| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 11 Februari 2024 Hari Minggu Biasa VI

 

SiouxFall Diocese
 
 
Minggu, 11 Februari 2024
Hari Minggu Biasa VI
 
Sabda Tuhan itu bagaikan pohon hidup; semua cabangnya memberikan buah yang terberkati (St. Efrem dari Diatesaron)
 

Antifon Pembuka (Mzm 31:3-4-PS 658)
  
Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Oleh karena nama-Mu, Engkau akan menunutun dan membimbing aku.

Be my protector, O God, a mighty stronghold to save me. For you are my rock, my stronghold! Lead me, guide me, for the sake of your name.

Esto mihi in Deum protectorem, et in locum refugii, ut salvum me facias: quoniam firmamentum meum, et refugium meum es tu: et propter nomen tuum dux mihi eris, et enutries me.

Doa Pagi

Allah Bapa kami, kami brsyukur karena melalui Putra-Mu, Yesus Kristus, Engkau telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan menderita. Semoga teladan hidup-Nya menggerakkan kami untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh menjadi nyata dalam diri kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 
 
Bacaan dari Kitab Imamat (13:1-2.44-46)
 
 
"Orang yang sakit kusta harus tinggal terasing di luar perkemahan."
 
Tuhan Allah berfirman kepada Musa dan Harun, “Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada Imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, yang adalah imam. Karena orang itu sakit kusta, maka ia najis, dan imam harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. Orang yang sakit kusta harus berpakaian cabik-cabik, dan rambutnya terurai. Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahanlah tempat kediamannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
(Engkaulah persembunyianku, ya Tuhan, Engkau melindungi aku sehingga aku selamat.)
Ayat. (Mzm 32:1-2.5.11; Ul: 7)

1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi. Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, "Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku." Maka Engkau mengampuni kesalahanku.
3. Bersukacitalah dalam Tuhan! Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar; bersorak-gembiralah, hai orang-orang jujur!

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 10:31-11:1)
  
"Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus."
   
Saudara-saudara, jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Lukas 7:16; 2/4)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita dan Allah telah melawat umat-Nya.

Inilah Injil Suci menurut Markus (1:40-45)
   
"Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir."
   
Sekali peristiwa seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus ia memohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan
  
Ada empat kata yang telah kita dengar hari ini dan masih akan kita dengar hingga beberapa hari ke depan. Keempat kata tersebut adalah kata dalam bahasa Mandarin dan merupakan “Gong Xi Fa Cai”.  Itulah ucapan Tahun Baru Imlek yang biasa dan populer sekaligus mengungkapkan keinginan dan kerinduan kita dalam hidup. Kita ingin menjadi kaya, atau setidak-tidaknya selalu mempunyai uang, agar kita bahagia dan tidak khawatir. Sesederhana itu. Meski terdengar sederhana, namun kita semua tahu bahwa menjadi kaya tidaklah mudah. Seiring berjalannya waktu, kita mungkin menyadari bahwa satu-satunya cara menjadi kaya adalah melalui kerja keras, dan jika kita ingin kaya, maka kita harus bekerja keras demi uang.

Namun dikatakan bahwa kita menggunakan kesehatan kita untuk mendapatkan kekayaan dan kemudian kita membelanjakan kekayaan kita untuk mencoba mendapatkan kembali kesehatan kita. Jadi, yang sebenarnya kita dambakan dalam hidup adalah kesehatan agar kita bisa menikmati harta yang kita miliki. Namun nampaknya kita selalu kekurangan dalam salah satu hal tersebut.

Dalam Injil, penderita kusta datang kepada Yesus dan memohon sambil berlutut: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.”  Meskipun tidak ada rincian mengenai latar belakang penderita kusta dan bagaimana ia tertular atau berapa lama ia mengidap penyakit tersebut, namun yang jelas ia putus asa. Dia memohon pada Yesus yang berlutut. Dia telah kehilangan segalanya – tidak peduli kekayaan, keluarga, teman, kesehatan, dan dia juga tahu bahwa dia kehilangan nyawanya. Dalam permohonan putus asa itu, Yesus menjawab dengan pernyataan ilahi: “Aku mau, jadilah engkau tahir.”

Sewaktu kita memikirkan kisah Injil, kita akan menyadari esensi kehidupan dan apa yang sebenarnya kita inginkan. Kita ingin hidup cukup sehat sehingga kita bisa menjalani hidup dengan bahagia. Kita tidak perlu menjadi kaya untuk menjadi bahagia. Kita harus menyadari sekarang bahwa kesehatan adalah kekayaan. Kita tentunya akan berdoa agar kita tidak berada dalam situasi seperti penderita kusta, yaitu dalam keputusasaan, keterasingan, dan kesedihan. Dan kita berdoa agar ketika kita tertimpa suatu penyakit, kita percaya bahwa Yesus akan menyembuhkan kita dan kita akan mendengar kata-kata ini: 
“Aku mau, jadilah engkau tahir.” (RENUNGAN PAGI) 

Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
    
Selama Masa Prapaskah, organ dan alat musik lainnya hanya boleh dimainkan untuk menopang nyanyian, kecuali pada Minggu Laetare (Minggu Prapaskah IV) dan hari raya serta pesta yang terjadi dalam masa ini. (Pedoman Umum Misale Romawi, No. 313)
   
Antifon Komuni (Mzm 78:29-30)

Mereka makan dan menjadi sangat kenyang. Ia memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan, tetapi mereka belum merasa puas.

They ate and had their fill, and what they craved the Lord gave them; they were not disappointed in what they craved.

Manducaverunt, et saturati sunt nimis, et desiderium eorum attulit eis Dominus: non sunt fraudati a desiderio sio.




 

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy