Russ Allison Loar (CC BY-NC-ND 2.0) |
1. St Agustinus menyebut doa sebagai "kunci menuju Surga". Kita harus mengakui kebaikan Tuhan yang tak terbatas dalam memberikan kita sarana keselamatan yang begitu mudah, karena ketika Dia memberi kita doa, Dia memberi kita kunci menuju Kerajaan Surga-Nya. Dia mengajak kita berdoa dengan sungguh-sungguh. “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (Bdk. Mat 7:7; Luk 11:9) “Jika kamu meminta sesuatu kepada minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.” (Bdk. Yoh 16:23) “Berjaga-jaga dan berdoa, jangan sampai kamu masuk ke dalam pencobaan.” (Bdk. Mat 26:41; Markus 14:38)
Ketika Yesus menderita di Taman Getsemani, para Rasul-Nya menjadi lelah dan mengantuk. Dia menegur mereka dengan lembut dan meminta mereka untuk kedua kalinya berdoa agar mereka tidak menyerah pada godaan. Dia juga mengajukan permintaan ini kepada kita. Kita menjadi letih dan apatis seperti yang dilakukan para Rasul, sementara iblis sibuk dengan saran-saran jahatnya dan bahaya-bahaya dunia yang mengelilingi kita. Kita selalu membutuhkan kasih karunia Tuhan untuk mencegah kita terjatuh. Mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh dan mengingat nasehat St. Alfonsus: "Jika kamu meninggalkan doa, kamu pasti akan terkutuk."
2. “Orang yang berdoa akan diselamatkan, orang yang tidak berdoa akan terkutuk.” Refleksi ini muncul dalam kata-kata yang hampir sama dalam tulisan St. Theresa, St. Alfonsus, dan para ahli kehidupan spiritual lainnya. Tidak ada pendapat bahwa doa saja tanpa ketulusan tujuan, Sakramen dan perbuatan baik, sudah cukup untuk keselamatan. Yang dimaksud adalah barangsiapa tidak berdoa, tidak mungkin terselamatkan kecuali dengan mukjizat, karena Tuhan biasanya tidak memberikan rahmat-Nya kepada siapa pun yang tidak memintanya. Sekalipun jiwa sudah acuh dan tenggelam dalam dosa, namun jika tidak meninggalkan kebiasaan berdoa cepat atau lambat akan dikuasai penyesalan dan kembali kepada Tuhan. St Yohanes Krisostomus mengajarkan kepada kita bahwa tidak mungkin ada orang yang berdoa dengan sungguh-sungguh dan terus menerus, terjerumus dan tetap berada dalam dosa berat. Oleh karena itu, marilah kita berdoa. Biarlah doa menjadi dukungan kita yang tiada henti dalam setiap situasi dan dalam setiap tindakan. Jika kita tetap dekat dengan Tuhan, kita terjamin keselamatannya. Selama kita tetap bersatu dengan Tuhan kita, rahmat-Nya akan meliputi jiwa kita. Namun jika kita memutuskan ikatan doa dengan Tuhan ini, kita akan sendirian dan tidak berdaya serta jatuh ke dalam dosa. Ini merupakan pengalaman menyedihkan yang dialami banyak orang sebelum kita.
3. Kita hendaknya menyadari betapa pentingnya berdoa dengan semangat dan ketekunan khusus pada saat pencobaan dan penderitaan yang besar. Jika kita lalai melakukannya ketika godaan menyerang kita, kita akan sendirian dan pasti terjatuh. Ketika kita menghadapi penderitaan dan segala sesuatu di sekitar kita tampak runtuh, ingatlah bahwa Tuhan melihat kita dan mengasihani kita. Marilah kita kembali kepada-Nya, yang mampu dan berkeinginan untuk membantu kita dalam kemalangan kita. Saat kita berdoa, air mata kita sangat berharga di mata-Nya. Kasih Tuhan kepada kita tidak terbatas. Jika kita meminta pertolongan-Nya, Dia pasti akan menjawab kita dengan cara yang Dia tahu adalah yang terbaik bagi kita. Dia telah menjanjikan hal ini. "Apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya, sebab Aku ini pengasih.” (Kel. 22:27)—Antonio Cardinal Bacci, Meditasi untuk Setiap Hari, 1959.
Antonio Bacci (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII