| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Mengikuti Yesus

 



Ketika kita telah meninggalkan diri kita sendiri dan memikul salib kita dengan kepasrahan dan kasih, kita harus mengikut Yesus. Kita harus mengikuti Dia dengan cara yang khusus sebagai Guru kebenaran yang sempurna. Ajaran manusia tidak dapat memuaskan kecerdasan kita. Apalagi hal-hal tersebut tidak dapat memuaskan hati kita. Apa yang mereka ajarkan tidak lengkap atau salah. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa ajaran-ajaran manusia telah berhasil dan menggantikan satu sama lain selama berabad-abad, sementara “firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya”. (I Petrus, 1:25)

Ajaran Kristus menghasilkan pembaharuan yang luar biasa dalam diri individu, keluarga, dan masyarakat. Pembaruan inilah yang kita sebut dengan Kekristenan dan peradaban Kristiani. Ada jurang yang lebar antara paganisme dan Kristen. Jurang ini akan semakin lebar hanya karena fakta bahwa agama Kristen belum sepenuhnya dipraktikkan di seluruh alam semesta. Hanya ada satu reformasi yang diperlukan. Hal ini untuk mewujudkan cita-cita Kristiani di mana pun. Kita harus memulainya dengan melaksanakannya sendiri. Marilah kita mengikuti Yesus, yang berkata kepada kita: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup." (Yohanes 14:6) "Barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan" (Yohanes 8:12)

Marilah kita mengikuti Guru ilahi kita dan kita akan yakin bahwa kita sedang melakukan perjalanan menuju Surga.

Yesus bukan hanya Kebenaran; Dia juga Kehidupan. Dia bukan hanya Guru kita: Dia juga Juruselamat kita. Dia telah memberi kita sesuatu yang tidak akan pernah bisa diberikan oleh para filsuf manusia. Karena Dia telah memberi kita lebih dari sekedar doktrin; Dia juga telah memberi kita sarana untuk menerapkannya dalam kehidupan kita. Dia telah memberi kita rahmat dan Sakramen. Dia telah memberikan diri-Nya kepada kita dalam Ekaristi Mahakudus. Mustahil bagi kita untuk melaksanakan ajaran ilahi-Nya jika Dia tidak memberi kita kekuatan rohani yang diperlukan untuk melakukannya. Kita patut bersyukur kepada Yesus atas kebaikan dan kemurahan-Nya. Kita hendaknya menghargai karunia yang telah Dia berikan kepada kita untuk pengudusan kita.

Ikuti Yesus, Pemberi rahmat dan kekudusan. Manfaatkanlah Sakramen-sakramen-Nya dengan manfaat. Yang terpenting, terimalah makanan dari Tubuh Ilahi-Nya dengan semangat dan cinta. Dalam Sakramen ini kita dapat menemukan kekuatan rohani unik yang membuat manusia menjadi kudus.

Yesus juga adalah Teladan Ilahi yang harus kita ikuti dan tiru. Di dalam Dia, kebajikan memiliki keagungan Ketuhanan yang tak terbatas dan daya tarik lembut Kemanusiaan yang dimuliakan. Yesus tidak membuat kita terpesona dengan kecemerlangan-Nya, namun dengan baik hati mengundang kita untuk mengasihi dan mengikuti-Nya. “Belajarlah pada-Ku” Dia berkata, “Sebab Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Mat. 11:29) Setelah Dia menunjukkan kerendahan hati, kelembutan hati dan kedamaian batin sebagai landasan kehidupan rohani, Dia mengundang kita untuk memikul kuk hukum-Nya dan meyakinkan kita bahwa kita akan merasakannya ringan. (Mat.11)

Jika kita mengikut Yesus, meskipun kita bersujud bersama-Nya di bawah beban Salib, bahkan dalam kehidupan ini kita akan mengalami cerminan kedamaian dan sukacita yang akan menjadi pahala kita di Surga.—Antonio Kardinal Bacci, Meditasi untuk Setiap Hari , 1959.
 
   Antonio Bacci  (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII
 

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy