim, Engkau menawari kami hidup dan keselamatan dan memanggil kami kembali bila tersesat. Bangunlah kembali hati dan semangat kami, bukalah mata kami terhadap kebutuhan zaman sekarang, singkirkanlah kejahatan dan penuhilah kami dengan kekuatan Roh-Mu yang membawa kebebasan. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan. Tuhan, dengarkanlah suaraku. Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
Doa Pagi
Allah Bapa kami Yang Maharahim, Engkau menawari kami hidup dan keselamatan dan memanggil kami kembali bila tersesat. Bangunlah kembali hati dan semangat kami, bukalah mata kami terhadap kebutuhan zaman sekarang, singkirkanlah kejahatan dan penuhilah kami dengan kekuatan Roh-Mu yang membawa kebebasan. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
"Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan Tuhan menaruh belas kasih."
Untuk kedua kalinya Tuhan bersabda kepada Yunus, “Bangunlah dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kusabdakan kepadamu.” Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan sabda Tuhan. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, “Empat puluh hari lagi maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.” Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa; baik dewasa maupun anak-anak mengenakan kain kabung. Setelah kabar itu sampai kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya; diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, “Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.” Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4ab.7-8; Ul: 3)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah seruanku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel! Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 11:28)
Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya.
Inilah Injil Suci menurut Lukas (10:38-42)
"Marta menerima Yesus di rumahnya, ia telah memilih bagian yang paling baik."
Dalam perjalanan ke Yerusalem Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan sabda-Nya. Tetapi Marta sangat sibuk melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan peduli, bahwa saudariku membiarkan daku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Yesus menjawabnya, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Mengetahui bahwa kita mempunyai kebiasaan buruk, atau kecanduan, adalah satu hal, namun membuangnya atau mengubah kebiasaan kita adalah hal lain. Salah satu contoh sederhananya adalah menonton TV. Kita bisa membiasakan diri hanya duduk di depan TV dan membiarkan waktu berlalu, dan perlahan-lahan menjadi kecanduan. Selain membuang TV, kita mungkin akan kesulitan menghilangkan kebiasaan buruk atau kecanduan membuang-buang waktu dan menonton sampah. Jadi apa kunci untuk berubah, menuju pertobatan? Mengandalkan kemauan saja mungkin tidak mungkin dilakukan, karena kita tahu betapa seringnya kemauan telah mengecewakan kita dalam hal kecanduan. Namun kuncinya juga terletak pada kemauan keras.
Kekuatan kemauan harus diberdayakan oleh kebenaran; hanya dengan cara inilah kemauan keras dapat menanggapi seruan pertobatan dan pertobatan. Penduduk Niniwe bertobat karena mereka mendengar kebenaran dari Yunus, dan mereka menanggapinya.
Kekuatan kemauan harus diberdayakan oleh kebenaran; hanya dengan cara inilah kemauan keras dapat menanggapi seruan pertobatan dan pertobatan. Penduduk Niniwe bertobat karena mereka mendengar kebenaran dari Yunus, dan mereka menanggapinya.
Hal ini juga yang Yesus soroti dalam Injil hari ini. Satu-satunya hal yang perlu dan perlu adalah mendengarkan – mendengarkan kebenaran dan terbuka terhadap-Nya. Mendengarkan kebenaran dan bersikap terbuka terhadap-Nya adalah hal yang diperlukan jika kita ingin menanggapi panggilan Tuhan untuk bertobat.
Semoga hati kita terbuka terhadap kebenaran itu. (RENUNGAN PAGI).
Semoga hati kita terbuka terhadap kebenaran itu. (RENUNGAN PAGI).
Antifon Komuni (Luk 10:42)
Marta,
Marta, engkau gelisah dan cemas akan banyak hal. Padahal hanya satu
yang penting. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang takkan
diambil daripadanya.