Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang keterikatan dengan hal-hal duniawi


Pemborosan: pengabaian terhadap hal-hal rohani dan keterikatan berlebihan terhadap makhluk hidup.

Pemborosan menyebabkan suam-suam kuku, dan suam-suam kuku mengarah pada dosa. Mengapa kita tercerai-berai? Begitu banyak keindahan dan kebaikan yang mengelilingi kita, diciptakan Tuhan untuk kebaikan kita. Seringkali ketika kita memandangi keindahan duniawi, kita menjadi sangat terikat padanya. Kita melihat barang-barang duniawi dan terlalu berhasrat untuk memilikinya. Kita lupa bahwa keindahan bumi ini hanyalah cerminan sekilas dari keindahan abadi Tuhan, dan bahwa kebaikan ciptaan adalah anugerah dari Tuhan. Oleh karena itu, segala sesuatu yang baik dan indah di dunia ini hendaknya mengarahkan pikiran dan hati kita kepada Tuhan dan mendorong kita untuk mencintai Dia yang menciptakannya. Sayangnya, kita sering berhenti di tengah jalan, melupakan Tuhan, dan mulai mencari kepuasan sempurna pada makhluk yang tidak mampu mereka berikan kepada kita.

Pemborosan menyebabkan kita menjalani kehidupan duniawi dan hanya memikirkan kepentingan materi, uang, kesenangan, dan terkadang dosa. Jika kita mendapati bahwa kita telah jatuh ke dalam keadaan yang menyedihkan ini, marilah kita segera bertindak. Ingatlah bahwa kita tidak diciptakan seperti binatang untuk kepuasan indera, tetapi diciptakan untuk kebahagiaan rohani yang kekal. Hanya Tuhan yang dapat memuaskan jiwa kita yang tidak berkematian, sedangkan benda-benda ciptaan, yang dicintai demi kepentingannya sendiri, pada akhirnya membuat kita merasa getir dan kecewa. “Apa gunanya seseorang,” tanya Kitab Suci, “memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” (Mat. 16:26)

Jika kita melupakan Tuhan saat kita panik mencari makhluk, Tuhan akan meninggalkan kita sendirian. Kita tidak lagi merasakan inspirasi dan keinginan-Nya untuk menjadi kudus dan mendapatkan Surga. Hidup kita menjadi biasa-biasa saja. Kita tidak ingin terjerumus dalam dosa berat, karena kita belum kehilangan rasa takut akan Tuhan dan masih mampu menyesali hati nurani. Namun, kecerdasan dan kemauan kita telah terjerat dalam objek-objek duniawi. Kita jarang memikirkan Tuhan, karena sibuk dengan urusan duniawi.

Apa hasil dari semua ini? Kita tidak bisa bertahan dalam keadaan ini terlalu lama. Kehidupan rohani kita kekurangan makanan supernatural berupa anugerah, sehingga perlahan tapi pasti kita tergelincir dari kemelaratan ke dalam dosa. “Ya, mereka telah membuatnya sunyi sepi, sunyi sepi tanah itu berkabung di hadapan-Ku! Sunyi sepi sekarang segenap negeri itu, tetapi tidak ada orang yang memperhatikannya.” (Yer. 12:11)

Bayangkan kematian orang yang hilang itu. Ketika dia mencapai akhir perjalanannya di dunia, dia merasa seolah-olah dia telah terbangun dari mimpi. Semuanya sudah berakhir sekarang. Hilang selamanya objek-objek hasrat yang ia usahakan dengan susah payah untuk mendapatkannya. Dia sendirian di hadapan Tuhan. Uang, kemudahan, dan kesenangan lenyap seperti salju yang mencair di bawah sinar matahari.

Ya Tuhan, kita tidak akan pernah mengalami kebangkitan kembali yang menakutkan ini. Marilah kita bangkit sekarang, selagi masih ada waktu, dari kelambanan rohani kita. Semoga Tuhan menjadi pikiran pertama dan keinginan pertama kita. Semoga doa yang terus-menerus, pelepasan dari dunia, dan kemajuan yang mantap dalam kesempurnaan memberi kita kebahagiaan abadi di Surga. 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy