Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya, dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing; Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
Ini adalah kata-kata yang menakutkan, mengingat kita masing-masing mempunyai sesuatu untuk dicela.
Mengapa Hakim yang kekal harus menghukum atau mengganjar kita sesuai dengan perbuatan dan belas kasihan kita terhadap sesama manusia yang malang? Hanya karena Kekristenan sebagian besar terdiri dari kasih, karena Allah sendiri adalah kasih. “Allah adalah kasih, dan siapa yang tinggal di dalam kasih, ia tinggal di dalam Allah dan Allah di dalam dia.” “ikatan kesempurnaan,” (bdk.Kol. 3:14) dan “Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” (1 Kor. 13:7) Kasih sejati, dalam pengertian Kristiani, mengandaikan iman, harapan, dan semua kebajikan lainnya, sedangkan iman tanpa kasih kasih, seperti yang dikatakan St. Paulus, sama sia-sianya dengan “canang yang berdenting.” (1 Kor. 13:1) Sekalipun iblis mempunyai iman, namun iman mereka tidak akan menyelamatkan mereka. “Dia yang tidak mengasihi,” kata St. Yohanes kepada kita, “akan tinggal di dalam kematian.” (1 Yohanes 3:14)
Apakah kita berharap untuk diselamatkan dan pada hari penghakiman mendengar undangan yang menggembirakan: “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.” (Mat. 25:34) Jika kita melakukan hal tersebut, marilah kita mengasihi. Mari kita hilangkan semangat egoisme dari hati kita, kasihanilah saudara-saudara kita yang membutuhkan, dan bantulah mereka dengan cara apa pun yang kita bisa. Yang terpenting, marilah kita mengenali pribadi Yesus Kristus sendiri yang berdiam di tengah-tengah orang miskin-Nya, dan marilah kita mengasihi mereka sama seperti kita mengasihi Dia. Marilah kita menunjukkan kasih kita dalam perbuatan, bukan hanya dengan kata-kata, karena Injil memperingatkan kita bahwa jika kita gagal melakukan hal ini kita akan dikutuk selamanya. ——
Antonio Bacci (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.