| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Penderitaan (bagian 2)


 
 
Dalam rencana Allah, penderitaan mempunyai misi khusus. Bahkan mungkin ada yang menyebutnya semacam kerasulan. Penderitaan selalu mengingatkan kita bahwa kita tidak diciptakan untuk dunia ini, namun sedang dalam perjalanan menuju keabadian. “Sebab di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang.” (Ibr. 13:14)

Penderitaan adalah sebuah dorongan yang mengangkat pandangan kita ke Surga, rumah kita yang sebenarnya, di mana kita akan menemukan kebahagiaan yang tak ada habisnya. Akan menjadi bencana jika tidak ada penderitaan di dunia ini. Garam itulah yang melindungi kita dari kerusakan, sifat kita yang malang dan telah jatuh, yang ternoda oleh dosa. Ketika segalanya berjalan baik dan kesenangan sesaat dalam hidup ini membuat kita terpesona, sangatlah mudah untuk mengarahkan hati kita pada hal-hal di bawah dan melupakan Tuhan. Namun ketika tubuh kita disiksa oleh rasa sakit dan pikiran kita gelisah dan kesepian, maka gejolak batin tampaknya memisahkan kita dari bumi ini dan menyebabkan kita mengangkat mata kita yang berlinang air mata ke arah Surga. Dimurnikan dan hampir diperbaharui, hati kita berpaling kepada Tuhan, kebaikan kita yang sejati dan tertinggi.

Inilah sebabnya para Orang Kudus menyukai penderitaan. Mereka tidak saja menerimanya dengan penuh kepasrahan, namun mereka juga menginginkan dan memintanya dari Tuhan. “Menderita atau mati,” adalah permohonan St. Thérèsa dari Kanak-kanak Yesus. St Maria Magdalena de Pazzi bahkan menambahkan: "Menderita dan tidak mati." Betapa baiknya para Orang Kudus memahami misi yang Allah percayakan pada penderitaan! Jika hal ini diterima dengan iman, kepasrahan dan kasih, maka hal ini dapat membuat kita menjadi gambaran Yesus yang penuh kasih, yang menderita di bawah beban Salib dan mati di atasnya, tangan dan kaki-Nya tertusuk paku, Kepala-Nya bermahkota duri, sementara Dia berdoa bagi kita dan bagi semua orang yang telah menyalibkan Dia.

Penderitaan mempunyai tujuan yang lebih jauh lagi. Selain berperan sebagai kerasulan dalam kehidupan kita sendiri, juga dapat menjadi kerasulan bagi orang lain. Kita dapat mempersembahkan penderitaan dan kesedihan kita kepada Allah, tidak hanya demi kemajuan rohani kita sendiri, namun juga demi penebusan dosa-dosa umat manusia, demi musuh-musuh kita, demi para penganiaya Gereja, dan demi semua anggota umat manusia, Tubuh Mistik Kristus yang menderita. Dengan cara ini kita dapat mencapai kebaikan besar dan memperoleh pahala besar di hadapan Tuhan. Akibat persembahan kita, siapa yang tahu berapa banyak hati yang mengeraskan hati dalam dosa, atau berapa banyak jiwa yang lupa akan Surga, bisa terjamah kasih karunia Tuhan? Mari kita menderita bersama Yesus. Hanya Dia yang dapat meringankan kepedihan kita dan menjadikannya bermanfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain.—————

   Antonio Bacci  (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy