Berbicara adalah anugerah yang luar biasa, dan suatu hari nanti kita harus memberikan pertanggung jawaban yang tegas kepada Tuhan. Belajarlah dari Orang Kudus. Mereka paham betul bahwa mereka harus mempertanggungjawabkan tidak hanya kata-kata yang jahat atau menipu, namun “Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.” (Mat. 12:36) Oleh karena itu, percakapan mereka selalu mengandung hikmat ilahi. Melalui petunjuk dan nasihat mereka, mereka membangkitkan pikiran manusia pada penghargaan terhadap kebenaran surgawi dan mendorong mereka untuk mempraktikkan kebajikan. Mereka melakukan ini tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan contoh. Kehidupan mereka sendiri merupakan model teoritis dan praktis yang lengkap yang menuntun orang lain menuju kekudusan.
2. Kitab Suci mengatakan tentang Yesus bahwa Dia “melakukan dan mengajar.” (Kis 1:1) Kita hendaknya merenungkan kata-kata ini. Seringkali kita menjumpai pemikir yang mengajar tetapi tidak berbuat apa-apa. Kadang-kadang mereka bahkan bertindak bertentangan dengan ajaran mereka sendiri, dan kemudian pekerjaan mereka menjadi sia-sia dan berbahaya. Banyak remaja putra yang malang menjadi korban dari gagasan palsu dan teladan buruk guru mereka. Tidak demikian halnya dengan Yesus, tidak pula demikian dengan para Orang Kudus, para pengikut setia-Nya. Kita dapat belajar banyak dari tulisan mereka, dan lebih banyak lagi dari teladan mereka. Untuk alasan ini kita harus membaca tentang kehidupan mereka. Orang-orang membaca begitu banyak buku dan ulasan yang tidak mengajarkan apa pun kepada mereka, dan banyak buku dan ulasan lain yang menggugah naluri rendah mereka dan meredam cita-cita tinggi mereka. Seorang Kristen yang baik harus membaca “Kehidupan Para Orang Kudus” dan juga buku-buku yang merupakan kewajibannya untuk mengetahuinya. Sekolah pembelajaran tertinggi dan paling berguna bagi seorang Kristen yang tulus adalah membaca Injil dan “Kehidupan Para Orang Kudus.”
3. Jika kita membaca “Kehidupan Para Orang Kudus,” kita pasti terinspirasi oleh teladan mereka. Kita akan mempelajari kasih Allah yang membara dari semangat misioner Santo Paulus, yang merasa bahwa ia sendiri telah berhenti hidup, namun Yesus Kristus hidup di dalam dia. Kita akan belajar melepaskan diri dari hal-hal duniawi dan cinta akan kemiskinan suci dari Santo Fransiskus dari Assisi. Kita akan belajar dari St Theresa dan dari St Filipus Neri untuk mencintai Tuhan saja, dan dari St Fransiskus de Sales kedamaian pikiran di tengah kemalangan. Kita akan belajar mencintai kesucian lebih dari kehidupan itu sendiri dari St. Aloysius Gonzaga dan St. Maria Goretti. Kita bisa belajar banyak hal baik dan indah dari kehidupan orang-orang yang diangkat Gereja ke Altarnya. Mari kita membaca kehidupan ini dengan kerendahan hati dan pengabdian. Kita akan menjadi lebih bahagia dan lebih baik sebagai hasil dari bacaan kita.——Antonio Kardinal Bacci, Meditasi untuk Setiap Hari, 1959.
Antonio Bacci (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII