Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Santa Perawan Maria Bunda Allah


 
1. Keagungan Maria yang nyaris tak terhingga mengalir dari kenyataan bahwa ia adalah Bunda Allah, Kristus Sabda Kekal Bapa, yang sehakikat dengan-Nya dan setara dengan-Nya dalam keagungan, berkehendak menjadi manusia untuk membebaskan kita dari perbudakan dosa dan mendapatkan kembali Surga bagi kita. Ia menjadi manusia dalam rahim suci Perawan Maria. Kristus mengambil tubuh dan jiwa manusia dan dilahirkan darinya sebagai Allah-Putra. Oleh karena itu kepada Pribadi Ilahi-Nya diberikan gelar Putra Maria dan kepada Maria gelar Bunda Allah.

Ada hubungan antara Maria dan masing-masing dari ketiga Pribadi Ilahi, karena ia adalah putri Allah Bapa, mempelai Roh Kudus yang melalui kuasa-Nya Sabda berinkarnasi di dalam dirinya, dan ibu Sabda yang menjadi manusia. Dia adalah pusat dari rencana kekal yang Allah tetapkan untuk penebusan umat manusia. Merupakan rancangan kekal Allah untuk menyatukan kembali ciptaan dengan yang tak diciptakan melalui Maria. Dia menjadi ibu dari Sabda Abadi, yang di dalamnya kodrat ilahi dan kodrat manusia bersatu secara tak terpisahkan. Dia menebus kita dengan jasa-jasa-Nya yang tak terbatas, namun dalam karya penebusan ini Dia menggunakan kerja sama Bunda Suci-Nya. Segala rahmat, keistimewaan dan keutamaan Maria mengalir dari misteri agung keibuan ilahinya. Sebagaimana layaknya calon Bunda Allah, ia dikandung bebas dari noda dosa asal dan penuh rahmat. Kehidupan fananya merupakan pendakian terus-menerus menuju puncak kesucian tertinggi. Ketika dia meninggal, dia diangkat tubuh dan jiwanya ke Surga, di mana dia dimahkotai dalam kemuliaan sebagai Ratu Malaikat dan Ratu Orang Kudus.

Ketika kita memikirkan keagungan mulia Bunda Maria, kita harus tergerak untuk mencintai dan menghormatinya. Kasih dan penghormatan ini tidak mengurangi sedikit pun kemuliaan Tuhan, karena dialah Bunda Alah. Faktanya, sangatlah bermanfaat bagi kita untuk meneladani dia dan menyerukan dia untuk menjadi perantara bagi kita.

2. St Matius (Bdk. Mat 12:46-50) dan St Markus (Bdk. Markus 3:31-35) menceritakan bagaimana Yesus berkhotbah pada suatu hari di Galilea, dikelilingi oleh para Rasul-Nya dan oleh banyak orang, ketika seorang laki-laki mendekat dan berkata: “Lihatlah, ibumu dan saudara-saudaramu berdiri di luar mencari engkau.” “Siapakah ibuku,” jawab-Nya, “dan siapakah saudara-saudaraku?” Kemudian Dia mengulurkan tangan-Nya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Lihatlah ibuku dan saudara-saudaraku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di Surga, dialah saudara laki-laki dan perempuan-Ku serta ibu-Ku.” Kata-kata ini ditujukan kepada kita, bukan kepada Bunda Maria. Dia bukan saja Bunda Yesus Kristus yang tak bernoda, namun dia dengan penuh kasih melaksanakan kehendak Bapa surgawi. Dia melakukan kehendak-Nya dalam kemiskinan dan ketidakjelasan, dalam pengasingan, dan di Gunung Golgota. Oleh karena itu ia adalah Bunda Allah dalam arti rohani maupun jasmani, sejauh ia terus-menerus dipersatukan dengan-Nya melalui ikatan kasih dan keselarasan dengan keinginan-keinginan-Nya.

Perkataan Kristus menunjukkan bahwa penerimaan Maria yang sempurna dan berkesinambungan terhadap kehendak Allah bahkan lebih menyenangkan Allah daripada martabat Keibuan ilahi. Kita tidak bisa menyamai martabatnya, namun kita bisa meneladaninya dalam hal lain. Yesus akan memandang kita sebagai saudara-Nya dan sebagai putra-putra Maria yang berharga jika kita melaksanakan kehendak-Nya dalam segala hal. Hal ini tidak selalu mudah untuk dilakukan. Memang tidak mudah ketika kita tergoda kuat untuk melakukan dosa kesombongan, kemarahan atau kenajisan. Tidaklah mudah ketika kita dilanda kesedihan atau penyakit, ketika kita dikecewakan atau disalahpahami oleh orang lain, ketika kita berkekurangan, dan ketika kita merasa bahwa kita terpuruk di bawah beban salib kita. Pada saat-saat seperti ini kita hendaknya berdoa agar semangat Maria menerima sepenuhnya kehendak Tuhan.

3. Santa Maria yang Diberkati, engkau tidak hanya diangkat ke martabat Bunda Allah, tetapi engkau juga melaksanakan kehendak suci-Nya dengan gagah berani di segala kesempatan. Melalui Putra-Mu, Yesus, berilah aku rahmat untuk selalu bekerja sama dan dengan segala cara dengan rencana-Nya bagiku, baik dalam kehidupan maupun dalam kematian. Amin.—Antonio Kardinal Bacci
 
Antonio Bacci  (4 September 1885 – 20 Januari 1971) adalah seorang kardinal Gereja Katolik Roma asal Italia. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes XXIII.
 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy