| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Tradisi Pemberkatan Keranjang Paskah pada hari Sabtu Suci


 
 
Pemberkatan Keranjang Paskah yang berisi makanan untuk santapan pertama Paskah telah menjadi ritual Katolik yang dicintai selama berabad-abad di kalangan keluarga asal Eropa Timur. Tradisi ini telah diadopsi oleh orang-orang dari semua latar belakang etnis, yang menikmati kekayaan simbolismenya. Pada Sabtu Suci Pagi, keluarga mempersiapkan Keranjang Paskah mereka dan mengisinya dengan barang-barang simbolis. Keranjang tersebut kemudian dibawa ke gereja untuk diberkati dalam kebaktian singkat di sore hari. Setelah Misa Kebangkitan Minggu Paskah, setiap keluarga dan tamu mereka berbagi makanan yang diberkati dan saling bertukar ucapan selamat.

Kebiasaan memberkati makanan Paskah muncul dari puasa Prapaskah yang ketat di masa lalu, ketika daging, telur, lemak, dan makanan lainnya dilarang selama masa Prapaskah. Paskah dengan demikian disambut dengan penuh sukacita seperti hari kebangkitan Kristus dan berakhirnya puasa. Sukacita dan rasa syukur Gereja diungkapkan dalam kebiasaan menguduskan makanan pada perjamuan pertama Paskah ini.

Makna Kristiani dari Paskah dilambangkan dalam barang-barang yang digunakan dan makanan yang dipilih untuk tradisi Paskah khusus ini. Keranjang dilapisi dengan kain putih dan dihiasi pita, bunga, dan tanaman hijau untuk melambangkan musim semi, pembaruan, dan, tentu saja, Kebangkitan Yesus.

Secara tradisional, keranjang diisi dengan: telur rebus yang dihias (melambangkan Kebangkitan Kristus); mentega atau gula berbentuk domba (melambangkan Kristus sebagai “Anak Domba Allah”); roti (mengingatkan kita bahwa Yesus adalah “Roti Kehidupan”); daging, seperti ham (lambang kegembiraan dan kelimpahan), sosis (lambang kemurahan dan kebaikan Tuhan), daging asap (simbol kemurahan Tuhan yang melimpah), atau daging domba (yang melambangkan Kristus sebagai “Anak Domba Allah”); garam (simbol kemakmuran dan keadilan, dan mengingatkan kita bahwa kita adalah “garam dunia”); keju (melambangkan sikap moderat yang harus dimiliki umat Kristiani setiap saat); lobak pedas, merica, minyak, dan cuka (simbol dari Sengsara Kristus dan ramuan pahit Paskah); dan anggur (lambang Darah Tuhan).

Makanan dan barang-barang lain yang terdapat dalam keranjang keluarga dapat dengan mudah dipersonalisasi, bahkan termasuk contoh makanan apa pun yang “diberikan” untuk masa Prapaskah.

Lilin putih sering kali dimasukkan ke dalam keranjang untuk melambangkan Kristus sebagai “Terang Dunia”.

Terakhir, keranjang ditutup dengan kain linen putih, melambangkan kain kafan yang membungkus jenazah Kristus.

Tradisi yang telah lama dihormati ini sangat simbolis dan menghangatkan hati. Anak-anak bersemangat membantu mempersiapkan dan mendekorasi keranjang keluarga dan dengan bangga membawanya ke gereja pada hari Sabtu Suci untuk mendapatkan berkat. Beberapa keluarga menyiapkan keranjang yang dihias khusus untuk anak kecil mereka, berisi buah-buahan, kelinci coklat, atau camilan lainnya untuk diberkati.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy