| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Gereja

 


Yesus Kristus tidak mendirikan Gereja hanya sebagai Tubuh mistik dimana Dia adalah Kepala dan kita adalah anggotanya. Dia juga menjadikannya suatu masyarakat yang terlihat dan hierarkis, otoritas tertinggi dalam doktrin dan moral, penyalur rahmat-Nya dan sarana penebusan. Jika Dia tidak melakukan hal ini, mustahil memahami bagaimana manusia dapat melakukan pekerjaan penyelamatan Penebus selama berabad-abad.

Gereja adalah mahakarya Yesus. Ia diberdayakan oleh rahmat dan otoritas-Nya untuk mencerahkan manusia dan membimbing mereka dengan aman di sepanjang jalan kekudusan. Yesus bersabda kepada para Rasul-Nya dan melalui mereka kepada para penerus mereka: “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku” (Lukas 10:16). Dia juga berkata: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat. 28:20)

Inilah sebabnya mengapa ketaatan adalah tugas pertama kita kepada para penerus para Rasul, dengan kata lain, kepada Gereja yang hierarkis. Kita harus menaati Gereja sebagaimana kita menaati Kristus. Siapapun yang membuat pengecualian atau kompromi dalam hal ini bukanlah seorang Kristen sejati.

Selain menjadi guru kita yang sempurna, Gereja juga merupakan Ibu kita yang penuh kasih sayang. Seiring dengan perbendaharaan rahmat-Nya yang tiada habisnya, ia juga mewarisi kasih-Nya yang tak terhingga dari Yesus bagi seluruh umat manusia. Mari kita pertimbangkan apa yang Gereja lakukan dan telah lakukan bagi kita. Segera setelah kita dilahirkan ke dalam kehidupan fana ini, melalui air Pembaptisan Dia memberikan kita kehidupan kedua yang supernatural dan kekal. Ketika kita sudah sedikit lebih tua dan rentan terhadap serangan kejahatan, Bunda Maria menguatkan kita dalam rahmat melalui Sakramen yang lain, dan menjadikan kita prajurit Kristus. Meskipun demikian, jika kita jatuh ke dalam dosa, Dia ada di sisi kita sekali lagi. Dia membangkitkan kita. Dalam Sakramen Tobat Dia memberi kita pengampunan Tuhan dan kekuatan rohani untuk bangkit kembali. Terlebih lagi, Bunda Maria memberi kita Yesus Kristus sendiri dalam Ekaristi Mahakudus. Melalui Sakramen lain Dia meninggikan mereka yang menerima kuasa Tahbisan. Di tempat lain Dia memberkati dan menguduskan cinta perkawinan dan persatuan perkawinan yang murni. Ketika kita sekarat, Dia kembali datang dengan penuh kasih ke sisi kita dan melalui Sakramen terakhir memberi kita kekuatan dan kemurnian tujuan untuk perjalanan besar menuju keabadian. Ini juga tidak cukup. Dia hadir dengan doa dan berkatnya bahkan di peti mati kita dan di samping kuburan kita.

Kita berutang kepada Gereja lebih dari sekadar kepatuhan. Kita berutang cinta kita padanya. Kita hendaknya sangat mencintai Bunda yang baik ini, yang menemani kita dari buaian hingga akhirat, dari kelahiran kita di bumi hingga kelahiran rohani kita menuju kebahagiaan abadi.

Tapi cinta ini seharusnya tidak menjadi sentimen kosong. Apakah kita melihat Gereja dihina, dibenci dan dianiaya? Kita harus membelanya dengan segala cara yang kita miliki. Jika perlu, kita bahkan harus mati demi Dia.

Apakah kita mendengar Gereja difitnah sama seperti Yesus difitnah? Jika demikian, kita harus belajar untuk waspada terhadap fitnah-fitnah ini dan membantahnya di depan orang lain. Jika Dia menderita kita harus menghiburnya. Jika Dia membutuhkan, kita harus menolongnya. Jika Dia membutuhkan lebih banyak Rasul yang akan memperluas pengaruh-Nya di antara para bidah dan penyembah berhala, kita harus bermurah hati dalam memberikan uang dan doa-doa kita.

Berdoalah secara khusus dan sering-seringlah bagi Gereja dan kemenangannya, yaitu kemenangan kerajaan Allah di bumi.—

   Antonio Bacci  (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII, Meditations for Every Day, 1959.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy