| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Meditasi Antonio Kardinal Bacci: Novena Natal Hari Kedua (17 Desember)

 

17 Desember
NOVENA NATAL

Persiapan Kelahiran


Kelahiran Tuhan kita adalah misteri kemahakuasaan dan kebaikan ilahi yang paling indah dan mengharukan. Pada mulanya gagasan tentang Tuhan yang tak terbatas menjadi manusia tampaknya mustahil. Antara Tuhan dan manusia terdapat jurang yang sangat dalam. Mengapa Tuhan harus menjembatani kesenjangan ini dan mengambil sifat fana kita yang buruk, menjadi seperti kita dalam segala hal kecuali dosa namun tetap menjadi Tuhan? Ini adalah pertanyaan yang sulit dijawab oleh pikiran manusia. Namun hanya ada satu jawaban. Besarnya kekuasaan dan keadilan Tuhan diimbangi dengan besarnya kasih-Nya. Hanya karena Allah mengasihi kita tanpa batas maka Dia merasa kasihan pada kita, yang terhilang karena kita berada dalam dosa. Dia mengambil tubuh manusia dan menjadi manusia, dan Dia menderita dan mati untuk kita agar kita dapat lebih mudah mencintai dan menaati-Nya dan mengikuti jalan kebaikan.

Bagi kita yang memiliki intelek yang buruk, Tuhan bukan saja tampak sangat besar dan tak terbatas, namun juga sangat jauh. Karena alasan inilah Tuhan bertekad untuk mendekat kepada kita, begitu dekat sehingga Dia menjadi salah satu dari kita. Dia adalah seorang bayi kecil yang menangis di palungan; kemudian Dia adalah seorang pemuda manis yang menyampaikan kata-kata kebijaksanaan abadi di antara para doktor di Bait Suci; kemudian Dia adalah seorang nabi yang melintasi pedesaan Palestina, mengajar dan melakukan mukjizat; akhirnya, Dia wafat di kayu Salib demi kebenaran dan kebaikan. Berkaca pada misteri kasih yang tak terhingga ini, marilah kita menyembah dan mencintai-Nya.

Lebih baik lagi untuk merayakan misteri Sabda Tuhan yang menjadi manusia karena kasih kita ini, perlu dilakukan beberapa persiapan. Dengan demikian kita akan dapat memperoleh manfaat rohani yang nyata dari pesta Natal.

Kita dapat mempersiapkan pikiran kita untuk merayakan misteri besar ini dengan merenungkan kebaikan Tuhan yang tak terbatas, yang begitu tergerak oleh belas kasihan atas kesengsaraan kita sehingga Dia turun dari Surga dan menjadi bayi yang merintih di atas tempat tidur jerami di dalam palungan. Dia mempersembahkan penderitaan-Nya yang pertama demi kita, sama seperti Dia kemudian mempersembahkan diri-Nya di kayu Salib sebagai korban penebusan kita. Meditasi ini hendaknya menimbulkan tindakan kerendahan hati yang mendalam dalam diri kita. Jika Tuhan merendahkan diri-Nya sendiri, bagaimana mungkin makhluk yang penuh dosa dan tidak tahu berterima kasih seperti kita bisa membawa diri kita dengan bangga dan bermegah di hadapan Tuhan dan manusia?

Tindakan penyembahan yang rendah hati dari pihak intelektual kita harus disertai dengan tindakan kasih yang tulus. Jika kita tidak mengasihi Yesus, siapa lagi yang mampu kita kasihi? Hanya Dialah yang layak menerima semua kasih sayang kita; hanya Dia yang mampu memuaskan keinginan hati kita.

Persiapan kita, pada akhirnya, juga harus merangkul kemauan. Dengan kata lain, kita hendaknya membuat resolusi yang baik pada Novena Natal kita. Kita hendaknya bertekad untuk lebih bersungguh-sungguh dalam berdoa, menjadi lebih malu, dan melakukan upaya yang lebih besar untuk mempraktikkan kebajikan. Setiap hari, dan jika memungkinkan setiap jam, marilah kita memikirkan dan berdoa kepada Putra Ilahi. Marilah kita memohon kepada-Nya untuk membantu kita meneladani kehidupan-Nya, sehingga kita bisa penuh dengan kerendahan hati, cinta kepada Tuhan dan sesama manusia, penyerahan diri yang sempurna dalam matiraga dan pertobatan diri secara sukarela dan penebusan dosa untuk membuktikan kasih kita kepada Yesus dan untuk menebus dosa-dosa kita.——
    
Antonio Bacci  (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy