1. Setelah banyak rencana dan kekhawatiran hari itu, sungguh menyenangkan mengunjungi gereja di malam hari dan berlutut di hadapan Sakramen Mahakudus. Disana kita dapat menyembah Yesus dan berbincang penuh kasih dengan-Nya. Kita telah menghabiskan waktu berjam-jam dikelilingi oleh kebisingan dunia. Kini sungguh menenangkan untuk menghabiskan seperempat jam dalam doa hening di hadapan Yesus, sang tawanan cinta di dalam Tabernakel. Dialah yang mengundang kita. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat. 11:28) Ada banyak hal yang mengkhawatirkan kita. Kita memerlukan kata-kata nasihat yang akan menghilangkan keraguan kita dan menguatkan kita dalam penderitaan. Kita membutuhkan kata-kata penyemangat untuk mengusir kesedihan dan menghidupkan iman kita. Kita membutuhkan kata-kata kasih yang akan menyalakan api kasih kepada Tuhan di dalam hati kita. Semua ini dapat kita temukan saat kita berlutut di hadapan Tabernakel. Jangan akhiri hari tanpa mengupayakan pembaruan kekuatan Kristiani di kaki Yesus dalam Sakramen Mahakudus.
2. Mari kita merenungkan kebaikan Yesus yang tak terbatas. Dia menjadi manusia bagi kita, dan menghabiskan tiga puluh tiga tahun di bumi, “...yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang...” (Kis 10:38) Lebih dari itu, Dia memilih untuk tetap bersama kita sampai akhir zaman, tersembunyi dalam Sakramen Mahakudus, untuk menjadi sahabat dan penghibur serta makanan jiwa kita. Dengan kuasa dan kebaikan-Nya yang tak terhingga, adakah hal lain yang dapat Dia lakukan bagi kita? Sepanjang hari Dia menunggu di sana, ingin sekali menyembuhkan penyakit kita, menghibur kita dalam kesulitan kita, dan memberi kita kekuatan untuk bertahan dalam perjalanan kita menuju kesempurnaan dan menuju Surga. Mari kita dengarkan suara penuh kasih itu. Jangan bersyukur atas keajaiban kebaikan yang tak terbatas ini. Marilah kita datang kepada Yesus sesering mungkin, terutama pada malam hari ketika hari kita hampir usai. Kita akan menemukan Dia sebagai sahabat sejati yang selalu siap mendengarkan; lebih baik lagi, Dia adalah sahabat yang mampu dan mau membantu kita.
3. “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!” (Mazmur 34:8) Sayangnya, banyak orang menaruh kepercayaan mereka pada manusia dan hal-hal duniawi. Mereka segera menyadari kesalahan yang telah mereka buat dan menjadi kecewa serta sakit hati. Tidak demikian halnya dengan para Orang Kudus. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam siang dan malam berdoa kepada Yesus dalam Ekaristi Mahakudus, dan membawa serta cadangan kekuatan spiritual dan ketenangan. Ketika mereka tidak dapat mengunjungi Yesus dalam Sakramen Mahakudus, banyak di antara mereka yang pergi ke suatu tempat di mana mereka dapat melihat gereja dan berdiam di sana dalam adorasi. Kapanpun tugas membuat St Stanislaus Kostka tidak mungkin untuk tetap berada di hadapan Tabernakel, Dia meminta Malaikat Pelindungnya untuk menyembah Yesus untuknya. Jika kita berkobar dengan kasih kepada Tuhan, seperti halnya para Orang Kudus, kita hendaknya melakukan hal yang sama.—Antonio Kardinal Bacci, Meditasi untuk Setiap Hari, 1959.
Antonio Bacci (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII