Hari ini, Gereja memperingati St. Perpetua dan St. Felisitas, dua orang kudus dan martir Gereja yang terkenal, yang hidup pada tahun-tahun sulit akibat penganiayaan yang hebat terhadap Gereja dan umat beriman, di bawah Kekaisaran Romawi. St Perpetua adalah seorang wanita bangsawan muda yang memutuskan untuk menjadi seorang Kristen meskipun ada keberatan dari ayahnya, sedangkan St. Felisitas adalah seorang budak wanita muda, yang dipenjarakan bersama dengan St. Perpetua karena iman mereka.
Mereka tetap teguh imannya meski harus menanggung penderitaan fisik dan siksaan, segala cemoohan, cibiran dan kemarahan ditujukan kepada mereka, karena besarnya kasih mereka kepada Tuhan. Mereka tidak keberatan menanggung kebencian yang sama terhadap dunia seperti yang dialami Tuhan sendiri. Mereka rela menerima kemartiran daripada melepaskan iman mereka kepada Tuhan. Keberanian dan komitmen mereka kepada Tuhan menginspirasi banyak orang bahkan berabad-abad setelah mereka meninggal dunia.
Sekarang, saudara-saudara seiman dalam Kristus, mampukah kita menghayati kehidupan kristiani yang sama seperti yang dijalani St. Perpetua dan St. Felisitas? Mampukah kita mencintai Tuhan sebagaimana Tuhan telah mencintai kita, yaitu dengan segenap hati, pikiran, tubuh dan jiwa, dengan segenap hati kita? Marilah kita semua memanfaatkan masa Prapaskah ini untuk mempersiapkan diri kita secara mental, rohani dan secara fisik untuk bertumbuh lebih dalam dalam kasih dan komitmen kita kepada Tuhan.
Semoga Tuhan menyertai kita semua, dan semoga Dia membangkitkan dalam diri kita masing-masing kasih, dedikasi dan komitmen yang sama seperti yang ditunjukkan oleh para kudus dan martir-Nya, khususnya St. Perpetua dan St. Felisitas, yang kita peringati hari ini. Marilah kita mohon dengan perantaraan mereka, agar melalui doa-doa mereka Allah tergerak untuk memanggil kita semua kepada diri-Nya, agar kita diampuni dan ditebus dari dosa-dosa dan ketidaklayakan kita. St. Perpetua dan St. Felisitas, doakanlah kami. Amin.
Mereka tetap teguh imannya meski harus menanggung penderitaan fisik dan siksaan, segala cemoohan, cibiran dan kemarahan ditujukan kepada mereka, karena besarnya kasih mereka kepada Tuhan. Mereka tidak keberatan menanggung kebencian yang sama terhadap dunia seperti yang dialami Tuhan sendiri. Mereka rela menerima kemartiran daripada melepaskan iman mereka kepada Tuhan. Keberanian dan komitmen mereka kepada Tuhan menginspirasi banyak orang bahkan berabad-abad setelah mereka meninggal dunia.
Sekarang, saudara-saudara seiman dalam Kristus, mampukah kita menghayati kehidupan kristiani yang sama seperti yang dijalani St. Perpetua dan St. Felisitas? Mampukah kita mencintai Tuhan sebagaimana Tuhan telah mencintai kita, yaitu dengan segenap hati, pikiran, tubuh dan jiwa, dengan segenap hati kita? Marilah kita semua memanfaatkan masa Prapaskah ini untuk mempersiapkan diri kita secara mental, rohani dan secara fisik untuk bertumbuh lebih dalam dalam kasih dan komitmen kita kepada Tuhan.
Semoga Tuhan menyertai kita semua, dan semoga Dia membangkitkan dalam diri kita masing-masing kasih, dedikasi dan komitmen yang sama seperti yang ditunjukkan oleh para kudus dan martir-Nya, khususnya St. Perpetua dan St. Felisitas, yang kita peringati hari ini. Marilah kita mohon dengan perantaraan mereka, agar melalui doa-doa mereka Allah tergerak untuk memanggil kita semua kepada diri-Nya, agar kita diampuni dan ditebus dari dosa-dosa dan ketidaklayakan kita. St. Perpetua dan St. Felisitas, doakanlah kami. Amin.