| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Salam Maria

 



Setelah Doa Bapa Kami, tidak ada doa yang lebih indah daripada Salam Maria, yang harus kita daraskan dengan devosi khusus dalam untaian Rosario Suci. Pada awal Rosario kita dapat membayangkan bahwa kita adalah saksi Kabar Sukacita Maria di rumahnya di Nazareth. Seorang Malaikat turun dari Surga dan membungkuk di hadapan Perawan Terberkati saat dia berlutut sambil berdoa. “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” (Lukas 1:26-28)

Kita hendaknya bergabung dengan Malaikat Tuhan dalam mengulangi kata-kata ini dengan sungguh-sungguh dan khusyuk. Pengulangan doa ini secara terus-menerus sangat menyenangkan hati Maria, Bunda Allah dan Bunda kita. Ketika kita menyapanya dengan kata-kata Malaikat, kita mengingatkannya akan misteri besar Inkarnasi, yang merupakan awal dari misi luhurnya sebagai rekan penebus dan awal mula peradaban Kristiani. Sekalipun kita mengucapkan kata-kata ini berulang kali, kata-kata tersebut tidak akan pernah menjadi monoton. Ketika seorang anak laki-laki berbicara kepada ibunya, setiap kata memiliki kehangatan dan makna yang tidak terbatas karena merupakan ekspresi cinta yang tidak terbatas.

Ketika kita mendaraskan untaian Rosario, kita harus memikirkan Bunda Surgawi yang mengawasi kita dan mendengarkan kita, bersemangat untuk menghibur dan membantu kita. Dia mencintai kita dengan cinta keibuan, tapi dia menuntut kita untuk juga mencintainya dan membuktikan bahwa kita adalah anak-anaknya dengan meniru kebajikannya. Sambutan Malaikat itu kemudian digenapi dengan penyelamatan St. Elizabeth. Segera setelah Elizabeth melihat Perawan Terberkati datang mengunjunginya, dia berseru dengan penuh hormat: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.” (Lukas 1:42)

Oleh karena itu, pada bagian pertama dari doa Salam Maria, dalam kata-kata Injil, kita memberikan kepadanya penghormatan tertinggi yang pernah diberikan kepada makhluk manusia mana pun, dengan mewartakan bahwa dia penuh rahmat, diberkati di antara para wanita, dan Bunda Penebus. Bagian kedua, yang kemudian ditambahkan oleh Gereja, merupakan permohonan sepenuh hati yang ditujukan kepada Maria sebagai Bunda Allah dan Bunda kita. “Santa Maria, bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin." Akan sulit untuk menemukan permohonan yang lebih menyentuh. Kita mohon kepada Bunda Surgawi kita untuk menjadi perantara bagi kita saat ini karena kita sangat membutuhkan bantuannya di lembah air mata dan godaan ini. Semoga dia selalu berada di sisi kita untuk melindungi kita di bawah jubahnya. Terlebih lagi, kita memohon perantaraannya pada saat kematian. Kematian pasti datang, namun jika kita sering berdoa kepada Bunda Surgawi kita, ia pasti akan menyertai kita di saat-saat terakhir dan menentukan dalam hidup kita. Jika Maria ada untuk membantu kita, kita dapat yakin bahwa kematian akan datang sebagai penghiburan, karena ini akan menjadi perjalanan damai menuju kebahagiaan abadi.  .—
 
Antonio Bacci  (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy