Karya: Stanislava Karagyozova/istock.com |
Hari Biasa Pekan II
“Hanya satu kesulitan dalam doa: Berdoa sepertinya Allah tidak ada di sana.” — St. Teresia dari Avila
Antifon Pembuka (Mzm 66:4)
Hendaklah seluruh bumi menyembah Engkau, dan bermadah serta melagukan mazmur bagi-Mu, Allah Mahaluhur.
Doa Pagi
Allah Bapa Mahasetia, ajarilah kami mematuhi sabda-Mu dan melaksanakan sabda Putra-Mu, yang selalu mematuhi kehendak-Mu dan melaksanakan janji-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1Sam 15:16-23)
Setelah Raja Saul melanggar perintah Tuhan, Samuel berkata kepadanya, “Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang disabdakan Tuhan kepadaku tadi malam.” Kata Saul kepadanya, “Katakanlah!” Sesudah itu berkatalah Samuel, “Engkau ini kecil pada pemandanganmu sendiri! Meskipun demikian bukankah engkau telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel? Bukankah Tuhan telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka? Mengapa engkau tidak mendengarkan suara Tuhan? Mengapa engkau menjarah rayah dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan?” Lalu kata Saul kepada Samuel, “Aku memang mendengarakan suara Tuhan! Aku telah mengikuti apa yang disuruhkan Tuhan kepadaku. Aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyatlah yang mengambil dari jarahan itu: kambing domba dan lembu-lembu terbaik dari yang seharusnya ditumpas itu; maksudnya mau dipersembahkan kepada Tuhan, Allahmu, di Gilgal.” Tetapi sahut Samuel, “Apakah Tuhan itu berkenan kepada kurban bakaran dan kurban sembelihan, sama seperti Ia berkenan kepada pengamalan sabda-Nya? Sesungguhnya, mengamalkan sabda lebih baik daripada kurban sembelihan, menuruti firman lebih baik daripada lemak domba jantan. Camkanlah pendurhakaan itu sama seperti dosa bertenung dan kedegilan itu sama seperti menyembah berhala. Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
2. ”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?”
3. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan kuat. Sabda itu menguji segala pikiran dan maksud hati.
Inilah Injil Suci menurut Markus (2:18-22)
Waktu itu murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa. Pada suatu hari datanglah orang-orang kepada Yesus dan berkata, “Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, mengapa murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa selagi pengantin itu bersama mereka? Selama pengantin itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang sudah tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabiknya; yang baru mencabik yang tua, sehingga makin besarlah koyaknya. Demikian juga tak seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang sudah tua, karena jika demikian anggur tersebut akan mengoyakkan kantong itu, sehingga baik anggur maupun kantongnya akan terbuang. Jadi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.”
Renungan
Saat ini kata “ketaatan” tampaknya hanya digunakan secara terbatas.
Kata ini sering digunakan pada anak-anak ketika mereka disuruh menuruti orang tua, seolah-olah mereka punya pilihan.
Bahkan di militer, kepatuhan bukanlah sebuah pilihan, dan hal ini disebarkan di bawah ancaman hukuman.
Saat kita melihat bacaan pertama, kita mungkin bertanya-tanya mengapa Samuel mengomel tentang ketidaktaatan raja Saul sampai-sampai dia akan disingkirkan sebagai raja.
Kita mungkin berpikir bahwa apa yang dilakukan Raja Saul agak pragmatis, dan bahwa domba dan lembu terbaik dari hasil rampasan dikorbankan kepada Tuhan.
Jadi Raja Saul tidak hanya mempersembahkan korban najis kepada Tuhan, ia juga tidak mempersembahkan kurban itu dari miliknya.
Bila hal ini dipahami, maka kita akan menyadari betapa seriusnya tingkat ketidaktaatan Raja Saul dan mengapa ia kemudian disingkirkan sebagai raja.
Dalam Injil, topik pembahasannya sepertinya adalah puasa. Ketika diterapkan pada perayaan rohani iman kita seperti berpuasa dan melakukan penebusan dosa serta menjalankan ajaran Gereja, kita perlu bertanya pada diri sendiri apakah kita mengetahui alasan dan tujuan dari perayaan tersebut.
Karena jika kita tidak jelas mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan, dan terutama ketika kita menganggapnya memberatkan atau menyusahkan, kita akan merasionalkannya dan kita ingin bersikap pragmatis dan praktis.
Kita mungkin berpikir bahwa kita lebih cerdas dan praktis dibandingkan hukum dan ajaran Gereja.
Tapi kesombongan datang sebelum kejatuhan. Raja Saul menyerah padanya. Semoga kita bijak dan menundukkan diri dalam ketaatan kepada Tuhan, jangan sampai kita terjatuh. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Mrk 2:20.22)
Tak seorang pun menyimpan anggur baru dalam kirbat lama. Anggur baru haruslah disimpan dalam kirbat baru.