Meditasi Antonio Kardinal Bacci: Novena Natal Hari Ketujuh (22 Desember)


 22 Desember
NOVENA NATAL

Doa dan Dedikasi


Mari kita berlutut sekali lagi di depan tempat tidur bayi. Seperti bayi baru lahir lainnya, Yesus terkadang tertidur dan terkadang terjaga, terkadang menangis dan terkadang tersenyum. Seringkali mata mungil-Nya diam-diam memperhatikan Maria dan Yusuf. Tentunya keberadaan ini nampaknya tidak berguna bagi Tuhan Yang Maha Esa? Namun kita tahu bahwa hal ini bukannya tanpa tujuan. Inilah pelajaran besar pertama yang Tuhan ingin berikan kepada umat manusia yang sombong dan korup. Ini adalah pelajaran tentang kerendahan hati, doa dan pengabdian total kepada Tuhan.

Secara lahiriah, Yesus berperilaku seperti bayi lainnya. Namun secara internal, jiwa-Nya secara hipostatis bersatu dengan Sabda Kekal dan berdiam di hadirat Bapa surgawi, yang Dia kasihi dengan kasih yang membara dan tak terbatas. Dengan segenap hati dan jiwa, Dia mempersembahkan diri-Nya demi umat manusia yang berdosa dan memohon kepada Bapa-Nya untuk mencerahkan pikiran-pikiran yang digelapkan oleh kesalahan, menguatkan kehendak manusia yang lemah, dan menjadikan semua manusia kudus. Dapat dikatakan bahwa, dalam keheningan dan ketidakjelasan dari palungan, Yesus telah mulai menebus dunia, karena setiap tindakan ilahi-Nya yang manusiawi mempunyai nilai yang tak terhingga. Entah Dia terjaga atau tertidur, menangis atau tersenyum, Dia mempersembahkan diri-Nya secara diam-diam kepada Bapa-Nya yang Kekal sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

Oleh karena itu, marilah kita menyembah Bayi Ilahi, dan bersyukur kepada-Nya atas anugerah Penebusan kita yang tak ternilai harganya, yang telah terlaksana dalam keheningan dan ketidakjelasan palungan. Marilah kita memohon rahmat untuk mencintai-Nya dan meneladani-Nya dengan lebih dekat.

Manusia biasanya dinilai berdasarkan tindakan mereka dan tingkat kesuksesan eksternal yang telah mereka capai. Namun, Tuhan menilai mereka berdasarkan niat dan watak internal mereka. Adalah sia-sia, dan bahkan mungkin berbahaya, untuk mencapai hal-hal besar dan menarik perhatian serta tepuk tangan manusia kecuali kita terlebih dahulu mempelajari pelajaran yang diajarkan oleh Bayi Yesus kepada kita di palungan. Dengan kata lain, kita harus rendah hati dan harus mencari Tuhan daripada diri kita sendiri dalam segala pikiran, keinginan, dan tindakan kita. Namun, jika tindakan kita benar-benar berkenan kepada Allah, maka tindakan tersebut harus berasal dari kehidupan batin yang mengabdi kepada Allah dan sepenuhnya selaras dengan kehendak-Nya. Jika ini kurang, berarti semuanya kurang. Tanpa kehidupan batin yang penuh rahmat dan kasih, kita “sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.” (Kor. 13:1) dan tindakan kita tidak ada nilainya di mata Allah.

Saat kita berlutut di hadapan Bayi Yesus, marilah kita memohon kepada-Nya untuk memampukan kita memahami kebenaran dari refleksi ini. Marilah kita lebih menjaga jiwa kita daripada menjaga bakat dan harta benda lahiriah kita. Semoga Tuhan menempati tempat terdepan dalam pikiran kita dan semoga Dia menjadi objek utama pikiran, keinginan, dan kasih sayang kita. Marilah kita meneladani kenangan yang rendah hati dan cinta yang membara kepada Tuhan Bayi Kudus. Seperti Dia, marilah kita mempersembahkan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan. Marilah kita memohon kepada-Nya untuk menjadikan kita seperti Dia dalam penerimaan penuh terhadap kehendak ilahi, terutama ketika kita berada dalam kesulitan atau kesakitan, karena dengan cara ini kita akan mampu menunjukkan kepada Tuhan betapa tulusnya kita mencintai-Nya. ——

    

Antonio Bacci  (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy